Dulu gw merasa masa kecil gw itu mudah. Baca, nulis, berhitung, kali-kalian, semuanya gampang. Jadi gw pikir pas gw punya anak juga akan segampang itu. Lalu lahirlah Banyu. Di bulan-bulan awal masa hidupnya, rasanya semua akan mudah, ngomongnya cepat, ceria, ga takut orang.
Lalu masuklah usia 3 jalan 4. Tidak semudah itu. Dia ga terlalu tertarik sama baca tulis, sukanya ya main. Gw stress lah. Gimana kalau anak gw ga secerdas itu. SMA di SMA terbaik (katanya) se Jakarta & kuliah di kampus terbaik (katanya) bangsa, pinginnya kan ya anak-anak gw juga gitu dong. Tapi Koko lebih santai. Kalo dibanding-bandingin ya dia bedalah, ga akademik, lebih ke praktikal aja gitu. Jadi ngeliat Banyu kayak gitu ya santai aja.
Yang gini-gini bikin gw sering berantem sama Koko, gw pingin begini begitu, Koko pingin woles aja lah, semampunya aja. Tapi akhirnya setelah ke sana ke sini, ada dua hal yang membuat gw labih punya pegangan untuk membesarkan Banyu. Pertama : metode montessori, lalu yang kedua tentang 9 kecerdasaan manusia.
Psikolog Howard Gardner mencetuskan teori kecerdasaan ganda, bahwa ada 9 dimensi kecerdasan manusia : Logika Matematika, Linguistik, Emosional, Intrapersonal, Musikal, Visual Spasial, Kinestetik, Naturalis, Eksisteensial.
Kita dibesarkan dengan hanya 1-2 dimensi kecerdasaan saja yang jadi fokus, biasanya ya Logika Matematika. Dan stress gw ke Banyu sepertinya memang hanya berfokus pada kecerdasan Logika Matematika saja. Semakin ke sini, semakin jelas, itu bukan kekuatannya Banyu. Apalagi setelah adeknya, Bella lahir. Perkara berhitung dan membaca, walau beda 2 tahun, Banyu dan Bella itu bisa dibilang di level yang sama.
Terus gimana tau kecerdasannya Banyu itu apa? Ya kuncinya memang adalah dengan memperkenalkan Banyu ke 9 aspek itu. Dan dibantu juga dengan memahami metode montessori. Yang gw ambil dari metode montessori ini adalah bahwa tiap anak punya fasenya masing-masing untuk belajar, ada yang lebih cepat dibandingkan yang lain. Jadi ya jadi lebih sabar dan musti fokus ke anaknya, dia lagi suka apa, butuhnya apa. Sambil ya dikasih tau batas-batasnya juga sih, terutama soal etika. Mana yang sopan, mana yang ga sopan, mana yang bisa dibilang, mana yang enggak, ga boleh pukul-pukul atau banting-banting.
Ada suatu masa di mana gw itu takut banget kalau Banyu itu berkebutuhan khusus, karena dia itu benar-benar ga bisa fokus. Ketika teman-teman lainnya disuruh tracing, nulis, mewarnai bisa khususk, Banyu lebih memilih ke sana ke mari, ga mau dengerin. Beda sama Bella, nah kalo Bella itu bisa tuh. Sama gurunya Banyu di sekolah montessorinya dibilang, Banyu memang belum siap, motorik halusnya masih perlu dilatih. Jadi dia diajarinnya ya bukan disuruh nulis terus, tapi nuang-nuang pasir atau air gitu, buat melatih motorik halusnya. Jadi ya dia ga fokus karena gerakan menulis itu bikin tangan dia ga nyaman. Kita aja yang dewasa disuruh olahraga yoga yang susah-susah juga pasti males kan. Lalu past review semesteran, sama gurunya dikasih liat hasil tulis-tulis Banyu. "Yang dilihat progressnya ya, dari dia narik garis goyang-goyang, sekarang bisa lebih stabil." Bikin tenang :)
Ohiya, di teori Kecerdasan Ganda ini, ya 1 orang itu bisa punya beberapa jenis kecerdasan ya, jadi ga harus cuma 1 doang ya. Kalo Banyu sih gw perhatiin kayaknya di Naturalis, Musikal dan Emosional ya. Yang terakhir ini, dia itu sangat sensitif dan perasa sebenarnya. Kelihatannya cuek, tapi sebenarnya sangat care ke ibu, bapak dan adeknya. Kalo Bella, dia Visual Spasial, Musikal dan Kinsetetik nya jauh lebih menonjol. Banyu Bella juga sepertinay dua-duanya cukup baik di linguistik. Temen-temen gw selalu bilang kalau dengerin Banyu Bella ngomong itu ga kayak seperti anak-anak seumurannya.
Buat Logika Matematikanya sih, dua anak ini belum terlalu gimana-gimana gitu sih, tapi baru aja minggu lalu gurunya Banyu bilang Banyu sedang suka mengerjakan hitung-hitungan. Membaca juga ya belum yang bisa-bisa banget, ada masa gw sempet marah ke Banyu karena dia ga bisa-bisa baca, tapi sekarang sudah woles. Di umur 6 -7 tahun syaraf-syaraf otaknya sudah matang untuk belajar membaca, jadi ya kemarin-kemarin ya memang belum bisa karena belum matang, syarafnya. Walaupun ya ada yang sudah bisa juga, tapi itu bukan Banyu. Duh gw tuh jadi merasa berdosa kalau inget dulu marah-marah ke Banyu karena ga bisa baca. Tapi gw marahnya soalnya karena dia kayak males2an gitu loh, ga fokus, kayak pinginnya nonton youtube aja.
Demgan paham ada bannyak kecerdasan ini juga jadi bikin gw lebih woles sama dunia ini, sama orang-orang yang gw temui dan lebih paham bahwa untuk membuat dunia ini berputar, butuh lebih dari sekedar pinter itung-itung dan logika saja. Mungkin gw dulu dibesarkan dengan mindset, harus pinter supaya sukses di mana pinter itu maksudnya adalah masuk IPA dan ketrima di jurusan favorit. Tapi ya itu, dunia itu luas, ada banyak hal yang dibutuhkan buat sukses, dan satu jenis kecerdasan saja tentunya tidak cukup :)
Semangat semua para orang tua hehe