Jumat, 31 Januari 2025

Mild Autism Spectrum Disorder - Perjalanan Baru

 Awalnya, ketika presentasi kelas term 1 bulan September kemarin, pas gw nonton presentasinya banyu, I feel something was off. Gw bisa melihat dengan jelas, Banyu 2-3 step di belakang teman-temannya. Belum lancar membaca, space out seperti tidak aware sekitarnya, asik sendiri, dan ga fokus. Bukan berarti Banyu ga paham tapi kayak bener-bener lost gitu loh.

 Sebenernya dari tahun lalu gw uda ngerasa gitu, tapi maskoko bilang "Aku juga begitu waktu kecil.. Ga apa-apa". Tapi kali ini kayaknya gw ga mau tinggal diam. Pas saat itu maskoko sedang proyek di luar kota, jadi gw sendiri tanpa bilang-bilang, membawa Banyu ke psikolog buat di-asses. 

 Banyu perlu 2 terapi karena ada beberapa perkembangan yang belum terpenuhi sehingga susah fokus, kesulitan membaca dan menulis, jadi grip pensilnya Banyu itu belum firm. Hasil tes IQ Banyu rata-rata dan dia memiliki kesulitan untuk mengerjkan hal yang sifatnya abstrak. Banyu diminta untuk  ikut dua terapi : Terapi Okupasi (untuk memperbaiki postur dan melatih sensori halus) dan Sensori Integrasi (untuk melatih fokus. 

Tapi gw juga sadar, gw harus terlibat langsung dengan cara Banyuy belajar di rumah. Paralel di rumah, gw melarang keras youtube, hanya bisa nonton youtube kalau didampingi dan itu pun lebih ke musik. Lalu tiap hari, Banyu harus membaca buku, dan mengerjakan worksheet apa saja.

Kamis minggu lalu setelah hampir 3 bulan terapi, Banyu diasses lagi untuk evaluasi perkembangannya. Selama 3 bulan ini, perkembangan Banyu cukup pesat. Membaca bahasa indonesia sudah lancar, menulis sudah lebih rapi dan terbaca. Guru di  sekolah juga bilang Banyu berkembang sangat baik. Banyu masih perlu melanjutkan terapi okupasi karena memang postur dan sensori halusnya masih kurang. Fokusnya sudah membaik, sehingaa yang awalnya gw curiga Banyu punya ADHD, tidak terbukti.

Tapi, yang justru terlihat adalah Mild Autism Disorder. Yang mana ini lebih memberikan semacam "cap" bahwa memang Banyu tidak akan bisa optimal di beberapa hal. Tapi dengan terapi dan memonitor perkembangannya, akan dicek lagi 3 bulan ke depan.

Psikolognya bilang "Terimakasih ya Ibu, sudah sangat supportif dan membantu Banyu untuk terus berkembang. Good job mama Banyu.."

Gw dalam hati menangis entah karena sedih entah karena senang, tapi ditahan soalnya itu diucapkan di depan Banyu, gw ga pingin Banyu melihat gw menangis :')

Besoknya gw sengaja keluar buat kerja dari cafe, dan sambil liat foto-foto Banyu gw nangis kejer. Emosinya ini kayaknya tercampur-campur. Sedih dan merasa bersalah kenapa Banyu bisa punya disorder. Capek karena selama ini merasa sendiri untuk mencoba mencari tahu ada apa dengan Banyu, karena kalau ngederin kata maskoko ya ga mungkin bisa sampai di tahap ini. Cemas, takut Banyu ga bisa hidup dengan baik di masa depan. Marah dan kecewa entah ke siapa juga ga tahu. Tapi terharu juga, betapa menjadi seorang ibu itu artinya gw ternyata bisa mencintai seseorang tanpa batas, tak peduli bagaimanapun anaknya, tapi kalau gw atau maskoko uda ga ada, apakah nanti ada orang lain yang bisa mencintai, meenyayangi Banyu seperti gw?

Ini adalah perjalanan baru untuk gw dan Banyu. Dengan indikasi mild autism ini, gw bisa melihat Banyu dengan lensa yang berbeda. Dan ternyata, ada yang harus gw kerjakan terlebih dahulu, yaitu menata hati gw. Menyiapkan hati dan pikiran gw, menerima keadaan, mengganti persepsi gw akan semua hal yang sudah gw proyeksikan ke depan.

Hidup selalu punya kejutan kejutan kecil di saat tak terduga. Untuk kejutan kali ini, semoga gw bisa menjalaninya dengan rendah hati, sabar dan lapang dada.

Tidak ada komentar:

Mild Autism Spectrum Disorder - Perjalanan Baru

 Awalnya, ketika presentasi kelas term 1 bulan September kemarin, pas gw nonton presentasinya banyu, I feel something was off. Gw bisa melih...