Segelas adalah lekas.
Meranggas.
Panas.
Mengeras.
Lalu pulas.
290312
Kamis, 29 Maret 2012
Jumat, 23 Maret 2012
11 Februari 2012
Dan berdiri di sini sendiri adalah sepi. Seperti hari-hari yang lewat.
Tapi tidak untuk langkah ke belakang.
Kita sama mengerti tidak ada harapan.
Bagaimana bila terus berulang?
Bagaimana bila keajaiban hanya terjadi sekali?
Bagaimana bagaimana bagaimana?
saya hanya ingin kembali ke sebuah hari
menemukan lagi
rasa basah
angin yang bertiup
musik
pantai
sedikit ketenangan
sedikit
lagi
____________________
*Anjis,, kenapa baru sakitnya sekarang?
** Ini tulisan PMS
Tapi tidak untuk langkah ke belakang.
Kita sama mengerti tidak ada harapan.
Bagaimana bila terus berulang?
Bagaimana bila keajaiban hanya terjadi sekali?
Bagaimana bagaimana bagaimana?
saya hanya ingin kembali ke sebuah hari
menemukan lagi
rasa basah
angin yang bertiup
musik
pantai
sedikit ketenangan
sedikit
lagi
____________________
*Anjis,, kenapa baru sakitnya sekarang?
** Ini tulisan PMS
Rabu, 07 Maret 2012
Just A Thanks Note
Kamis, 01 Maret 2012
#2 - Bangkok
Sekedar menjelaskan. Resolusi saya tahun 2012 ini adalah pergi ke 12 tempat wisata baru, baik domestik maupun internasional. Tempat kedua : Bangkok
Ini dia perjalan wisata antar negara saya yang pertama! Pertama kalinya dengan uang sendiri :)
Hari 1
Saya berangkat dengan pesawa Air Asia pukul setengah lima sore hari Selasa. Penerbangan langsung dari Jakarta ke Bangkok. Dapat tiket promo, sekitar delapan ratus ribu plus plus, one way only.
Sampai di Bangkok sekitar jam delapan malam. Dari airport ke hotel tepat saya menginap, cukup menggunakan kereta. Praktis dan cepat. Dari airport, tinggal turun ke basement, terus beli tiket ke statiun Rachaprarop. Dari stasiun Rachaprarop, tinggal jalan kaki 10 menit, sampai deh di hotelnya :)
Saya dan lima teman saya yang lain menginap di Baiyoke Boutique Hotel. Hotel tua tapi fasilitasnya bersih dan lebih dari cukup, Empat malam, satu orang kena sekitar 740 ribu rupiah. Murah meriah ya :)
Setelah sampai, kita langsung makan malam di restoran deket hotel. Namanya gw lupa, tapi restoran halal gitu. Rada mahal, satu orang bisa habis sekitar 40 ribuan IDR, tapi ENAK banget. Hahahaha. Percayalah, makan di Bangkok itu murah meriah dan nikmat tiada tara.
Hari Kedua
Hari kedua adalah hari wisata budaya! Ini hari yang sangat menarik.
Kita berangkat dari hotel jam sembilan pagi, dan langsung menuju ke Sathorn Pier. Kita akan meyusuri sungai Chao Praya.
Kita cukup bayar 150 bath, dan selama seharian, kita bebas bolak balik pake perahu "Chao Phraya Tourist Boat" sepanjang sungai Chao Phraya. Pas beli tiket ini, kita juga dikasih satu buku panduan wisata. Jadi di buku itu dijelasin, di setiap dermaga, kita bisa mengunjungi objek wisata apa saja. Sangat membantu dan sangat jelas.
Tujuan pertama kita adalah mengunjungi Grand Palace. Tapi ketika kita sampai ke Grand Palace, waktu sudah menunjukan pukul setengah sebelas dan gw kelaparan. Jadi kita memutuskan untuk makan di restoran terdekat.Habis sekitar 100 bath.
Setelah kenyang, kita masuklah ke area Grand Palace. Luaaaaaaas banget. Jadi Grand Palace ini semacam kompleks yang terdiri dari istana dan juga wihara yang masih digunakan untuk beribadah. Ga boleh sembarangan pakai pakaian di wilayah ini. Kalau pake celana pendek, musti pinjam atau beli semacam kain sarung gitu.
Grand Palace ini benar-benar bagus. Detilnya bangunannya njlimet, rame, dan rapih. Ga kebayang gimana orang dulu bisa bangung beginian. Sayangnya kita ke sana ga pake tour guide, jadi kurang bisa explore sejarah dan arti dari setiap tempat.
Tempatnya ini luas banget yah, perasaan udah capek ngelilingin, eh masih ada aja tempat yang belum dilihat. Hehehe. Puas banget foto-foto di sini, tapi ada beberapa area yang kita ga diperbolehkan untuk ambil foto. Salah satunya di vihara yang paling besar. Kita boleh masuk, tapi ga boleh motret.
Oiya buat masuk ke sini bayar tiket masuk 400 bath, lengkap dengan dua tiket gratis masuk ke Museum Koin dan Vimanmek Mansion. Jadi setelah puas ngelilingin Grand Palace, kita ke Museum Koin, terus ke Vimanmek Mansion.
Nih pelajaran penting ya. Vimanmek Mansion itu JAUH dari Grand Palace. Mending ga usah ke situ deh. Tadinya kita pikir itu walking distance, atau kalaupun naik taksi ya deket lah. Ternyata enggak. Udah gitu, pas kita ngambil taksi, eh si tukang taksinya malah bawa kita ke tempat perhiasan gitu. Kita disuruh liat-liat. Kalau ga ada yang dibeli, ya ga pa-pa. Kalau ada yang dibeli, si tukang taksinya dapat voucher bensin. Jadi ya terserah hati nurani deh, mau beli sesuatu atau enggak. Hahahaha. Oiya, naik taksi dari Grand Palace ke Vimanmek itu 200 bath, taksi yang seukuruan Avanza.
Pas sampai di Vimanmek Mansion, tiket gratisan gw ilang. Jadilah gw musti beli lagi. Ntar begitu pulang dari Vimanmek, ternyata ketauan kalo tiket gw itu kebawa sama temen gw, dan tiket temen gw nyelip di tasnya. Grrrr... Rugi gila-gilaan 150 bath.
Vimanmek Mansion ini adalah istana yang digunakan oleh Raja Thailand Rama V sebelum istana yang Grand Palace nya ini jadi. Bagus sih, semua dari kayu, penuh dengan barang-barang seni bercitarasa tinggi. Tapi kita GA BOLEH BAWA KAMERA, jadi ga bisa foto-foto. Hahahaha. Pokoknya kita semua sebel banget sama si Vimanmek ini, karena makan waktu, dan ga segitunya juga buat diliat-liat. Hahaha.
Dari Vimanmek, kita memutuskan untuk balik lagi ke Chao Phraya river, mengunjungi Wat Arun. Another beautiful temple of Bangkok.
Tiket masuknya kalau ga salah 100 bath. Jeng jeng, pas saya mau masuk ke sini, saya baru sadar. Amplop berisi 3000 bath gw sudah raib entah ke mana. Stress lah saya. Muka pucat. Salah satu pilihan saya adalah napak tilas perjalanan saya dari tadi pagi untuk tahu di mana saya meninggalkan uang gw itu. Kecurigaan saya cuma satu, restoran tempat saya makan sebelum ke Grand Palace. Fiuh. A long way to go. Akhirnya saya memutuskan untuk berpisah dengan kelima teman saya, seorang diri kembali ke restoran tadi. Untungnya kecurigaan saya benar. Amplopnya memang tertinggal dan disimpan oleh ibu penjaganya, yang tidak bisa bahasa Inggris. :):):) Seneng banget deh. Saya memberikan tips 100 bath karena sudah menyimpan uang saya itu. Hahahaha
Nah, gara-gara saya berpetualang nyari duit ilang, saya ga sempat lihat-lihat di Wat Arun :( Teman-teman saya bilang seru, karena mereka naik sampai ke atas dan pas turun curamnya bikin lemes kaki. Huhuhu. Mupeng.
Dari Wat Arun, waktu sudah menunjukan pukul lima sore. Kita baru sadar kalau belum makan siang. Masih ada satu tempat yang ingin kita kunjungi, yaitu Wat Po. Tapi ternyata sudah kesorean. Akhirnya kita memutuskan untuk makan di restoran depan Wat Po.
Dari Wat Po, kita memutuskan untuk pergi ke Kao San. Ini tempat berkumpulnya para backpacker di Bangkok. Ada satu venue yang enak banget buat duduk duduk sambil nunggu gelap. Saya mencoba bir lokal sana. Mereknya Chang. Enak.
Dari Kaosan, sekitar pukul tujuh kita bergerak lagi ke MBK! MBK ini singkatan dari apa ya, kok lupa. Hahaha. Di sana kayak semacam Ambasador. Banyak jual kaos murah meriah. Kita belanja di sana sampai jam sembilan. Setalah itu balik deh ke hotel.
Hari ketiga
Hari ketiga ini, kita mengawali hari dengan berkunjung ke James Thompson museum. James THompson ini adalah orang Amerika yang ketika perang dunia ke dua dikirim ke Bangkok dan jatuh cinta dengan kebudayaan Thailand. Selesai perang, dia memutuskan pindah ke Bangkok dan membangun tempat tinggalnya sedemikian rupa sesuai dengan kebudayaan Thailand. Tahun 1967, dia dinyatakan hilang di Malaysia. Rumahnya kemudian dijadikan museum.
Yang menarik dari museum Thompson ini adalah disediakan tour guide untuk beberapa bahasa. Ada Inggris, Prancis, Jepang, Mandarin. Jadi kalau datang ke museum ini, ga cuma cengok doang dan foto-foto, tapi penjelasan tentang isi ruangannya semuanya jelas dan komplit :)
Museum James Thompson ini sebenarnya sangat gampang dicapai naik BTS kalau dari hotel kita. Tapi lagi-lagi karena kami semua kemampuan membaca arahnya agak-agak dodol, jadinya kita muter-muter lewat jalan belakang. Tapi gara-gara lewat jalan belakang, sekali lagi saya dibikin terpesona oleh transportasinya kota Bangkok ini. Jadi kan kita lewat jalan belakang menyusuri pinggir kali yang warna airnya buteknya amit amit dan bau. Tapi kali tersebut tetap digunakan sebagai sarana transportasi. Jadi ada semacam perahu yang kayak angkot gitu, yang lalu lalang menyusuri si kali bau tersebut. Menurut saya sih keren. Hehehehe.
Dari museum Thompson, kita lanjut ke Cultural Centre Bangkok. Lagi lagi saya terkesan. Itu gedungnya bagus banget. Tapi ya ga heran sih, mengingat putri mahkota Thailand memang sangat berdedikasi terhadap seni dan kebudayaan. Kebetulan pas kita ke sana, sedang ada pameran foto karya putri Tahiland "Princess Maha Chakri Sirindhorn". Saya ga begitu ngerti fotografi sih, tapi menurut saya bagus. Hehehe.
Setelah keliling-keliling museum, rombongan terpisah jadi dua. Yang laki laki main ke museum Madame Tussauds di Siam Discovery. Yang perempuan memilih belanja (pastinyaaaa...) di MBK, tepat di seberang Siam Discovery. Hehehe. Kami janji bertemu lagi jam 6 di stasiun BTS. Dari jam dua sampai jam enam sore, saya berhasil dapat banyak baju. Hahahaha. Bahagia lah pokoknya.
Lepas jam enam sore, kami bergerak ke Platinum. Sayangnya, pas sampai di Platinum, sebagian besar tokok sudah banyak yang tutup. Jadinya kami wisata kuliner lah di sekitar hotel. Tapi seriusan, ngeliat baju-baju di Platinum saya benar-benar ngiler. Bagus dan muraaaaah.
Setelah makan malam, beberapa dari kami memutuskan mencoba pijat refleksi Thailand. Saya lebih memilih balik ke hotel menghemat uang karena mau belanja. Hahahaha.
Hari Ke-empatHari ke empat yang adalah hari terkahir full day di Bangkok. Kita berencana untuk memaksimalkan kesempatan BELANJA. Hahaha. Sebelum belanja kita sarapan dulu di tempat murah meriah yang gw lupa namanya apa. Pokoknya naik kereta sekali aja pindah stasiunnya..Eh.. udah inget. di bawah stasiun Phaya Thai! Di sini sarapan cuma sekitar 10 - 15 ribu dan dapet banyak.
Hari ini, belanjanya full di Platinum. Beneran deh, waktu berlalu terlalu cepat. Dengan budget yang sangat amat amat ketat, saya berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan pakaian terbaik. Dan dapat! Yey. :) Dress biru manis seharga 60 ribu rupiah. Gambar menyusul yak. Hehehe.
Jam satu siang kami bergerak ke China Town. Ini seru deh, karena kita nyasar-nyasar gitu. Kita ga belanja-belanja, benar-benar cuma liat-liat suasana doang. Menurut saya ini kegiatan yang paling agak buang-buang tenaga dengan hasil minim. Hahahaha. Tapi seru sih, get lost gitu, muter-muter balik ke stasiun kereta ngandelin papan penunjuk jalan.
Oiya, lupa cerita. Jadi kan pagi hari sebelum kita mulai jalan, kita nanya ke mas-mas yang jaga di hotel kalau mau ke Chatuchak gimana. Doi bilang, kalo mau ke Chatucak mending malam aja, karena lebih seru. Tentu saja dia bilangnya dengan bahsa Inggris yang terbata-bata. Oleh karena infor yang diterima demikian adanya, akhirnya kita memutuskan pergi ke CHina Town dulu baru ke Chatucak. Dari China Town, kita jalanlah ke Chatuchack sekitar jam empat-an gitu. Sempet mampir ke beberapa tempat sih. Jadinya nyampe Chatuchacknya malam dan ternyata eh ternyata sudah tutup. Hahahaha. Ketawa sarit aja lah saya dan teman-teman saya. Padahal saya sudah menahan diri ga kalap di Platinum biar bisa belanja banyak di Chatucak.
Untuk menghibur diri, malamnya kami makan enak yang mahal di restoran halal yang kami coba tempo hari. Setelah makan malam, kami sempat jalan-jalan sebentar, lalu balik ke hotel untuk packing. Besoknya saya dan dua teman saya harus mengejar pesawat jam sembilan pagi ke Singapore.
Hari kelima
Hari kelima. Pagi-pagi jam enam, saya sudah geret-geret koper menuju ke stasiun. Well.. Bye bye Bangkok... Bye bye Thailand. Saya janji, tahun depan saya akan ke sini lagi, dengan koper yang lebih besar, dengan duit yang lebih banyak, dan akan belanja sampai puaaaaas. Hahahahha.
Demikianlah cerita jalan-jalan saya ke Bangkok. Bagi yang suka belanja ataupun wisata budaya, Bangkok adalah tempat yang musti kalian datangi. Recommended. :)
Ini dia perjalan wisata antar negara saya yang pertama! Pertama kalinya dengan uang sendiri :)
Hari 1
Saya berangkat dengan pesawa Air Asia pukul setengah lima sore hari Selasa. Penerbangan langsung dari Jakarta ke Bangkok. Dapat tiket promo, sekitar delapan ratus ribu plus plus, one way only.
Sampai di Bangkok sekitar jam delapan malam. Dari airport ke hotel tepat saya menginap, cukup menggunakan kereta. Praktis dan cepat. Dari airport, tinggal turun ke basement, terus beli tiket ke statiun Rachaprarop. Dari stasiun Rachaprarop, tinggal jalan kaki 10 menit, sampai deh di hotelnya :)
Saya dan lima teman saya yang lain menginap di Baiyoke Boutique Hotel. Hotel tua tapi fasilitasnya bersih dan lebih dari cukup, Empat malam, satu orang kena sekitar 740 ribu rupiah. Murah meriah ya :)
Setelah sampai, kita langsung makan malam di restoran deket hotel. Namanya gw lupa, tapi restoran halal gitu. Rada mahal, satu orang bisa habis sekitar 40 ribuan IDR, tapi ENAK banget. Hahahaha. Percayalah, makan di Bangkok itu murah meriah dan nikmat tiada tara.
Hari Kedua
Hari kedua adalah hari wisata budaya! Ini hari yang sangat menarik.
Kita berangkat dari hotel jam sembilan pagi, dan langsung menuju ke Sathorn Pier. Kita akan meyusuri sungai Chao Praya.
Kita cukup bayar 150 bath, dan selama seharian, kita bebas bolak balik pake perahu "Chao Phraya Tourist Boat" sepanjang sungai Chao Phraya. Pas beli tiket ini, kita juga dikasih satu buku panduan wisata. Jadi di buku itu dijelasin, di setiap dermaga, kita bisa mengunjungi objek wisata apa saja. Sangat membantu dan sangat jelas.
Tujuan pertama kita adalah mengunjungi Grand Palace. Tapi ketika kita sampai ke Grand Palace, waktu sudah menunjukan pukul setengah sebelas dan gw kelaparan. Jadi kita memutuskan untuk makan di restoran terdekat.Habis sekitar 100 bath.
Setelah kenyang, kita masuklah ke area Grand Palace. Luaaaaaaas banget. Jadi Grand Palace ini semacam kompleks yang terdiri dari istana dan juga wihara yang masih digunakan untuk beribadah. Ga boleh sembarangan pakai pakaian di wilayah ini. Kalau pake celana pendek, musti pinjam atau beli semacam kain sarung gitu.
Grand Palace ini benar-benar bagus. Detilnya bangunannya njlimet, rame, dan rapih. Ga kebayang gimana orang dulu bisa bangung beginian. Sayangnya kita ke sana ga pake tour guide, jadi kurang bisa explore sejarah dan arti dari setiap tempat.
Tempatnya ini luas banget yah, perasaan udah capek ngelilingin, eh masih ada aja tempat yang belum dilihat. Hehehe. Puas banget foto-foto di sini, tapi ada beberapa area yang kita ga diperbolehkan untuk ambil foto. Salah satunya di vihara yang paling besar. Kita boleh masuk, tapi ga boleh motret.
Oiya buat masuk ke sini bayar tiket masuk 400 bath, lengkap dengan dua tiket gratis masuk ke Museum Koin dan Vimanmek Mansion. Jadi setelah puas ngelilingin Grand Palace, kita ke Museum Koin, terus ke Vimanmek Mansion.
Nih pelajaran penting ya. Vimanmek Mansion itu JAUH dari Grand Palace. Mending ga usah ke situ deh. Tadinya kita pikir itu walking distance, atau kalaupun naik taksi ya deket lah. Ternyata enggak. Udah gitu, pas kita ngambil taksi, eh si tukang taksinya malah bawa kita ke tempat perhiasan gitu. Kita disuruh liat-liat. Kalau ga ada yang dibeli, ya ga pa-pa. Kalau ada yang dibeli, si tukang taksinya dapat voucher bensin. Jadi ya terserah hati nurani deh, mau beli sesuatu atau enggak. Hahahaha. Oiya, naik taksi dari Grand Palace ke Vimanmek itu 200 bath, taksi yang seukuruan Avanza.
Pas sampai di Vimanmek Mansion, tiket gratisan gw ilang. Jadilah gw musti beli lagi. Ntar begitu pulang dari Vimanmek, ternyata ketauan kalo tiket gw itu kebawa sama temen gw, dan tiket temen gw nyelip di tasnya. Grrrr... Rugi gila-gilaan 150 bath.
Vimanmek Mansion ini adalah istana yang digunakan oleh Raja Thailand Rama V sebelum istana yang Grand Palace nya ini jadi. Bagus sih, semua dari kayu, penuh dengan barang-barang seni bercitarasa tinggi. Tapi kita GA BOLEH BAWA KAMERA, jadi ga bisa foto-foto. Hahahaha. Pokoknya kita semua sebel banget sama si Vimanmek ini, karena makan waktu, dan ga segitunya juga buat diliat-liat. Hahaha.
Dari Vimanmek, kita memutuskan untuk balik lagi ke Chao Phraya river, mengunjungi Wat Arun. Another beautiful temple of Bangkok.
Tiket masuknya kalau ga salah 100 bath. Jeng jeng, pas saya mau masuk ke sini, saya baru sadar. Amplop berisi 3000 bath gw sudah raib entah ke mana. Stress lah saya. Muka pucat. Salah satu pilihan saya adalah napak tilas perjalanan saya dari tadi pagi untuk tahu di mana saya meninggalkan uang gw itu. Kecurigaan saya cuma satu, restoran tempat saya makan sebelum ke Grand Palace. Fiuh. A long way to go. Akhirnya saya memutuskan untuk berpisah dengan kelima teman saya, seorang diri kembali ke restoran tadi. Untungnya kecurigaan saya benar. Amplopnya memang tertinggal dan disimpan oleh ibu penjaganya, yang tidak bisa bahasa Inggris. :):):) Seneng banget deh. Saya memberikan tips 100 bath karena sudah menyimpan uang saya itu. Hahahaha
Nah, gara-gara saya berpetualang nyari duit ilang, saya ga sempat lihat-lihat di Wat Arun :( Teman-teman saya bilang seru, karena mereka naik sampai ke atas dan pas turun curamnya bikin lemes kaki. Huhuhu. Mupeng.
Dari Wat Arun, waktu sudah menunjukan pukul lima sore. Kita baru sadar kalau belum makan siang. Masih ada satu tempat yang ingin kita kunjungi, yaitu Wat Po. Tapi ternyata sudah kesorean. Akhirnya kita memutuskan untuk makan di restoran depan Wat Po.
Dari Wat Po, kita memutuskan untuk pergi ke Kao San. Ini tempat berkumpulnya para backpacker di Bangkok. Ada satu venue yang enak banget buat duduk duduk sambil nunggu gelap. Saya mencoba bir lokal sana. Mereknya Chang. Enak.
Nongkrong di Kaosan, menikmati bir lokal sana :D |
Dari Kaosan, sekitar pukul tujuh kita bergerak lagi ke MBK! MBK ini singkatan dari apa ya, kok lupa. Hahaha. Di sana kayak semacam Ambasador. Banyak jual kaos murah meriah. Kita belanja di sana sampai jam sembilan. Setalah itu balik deh ke hotel.
Hari ketiga
Hari ketiga ini, kita mengawali hari dengan berkunjung ke James Thompson museum. James THompson ini adalah orang Amerika yang ketika perang dunia ke dua dikirim ke Bangkok dan jatuh cinta dengan kebudayaan Thailand. Selesai perang, dia memutuskan pindah ke Bangkok dan membangun tempat tinggalnya sedemikian rupa sesuai dengan kebudayaan Thailand. Tahun 1967, dia dinyatakan hilang di Malaysia. Rumahnya kemudian dijadikan museum.
Yang menarik dari museum Thompson ini adalah disediakan tour guide untuk beberapa bahasa. Ada Inggris, Prancis, Jepang, Mandarin. Jadi kalau datang ke museum ini, ga cuma cengok doang dan foto-foto, tapi penjelasan tentang isi ruangannya semuanya jelas dan komplit :)
Museum James Thompson ini sebenarnya sangat gampang dicapai naik BTS kalau dari hotel kita. Tapi lagi-lagi karena kami semua kemampuan membaca arahnya agak-agak dodol, jadinya kita muter-muter lewat jalan belakang. Tapi gara-gara lewat jalan belakang, sekali lagi saya dibikin terpesona oleh transportasinya kota Bangkok ini. Jadi kan kita lewat jalan belakang menyusuri pinggir kali yang warna airnya buteknya amit amit dan bau. Tapi kali tersebut tetap digunakan sebagai sarana transportasi. Jadi ada semacam perahu yang kayak angkot gitu, yang lalu lalang menyusuri si kali bau tersebut. Menurut saya sih keren. Hehehehe.
Dari museum Thompson, kita lanjut ke Cultural Centre Bangkok. Lagi lagi saya terkesan. Itu gedungnya bagus banget. Tapi ya ga heran sih, mengingat putri mahkota Thailand memang sangat berdedikasi terhadap seni dan kebudayaan. Kebetulan pas kita ke sana, sedang ada pameran foto karya putri Tahiland "Princess Maha Chakri Sirindhorn". Saya ga begitu ngerti fotografi sih, tapi menurut saya bagus. Hehehe.
Salah satu foto yang gw suka. Hahahaha. |
Setelah keliling-keliling museum, rombongan terpisah jadi dua. Yang laki laki main ke museum Madame Tussauds di Siam Discovery. Yang perempuan memilih belanja (pastinyaaaa...) di MBK, tepat di seberang Siam Discovery. Hehehe. Kami janji bertemu lagi jam 6 di stasiun BTS. Dari jam dua sampai jam enam sore, saya berhasil dapat banyak baju. Hahahaha. Bahagia lah pokoknya.
Lepas jam enam sore, kami bergerak ke Platinum. Sayangnya, pas sampai di Platinum, sebagian besar tokok sudah banyak yang tutup. Jadinya kami wisata kuliner lah di sekitar hotel. Tapi seriusan, ngeliat baju-baju di Platinum saya benar-benar ngiler. Bagus dan muraaaaah.
Setelah makan malam, beberapa dari kami memutuskan mencoba pijat refleksi Thailand. Saya lebih memilih balik ke hotel menghemat uang karena mau belanja. Hahahaha.
Hari Ke-empatHari ke empat yang adalah hari terkahir full day di Bangkok. Kita berencana untuk memaksimalkan kesempatan BELANJA. Hahaha. Sebelum belanja kita sarapan dulu di tempat murah meriah yang gw lupa namanya apa. Pokoknya naik kereta sekali aja pindah stasiunnya..Eh.. udah inget. di bawah stasiun Phaya Thai! Di sini sarapan cuma sekitar 10 - 15 ribu dan dapet banyak.
Hari ini, belanjanya full di Platinum. Beneran deh, waktu berlalu terlalu cepat. Dengan budget yang sangat amat amat ketat, saya berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan pakaian terbaik. Dan dapat! Yey. :) Dress biru manis seharga 60 ribu rupiah. Gambar menyusul yak. Hehehe.
Jam satu siang kami bergerak ke China Town. Ini seru deh, karena kita nyasar-nyasar gitu. Kita ga belanja-belanja, benar-benar cuma liat-liat suasana doang. Menurut saya ini kegiatan yang paling agak buang-buang tenaga dengan hasil minim. Hahahaha. Tapi seru sih, get lost gitu, muter-muter balik ke stasiun kereta ngandelin papan penunjuk jalan.
Walaupun nyasar, tetep foto foto hehehe.. |
Oiya, lupa cerita. Jadi kan pagi hari sebelum kita mulai jalan, kita nanya ke mas-mas yang jaga di hotel kalau mau ke Chatuchak gimana. Doi bilang, kalo mau ke Chatucak mending malam aja, karena lebih seru. Tentu saja dia bilangnya dengan bahsa Inggris yang terbata-bata. Oleh karena infor yang diterima demikian adanya, akhirnya kita memutuskan pergi ke CHina Town dulu baru ke Chatucak. Dari China Town, kita jalanlah ke Chatuchack sekitar jam empat-an gitu. Sempet mampir ke beberapa tempat sih. Jadinya nyampe Chatuchacknya malam dan ternyata eh ternyata sudah tutup. Hahahaha. Ketawa sarit aja lah saya dan teman-teman saya. Padahal saya sudah menahan diri ga kalap di Platinum biar bisa belanja banyak di Chatucak.
Untuk menghibur diri, malamnya kami makan enak yang mahal di restoran halal yang kami coba tempo hari. Setelah makan malam, kami sempat jalan-jalan sebentar, lalu balik ke hotel untuk packing. Besoknya saya dan dua teman saya harus mengejar pesawat jam sembilan pagi ke Singapore.
Hari kelima
Hari kelima. Pagi-pagi jam enam, saya sudah geret-geret koper menuju ke stasiun. Well.. Bye bye Bangkok... Bye bye Thailand. Saya janji, tahun depan saya akan ke sini lagi, dengan koper yang lebih besar, dengan duit yang lebih banyak, dan akan belanja sampai puaaaaas. Hahahahha.
Awesome Bangkok! We'll be back! |
Langganan:
Postingan (Atom)
Tiga Puluh Tujuh
Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...
-
Nulis blog dengan judul ini agak kontradiktif ya. Kan yang udah kejadian di Bali harusnya tetap tinggal di Bali. Kalo ditulis, jadinya ga &q...
-
http://www.youtube.com/watch?v=9-q58A5zZos There's a lot of things I understand And there's a lot of things that I don't wa...
-
Perasaan kemarin masih 14 bulan lagi menuju tanggal pernikahan. Lalu tiba-tiba sudah tujuh bulan berlalu. Minggu lalu pulang ke Jakarta u...