Ini fenomena yang (sepertinya) makin menjadi-jadi di ITB. Bimbingan belajar untuk mahasiswa baru. Biasanya cuma berupa tempelan sembarang di papan-papan pengumuman dari yang murah meriah ampai yang lumayan nguras kantong jenis orang-orang dudul macam saya. Tapi tadi, ketika Open House Unit, rupa-rupanya malah ada yang buka stand dan sengar-dengar menawarkan paket per semester. Buset..
Ya, semua orang memang berhak mencari duit dengan menjual jasa pendidikan. Tapi saya rasa, hal ini akan berdampak pada mental belajar seseorang. Tahap Tingkat Persiapan Bersama (TPB) kerap dikondisikan sebagai tahap paling mampus sehingga mmahasiswa baru seolah-olah membutuhkan bantuan (bimbel) untuk dapat melaluinya. Mungkin memang bisa jadi benar bahwa bimbel membantu. Tapi ketika TPB dilalui dan kuliah jurusan dimulai, apakah butuh bimbel lagi? Ketika sudah lulus dan harus ikut seleksi yang ada tes tertulisnya, apakah juga masih mencari bimbel?
Beberapa orang memang butuh bimbel. Tapi bagi saya, kalo masuk ITB, harusnya tidak butuh lagi, keculai memang dia bisa masuk ITB karena mental bimbel juga. Mental bimbel bagi saya adalah keadaan di mana seseorang tidak pe-de dengan apa yang harus dia lakukan sebelum ada sesuatu yang bisa dicontoh. Misal, sebelum ada contoh soal dan penyelesaian UTS Kalkulus, dia tidak PD buat belajar sendiri.
Saya pikir ITB butuh mahasiswa yang mau dan bisa belajar sendiri. Artinya mereka punya insiatif dan inovatif. Bisa mencermati situasi dan kondisi sekitar lalu memutuskan apa yang dilakukan. Bukan sekedar menunggu contoh akan apa yang dilakukan, atau menunggu master untuk ditiru.
Yah, saya menyayangkan saja kalo para mahasiswa baru masih saja mengambil bimbel. Saya pikir mereka akan kehilangan banyak peluang untuk menguji dan mengasah kemandirian mereka dalam belajar. Itu adalah bekal yang mantap untuk tingkat 2 sampai lulus nanti loh. Kalaupun mentok tidak mengerti bila belajar sendiri, belajarlah bersama mereka yang pintar dan mampu. Siapa? Itulah gunanya teman berempat.. (ini jayusan, harap dimaklumi). Atau kalau temannya ga ada yang pintar, cari tahu siapa yang pintari. Nambah teman, jadi ngerti, dan GRATIS pula!! hohohoho...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tiga Puluh Tujuh
Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...
-
Nulis blog dengan judul ini agak kontradiktif ya. Kan yang udah kejadian di Bali harusnya tetap tinggal di Bali. Kalo ditulis, jadinya ga ...
-
http://www.youtube.com/watch?v=9-q58A5zZos There's a lot of things I understand And there's a lot of things that I don't wa...
-
Perasaan kemarin masih 14 bulan lagi menuju tanggal pernikahan. Lalu tiba-tiba sudah tujuh bulan berlalu. Minggu lalu pulang ke Jakarta u...
2 komentar:
Dosennya kurang kali ya
atau mahasiswanya kurang PD
minta bantuan dukun
nanti kalo sudah jadi sarjana namanya
mahasiswa.SM Le Fey
y sebenarnya di dunia dah makin lama makin lunak dosen sihh gak berubah.. kecuali ada evaluasi bagi dosen.. zaman dulu mana ada bimbel.... hehehehee ... in Any Case only you can make A not bimbel.
Posting Komentar