Deregulasi. Kata ini sedang populer di kantor gw. Kita semua menanti-nantikan deregulasi bahan bakar kendaraan. Kalau deregulasi ini benar terjadi, akan sangat berbahagialah perusahaan kerang kuning.
Terus ke mana idealisme kuliah lo git? Kok lo mendukung kapitalisme sih?
Hahaha. Gw sekarang bahkan udah ga tahu lagi mana yang salah dan mana yang bener. Tapi yang gw tahu, jumlah kendaraan di Jakarta menggila, dan banyak mobil bagus membeli bensin dengan harga miring yang sebenarnya diperuntukkan untuk orang-orang yang membutuhkan.
Hey, kalo lo pake mobil cuma buat jalan ke mall, lo berpikir bener-bener butuh bensin seharga 4500 di saat harga aslinya itu 8000an?
Tapi ya itulah. Minyak = politik. Minyak bisa jadi alasan buat sebuah negara ngebom negara lain. Ini gila. Indonesia apa mungkin juga ya suatu hari nanti diserang sama negara lain? Hidup ini memang kadang-kadang mengerikan.
Tadi gw baru dikungjung sama menejer pricing global, dan dia memberi gw suatu gambaran bagaimna nanti pasar yang ideal. Bagaimana harga bisa berubah setiap saat. Menarik karena kembali ke konsep awal ekonomi. Permintaan - Penawaran. Barter. Lo membeli karena lo pingin nuker uang lo dengan sesuatu yang ga bisa lo bikin sendiri. Dan jumlah uang yang lo kasih tentu memiliki korelasi dengan nilai tambah dari sesuatu itu. Di sini fungsi "pricing" menjadi sangat masuk akal dan menyenangkan.
Agak oot , tapi mau tahu kabar mengerikan ga? Kalo tiba-tiba uang dihapus dari muka bumi ini, banyak orang menjerit ga bisa hidup. Karena kita sudah menjadi sangat konsumtif sampai lupa gimana cara biar bisa hidup bahkan ketika di depan kita ada sebidang tanah, beberapa benih tanaman dan sungai yang mengalir. Ini mengerikan bagi gw.
Tapi yang pingin gw bilang sebenernya adalah, deregulasi bisa menjadi sesuatu yang baik. Bisa mengurangi populasi kendaraan mungkin, dan bisa memberika kemungkinan akan adanya harga yang kompetitif. Kalau mau pemerintah Indonesia mungkin bisa menilik bagaimana pemerintah Filipina memberlakukan deregulasi bahan bakar kendaraan bermotor. Dibebaskan, tapi pemerintah bisa intervensi. Misalnya ngasih harga maksimal, atau ngasih subsidi tertentu secara temporer buat produk tertentu.
Bahasa simpel dari deregulasi ini sebenernya gini sih. Mending mana? Pemerintah ngebayarin bensin orang2 bermobil harga di atas seratusjutaan atau ngasih subsidi pupuk atau program asuransi pertanian buat para petani atau ngebangun sekolah dan jalan raya di daerah terpencil?
Hahaha.. Kalo waktu kuliah gw baca tulisan macam ini, pasti gw akan menganggap si penulis ini antek-antek asing. Dunia memang bukan hitam putih.. Hahahaha...
Kamis, 31 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tiga Puluh Tujuh
Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...
-
Nulis blog dengan judul ini agak kontradiktif ya. Kan yang udah kejadian di Bali harusnya tetap tinggal di Bali. Kalo ditulis, jadinya ga ...
-
http://www.youtube.com/watch?v=9-q58A5zZos There's a lot of things I understand And there's a lot of things that I don't wa...
-
Perasaan kemarin masih 14 bulan lagi menuju tanggal pernikahan. Lalu tiba-tiba sudah tujuh bulan berlalu. Minggu lalu pulang ke Jakarta u...
1 komentar:
hahahahhaa...
abu2?
manuk akal...
Posting Komentar