Ini adalah enam buku terakhir yang saya beli dan belum satu pun dari mereka berhasil saya tuntaskan. Hahaha..
The Hunt For Atlantis, dibeli untuk bekal perjalanan pulang dari Medan ke Jakarta. Waktu itu saya lagi tertarik dengan teori Atlantis yang kemungkinan besar ada di Indonesia. Hahaha.. Tidak selesai dibaca karena cerita kurang menarik dan alurnya cenderung bisa diduga.
The Ikon ini konon kartanya akan difilmkan. Saya juga ga selesai membacanya karena bahasanya kurang nyaman dan di tengah-tengah cerita tiba-tiba saya kehilangan selera. Buku ini sebenarnya dibeli oleh ayah saya. Saya tertarik baca karena tumben banget ayah saya beli buku beginian.. Tapi ternyata ayah saya juga belum sempat baca karena kesibukan beliau.
Nah, ini buku lanjutan dari The Girl with Dragon Tattoo. Saya menanti-nantikan buku ini dengan sangat. Begitu melihat di gramedia pasar festival, tanpa pikir panjang langsung beli. Harganya diskon 30% loh. Hahaha.. Tebal, dan butuh konsentrasi tinggi untuk membacanya. Karena kesibukan, saya belum sempat meluangkan waktu dan pikiran untuk buku ini. Jadi sekarang saya biarkan dulu tidak terbaca, tapi pasti akan saya baca. Nunggu momen yang tepat lah..
Tahu penulisnya di acara temu Komsos se KAJ dan teman saya ada yang naksir berat sama dia. Alhasil dia berbaik hati membelikan saya buku ini. Sayangnya, saya belum sempat baca dan setelah saya amati lagi resume di sampul belakangnya, tersebut-sebutlah kata "mantan pacar". Saya langsung hilang selera baca buku ini. Hahaha. Tapi kalo lihat multiply penulisnya, mbak margareta Astaman, harusnya sih bahasanya enak. Tapi saya kan ga begitu suka jeni teenlit atau chicklit gitu kan ya. Yang ini entah apa genrenya, semoga bukan tipe yang ga saya suka deh.
Buku ini saya beli karena tulisan di atas judulnya adalah : "Diterjemahkan langsung dari Bahasa Mandarin". Seingat saya, cerita cinta dari begeri China sana selalu bisa memukau dan mengembalikan kelembutan hati saya. Langsung saya beli deh. Gambar sampul depannya entah kenapa menyentuh saya sedemikian rupa. Bukunya cukup tebal dan membacanya tidka butuh berpikir berat. Di dalam buku ini banyak sekali puisi Pushkin yang memiliki kata-kata indah menyentuh hati. Indah deh pokoknya. Tapi karena tebal, jadi ga selesai dibaca dalam waktu 3 jam saja. Saya masih sampai di tengah-tengah, tapi sudah iseng membaca bab akhir. Hihi.. Tapi begitu mengetahui endingnya tambah semangat mencari tahu tengah-tengah yang bolon gitu.
Nah!!! Dari semua buku yang saya bahas di sini, ini buku PALING MURAH dengan tingkat kepuasan PALING MANTAP yang saya dapatkan. Cerita-cerita pendek tentang budaya India. Begitu menyentuh. Setiap cerita punya makna yang ga bisa langsung didapat begitu saja. Harus ada proses merenungnya. Saya tidak bisa langsung melahap habis buku ini, walaupun buku ini yang paling tipis. Setiap cerita benar-benar menyentuh hati saya. Pantas aja Jumpha Lahiri bisa dapat Pulitzer Price.. Tinggal satu cerita terakhir yang belum saya selesaikan. Besok tamat lah buku ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tiga Puluh Tujuh
Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...
-
Nulis blog dengan judul ini agak kontradiktif ya. Kan yang udah kejadian di Bali harusnya tetap tinggal di Bali. Kalo ditulis, jadinya ga ...
-
http://www.youtube.com/watch?v=9-q58A5zZos There's a lot of things I understand And there's a lot of things that I don't wa...
-
Perasaan kemarin masih 14 bulan lagi menuju tanggal pernikahan. Lalu tiba-tiba sudah tujuh bulan berlalu. Minggu lalu pulang ke Jakarta u...
2 komentar:
Interpreter of Maladies mantap tuh git, bacanya enak banget, ngalir bahasanya.
Sy rekomendasiin juga buku judulnya "Ngobrol dengan Tuhan" oleh Neale Donald Welsh, inspiring!
ok kra.. ntar gw cari ya :)
Posting Komentar