Kenapa waktu 21 April kemarin kita disuruh pake batik? Apakah karena kartini dulu selalu memakai batik? Kayaknya sih, dia pakai kebaya walau bawahnya batik. Hohohoho…
Nuansa batik begitu terasa di kampus ganesha kemarin. Dresscode yang digaungkan kabinet cukup berhasil dipopulerkan. Tapi sepertinya korelasi antara batik dan kartini itu sendiri masih terlalu lemah di logika saya.
Mari kita coba mengkorelasikan:
Kartini ada seorang ibu rumah tangga dari keluarga Jawa ningrat. DIa memberikan pendidikan kepada anak-anak perempuan di lingkungannya, di mana pada masa itu perempuan tidak berhak menyentuh bangku pendidikan. Walau meninggal di usia muda, apa yang ia lakukan menjadi katalis penyetaraan pendidikan antara perempuan dan laki-laki di Indonesia. Saya menekankan kata penyetaraan pendidikan. Konsep penyetaraan di sini bukan pukul rata secara membabi buta ya, tapi sebuah konsep yang (bagi saya) mengakui keberadaan wanita untuk turut menyeselesaikan masalah-masalah dunia, bukan sejedar penghias warna-warni dunia… halah… J Bagian dari feminism J Dan hei,,, feminisme adlah konsep yang turunannya banyak, jadi ga selalu negative.. Meminjam istilah Hanna: Feminisme itu bukan tunggal, tapi jamak, banyak mazhabnya.
Nah. Sekarang dengan latar belakang apa yang telah Kartini lakukan, pemerintah memperingati 21 April sebagai hari Kartini. Kita pun diperbolehkan memperingati hari ini dengan berbagai cara. DI kampus kemaren, ada diskusi yang mengundang cewek2 ok yang sukses. Bolehlah. Itu menunjukan wanita-wanita ini telah mendapat pendidikan yang dulu diperjuangkan kartini dan terbukti mampu ikut berusaha memperbaiki masalah sekitar yang ada. Tapi kalau fashion show??
Okeilah, batik pakaiannya kartini. Tapi masak itu dasar kita pakai batik-an? Kalau yang jadi perancang fashion shownya termasuk cewek2 oke, gw masih terima. Kalau di balik setiap busana yang ditampilkan ada penjelasan yang berbau filosofis, gw malah tambah seneng. Tapi ini fashion show yang “seolah-olah” dijadikan daya tarik semata untuk meramaikan diskusi yang diadain. Yang ada, diskusi hanya tinggal diskusi. Suara para pembicara tenggelam di anatar para mahasiswa yang ramai memenuhi CC entah untuk apa.
Fiuh… di mana semangat kartininya?? Bagi saya, Hari Kartini adalah hari untuk mengingatkan orang tentang seorang Kartini yang mau memenuhi cita-citanya walaupun nekat. Hari Kartini adalah peringatan kepada seorang wanita yang membuat saya bisa sekolah dan menulis tulisan ini. Jadi, wajarlah saya kecewa dengan perayaan yang kali ini… Kosong sajalah… Tapi tak pa-pa.. Diawali dengan hura-hura, semoga diakhiri dengan renungan di hati para penonton fashion show kemarin sore,,,, hohohoho…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar