Kamis, 24 Februari 2011

Random on Thursday 4pm

Hmmm, cuma pingin nulis kalau hari ini gw rasanya mengerti maksud lagu ini. Ini bukan lagu patah hati. Ini lagu orang pacaran. Ini lagu orang pacaran yang lupa gimana caranya pacaran. Ini lagu optimis.
Haha..
Itu tadi ketawa satir ya barusan.
Gw dengerin lagu ini terus-terusan hari ini. Ga bosen-bosen. Dewa 19 yang masih bagus. That good old times.
Besok gajian!
Semangat!
_______
Tiba saat mengerti
Jerit suara hati
Yang letih meski mencoba
Melabuhkan rasa yang ada
Mohon tinggal sejenak
Lupakanlah waktu
Temani air mataku,
Teteskan lara
Merajut asa,
Menjalin mimpi
Endapkan sepi - sepi
Cinta'kan membawamu...
Kembali disini,
Menuai rindu
Membasuh perih
Bawa serta dirimu...
Dirimu yang dulu
Mencintaiku apa adanya...
Saat dusta mengalir
Jujurkanlah hati
Genangkan bathin jiwamu
Genangkan cinta
Seperti dulu
Saat bersama
Tak ada keraguan...

Minggu, 06 Februari 2011

Cahayanya Mbah

Malam itu selesai misa 40 harian almarhum mbah kung, Raka, adik sepupu saya yang kelas satu esde disuruh ibunya -yang adalah bulik saya- untuk membacakan sebuah puisi. Puisi ini dibuat oleh bulik saya, ditujukan untuk kedua orang tuanya, yang juga adalah orang tua bapak saya, yang artinya adalah kakek nenek saya. Keduanya sudah meninggal. Nenek saya meninggal tahun 90an. Kakek saya meninggal 28 Desember lalu.

Pada saat Raka membacakan puisi, saya mengambil fotonya dari samping ruangan. Pada saat foto pertama, ada cahaya berbentuk lingkaran besar. Saya pikir itu pantulan blits. Jadi setelah itu saya ambil lagi beberapa foto dari beberapa sudut yang lain. Cahaya dalam bentuk lingkaran besar itu tidak tampak lagi.

Setelah acara selesai, saya tinjau ulang foto-foto saya itu. Sedikit merinding saya baru sadar bahwa cahaya lingkaran itu bukan berasal dari pantulan blits karena di situ tidak ada kaca sama sekali...



Lihat kan lingkaran bercahaya yang saya maksud? Terlalu terang dan terlalu aneh karena sumbernya entah dari mana. Lagipula pada saat itu, tidak ada orang yang melihat cahaya di daerah sekitar situ.

Esok paginya, saya dapat cerita dari ibu saya bahwa ketika membaca puisi, Raka sempat mendengar suara cukup keras, suara yang mirip dengan suara almarhum mbah kung saya. Suara itu bilang, "Raka, mana ibumu?". Waktu mendengar suara itu, Raka kaget, tapi karena tidak melihat sumber suaranya, dia lanjut baca terus.

Ibu juga cerita kalau sepupu saya yang lain, Febi, tiga tahun, yang tinggal di rumah mbah di Tulung Agung kadang-kadang suka membuka kamar alm mbah dan bilang " Mbah Kung.. " seolah-olah ada mbah kung di sana.. Hmm tambah merinding.

Menurut kepercayaan, selama empat puluh hari, arwah orang meninggal masih jalan-jalan, baru setelah itu naik. Makanya harus didoakan terus supaya bisa istirahat dengan tenang. Cahaya lingkaran itu menandakan sesuatu yang damai dan nyaman kan ya? Semoga penampakan cahaya itu maksudnya adalah memberi tahu bahwa arwah alm mbah senang didoakan dan sudah bisa beristirahat dengan tenang. Amin!

Kamis, 03 Februari 2011

Early Express - Lipstick Lipsing

If you miss the train i’m on
At least you know that i’m gone
And you can hear the whistle’s blown
A thousand miles away from home

If you miss the train i’m on
At least you know that i’m gone
The loco head on, the loco head on
The loco head on to the show

I will jump off my train
Dry my blood in my vein
But now we’ve found the end

I wish you
I hope you know what I do
Please carry me away
But it’s not today

I wish you
I hope you know what I do
Don’t believe what they say
Cause it’s not today
_____________

Mungkin bukan yang terbaik buat gw, tapi tebaik buat semua orang. Dan mungkin yang terbaik buat lo juga. Ga ada masa depan yang harus dipikirkan dan ga ada tuntutan atau pandangan sinis ke lo lagi kan?

Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...