Kamis, 14 Maret 2013

Air Untuk Warga Komodo!

November tahun lalu bersama kawan kuliah Bita, Inu dan Sandy,  saya berlibur ke Pulau Flores. Iya, pulau Flores. Nun jauh di timur Indonesia. Well, masih lebih jauh Irian Jaya sih, tapi itu lokasi paling timur yang pernah saya kunjungi.

Di hari ke tiga, dalam perjalanan dari Riung ke Bena, kami sempat berhenti untuk berisitrahat. Saat kami berhenti, melintas di depan kami seorang bapak dan seorang ibu berjalan membawa beberapa dirigen kosong. "Pergi untuk mencari air", penjelasan guide kami.  Di desa tempat kami berhenti, instalasi air belum tersedia. Tiap keluarga harus berjalan untuk mengambil air di tempat-tempat tertentu.

Perjalanan mengambil air. Di beberapa tempat bahkan anak-anaklah yang bertugas mengambil air. :(

Flores adalah pulau yang indah. Apa saja yang kamu cari ada di sana. Naik gunung bisa, snorkeling bisa, wisata kuliner bisa, wisata adat bisa. Tapi kalau bicara soal pembangunan, yang namanya ketidakseimbangan pembangunan dapat dimengerti dengan jelas di sini. Bukan cuma keterbatasan air, listrik juga masih merupakan barang langka. Di Riung, listrik masih dijatah hanya tersendia jam 6 sore sampai jam 6 pagi.

Oleh karena itu, ketika saya membaca status BBM kawan saya, Shana, yang mengajak untuk patungan membeli galon dalam rangka membantu warga Komodo mengakses air, saya tidak berpikir dua kali!

Jadi Shana dkk sedang bekerja membuat sistem air bersih untuk warga di sekitar kepulauan Komodo. Dan untuk mendistribusikan airnya diperlukan galon-galon air.Untuk lebih jelas soal apa yang dilakukan di sana, say coba cerita plus say akasih gambar yang saya copy paste langsung dari blognya Shana ya. Hehehe.

Warga yang tinggal di kepulauan komodo harus pergi ke Labuan Bajo menggunakan perahu selama dua jam untuk bisa mengakses air bersih. Sepengetahuan saya, bahkan warga Labuan Bajo pun harus membeli air bersih dalam bentuk galon kalau ingin mandi enak dengan air bersih.
Nahm saya kurang paham soal teknologi ini, tapi intinya adalah akan ada sebuah alat yang dibangun di pulau-pulau kecil ini yang bisa mengolah air tanah menjadi air bersih. Jadi warga tidak perlu lagi pergi ke Labuan Bajo untuk membeli air.
Proses pemasangan alat ini sudah berjalan loh. Di bawah ini adalah beberapa dokumentasi proses instalasinya. Dan seperti yang saya bilang tadi, nantinya masyarakat dapat mengakses air bersih dari sistem ini. Pakai apa membawa airnya? Tentu saja pakai galon. Dan itulah yang sekarang Shana dkk sedang berusaha lakukan, mengumpulkan galon untuk para warga :)

Mau ikut membantu? Gampang kok. Tinggal transfer aja. hehehe.
Informasi detailnya di bawah ini ya,  juga saya salin langsung dari blog ibu Shana:

Teman-teman bisa ikut berkontribusi dengan salah satu atau semua dari 3 hal di bawah ini:
1. Ikut serta dalam program crowdfunding Komodo WAI ini dan membantu masyarakat Komodo mengumpulkan 5000 galon yang akan menjadi aset masyarakat lokal Komodo tersebut dengan bentuk donasi. Kontribusi teman-teman per galon senilai Rp. 26.000,-
2. Ikut menyebarkan pesan ini. Masyarakat lokal percaya mereka bisa meningkatkan kualitas hidup mereka dengan inisiasi kegiatan ini. Kami juga percaya. Oleh karena itu, kami menyampaikan pesan ini ke teman-teman.
3. Apapun yang ingin teman-teman kontribusikan, termasuk doa. Setiap kontribusi kalian sangat berarti bagi masyarakat lokal Komodo.
Gampang kan ya :) Update terakhir dari Shana, saat ini sudah terkumpul 3000 galon untuk memenuhi kebutuhan 5000 galon. KalauJadi teman-teman tertarik untuk berkontribusi, teman-teman bisa mengirimkan email ke pickbird@yahoo.com atas nama Shana atau email KOMODO WAIdi id.cleanwater@gmail.com.

Donasi untuk Galon bisa disalurkan melalui transfer ke:
1. Rek. Mandiri 1240005662425 a.n. Tinamitra Mandiri
2. Rek. BNI 0084762755 a.n. Adhi Setyo Santoso
3. Rek BCA: 7660305402 a.n. Hasna Afifah
4. Rek Woori Bank (Korea) 1002145667008 a.n. Santoso Adhi Setyo
5. paypal: adhi.setyo.santoso@gmail.com
Jadi kalau mau bantu, tunggu apalagi. Ga pakai tipu tipu. Hehehe. Hal kecil untuk perubahan yang mudah-mudahan berdampak besar. 

Hormat dan salut saya untuk Shana cs. Mari kita dukung :) Yuk mari!

Sabtu, 09 Maret 2013

Lagu dan Curhat



It's The Idle Urban Contemporaries. Musik pendek yang kalau didengarkan memaksa saya untuk berkontemplasi semenit dua menit. Apalagi kalau didengarkan jam jam segini, jam curhat nasional. Hahaha.

Jadi ceritanya saya baru ngestalk teman lama. Anggap saja namanya X. Sudah lama saya tidak berkomunikasi dengan dia. Komunikasi saya terakhir dengan dia agak kacau. Sayanya sih yang kacau. X ini bisa dibilang teman dekat lawan jenis saya yang pertama. Kita berteman baik. Mulai dari main bareng sampai telponan setiap hari. Saya suka temannya, dia suka teman saya. Hahaha. Tapi itu masih SD, SMP. Apalah yang kita tau di umur segitu. Hahaha.

Dia adalah teman yang istimewa. Saya ingat salah satu kalimatnya yang saya ingat sampai sekarang. "Aku percaya kalau menikah itu seharusnya tidak dibatasi oleh suku, agama dan ras." Untuk ukuran anak kelas 6 SD, kalimat itu terdengar keren dan tidak gampang dipahami. Saya sekarang ingin tahu, apakah dia masih berpikiran seperti itu. Oiya, dia juga pernah mengirimi saya kartu ulang tahun elektronik gambar hati yang saya buka di internet dengan bantuan ayah saya. Jadi kebayang bagaimana malunya waktu saya lihat itu.

Lalu waktu SMP tiba-tiba dia menyatakan perasaan suka ke saya dan saya bingung. Hahaha. Perasaan bingung ini entah kenapa dinyatakan dalam bentuk marah. Tak lama dia jadian dengan teman saya. Lalu ada jarak yang di antara kita. Saya sedikit kehilanga. Sedikit cemburu malah. Tapi saya tutupi. Baru sekarang saya menegeri, itulah yang namanya gengsi.

Saya lalu pindah kota, dan dari friendster saya bisa menemukan jejaknya. Saya sempat meminta maaf, dia memafkan. Lalu dari friendster pindah ke facebook. Dan suatu saat di 2009 ketika saya sedang kacau-kacaunya, saya menghubungi dia. Entah kenapa. Lalu akhirnya saya yang malu sendiri karena saya menjadi tidak jelas dan ngarepdotcom sedangkan dia biasa saja, malah tidak lama kemudian punya pacar. Hahaha.

Waktu berlalu, saya lupa soal dia, dan sekarang 4 tahun kemudian, tiba-tiba nama dia muncul di halaman facebook saya, memberi jempol di satu link yang saya share. Membuat saya tergoda untuk melihat isi profile facebooknya.Wajah tidak banyak berubah. Dilihat dari positngan-postingannya, sepertinya dia sedang galau. Dan saya tidak melihat kata-kata in a relationship di profilnya. Dia sudah bekerja di negara tetangga. Keluarganya juga tampak bahagia. Baguslah.

Saya tidak bisa tidak tergoda untuk bertanya-tanya, apakah bisa terjadi yang namany CLBK hahaha setelah 12 tahun berlalu? Atau ini cuma karena saya saja yang mentok tidak bisa ke mana-mana saja ya, hahaha.
Saya menutup halaman facebooknya dan memutuskan untuk menulis tentang dia itu di sini. Bagaimana pun juga dia pernah menjadi teman saya yang paling baik. Saya berharap semoga dia sukses dan bahagia selalu. Amin.

Ya sudah, mau cerita itu saja. :p

Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...