Senin, 26 Januari 2009

kira-kira orang bakal milih yang mana

ini ga serius ya...
gw cuma menerka-nerka, untuk orang-orang yang males mikir pas pemilu ntar, apa yang bakal mereka pilih..
mungkin bisa jadi inspirasi buat gw kalo ampe hari H ntar gw masih ga tahu milih siapa..

hahaha...
gw bukannya ngajakin yang ga bener ya,,,
kan cuma berandai-andai...

1. pilih yang namanya bagus
2. pilih cewek aja, biar cewek leih terwakili
3. pilih caleg dari partai yang jatah kursinya paling dikit (kasian gitu maksdunya)
4. pilih yang nomor urutnya sesuai tanggal atau bulan atau kombinasi tahun lahir,, (iseng banget?)
5. pilih yang kita kenal (seleb gitu maksudnya)
6. pilih yang banyak gelarnya, berharap itu orang pinter
7. pilih yang namanya sama dengan nama kita
8. pilih yang paling bawah, atau yang paling atas
9. mencoblos sedemikian rupa sehingga hasil coblosan membentuk pola (??)]

ada yang mau nambahain??

saya ga mohon doa restu, saya membawa sesuatu!

gw paling bingung deh kalo ada iklan (tepat ga sih memakai kata iklan?) para calon anggota DPR yang berbunyi "Mohon doa restu....".

maksud gw, kalimat itu kan ga membantu gw sama sekali untuk mengerti dia akan menjadi caleg yang seperti apa... jadi caleg yang iklannya kayak gitu ga bakal gw peduliin..

terus, kalo ada caleg yang beriklan apa yang akan dia perjuangkan. gw pasti akan lebih mengingat dia. misalnya dia bilang dia bakal memperjuangkan pendidikan, apa mau memberantas korupsi atau apalah. kalao punya jatah nyoblos 4 orang, ya gw bakal milih 4 orang yang peduli dengan 4 hal berbeda kan??

cuman sih sampe sekarang, belum ada caleg yang iklannya "nampol",,

fatwa usa keluar kalo GOLPUT itu HARAM kecuali bila tidak ada calon yang diannggap baik..

hahahaha..


kalo ampe pemilu ntar gw ga nemu caleg yang "nampol", ga haram kan?

Jumat, 16 Januari 2009

menstruasi

wanita memang rumit.

karena punya yang siklus namanya menstruasi.

yang bisa menyebabkan berbagai macam perilaku aneh sebelum mauapun sesudahnya

seperti

marah-marah

nangis ga jelas

sensi super

sakit perut bukan main

mencret-mencret

dan kentutnya bau.

hahahaha,,,,

Jumat, 09 Januari 2009

Pesimis

Saya selalu membayang kehidupan di bumi ini 10, 20 tahun lagi tidak jauh berbeda dengan film Children of Men, atau The Day When The Eart Stood Still, atau Babylonia. Situasi di mana semuanya chaos, kacau, berantakan.

Saya selalu merasa tertekan melihat ketimpangan sosial di sekitar saya. Tapi rasa tertekan saya terlebih disebabkan oleh ketidakmampuan saya menemukan solusi tepat apa yang bisa saya lakukan.

Bagaimana mencegah pembengkakan pertambahan penduduk? Bagaimana mengendalikan tindak kriminal dan anarki? Bagaimana menyikapi orang-orang miskin, pengemis, preman, pelacur, mahasiswa bodoh? Bagaimana menyikapi pemanasan global? Bagaiman amenyikapi pendidikan?

Saya akan lulus juli ini. Lalu apa yang harus saya cari kemudian? Namun sebelum melangkah lebih jauh ke situ, apakah saya sudah mendapatkan semua jawaban hidup saya ketika saya keluar dari kampus ini?

Saya sering mendapatkan beribu-ribu diskusi dan seminar yang mendorong mahasiswa menjadi agen of change. Berpikir, perbaikan, kritik, apapun itulah. Mahasiswa ITB itu dulu kritis, kenapa sekarang melempem? Dulu saya masih rela capek2 diskusi sampai malam, tapi sekarang, diskusi saja malas. Kenapa? Karena saya sudah ga percaya lagi dengan jalan itu. Dan dengan berkurangnya rasa kepercayaan dan rasa nyaman saya, lingkungan lama saya pun juga meninggalkan saya.

Semester ini, saya banyak menghabiskan waktu dengan teman sejurusan dan dosen-dosennya. Dosen itu pilar penting untuk mebentuk karakter mahasiswa loh.. Hal simpel mulai dari menghargai waktu, sampai menghargai kejujuran. Dan juga perspektif lain tentang kegiatan kemahasiswaan. Saya juga mulai dekat dengan teman-teman saya yang lain. Yang punya ritem hidup yang lain. Memberi saya suatu perspektif baru tentang kehidupan sih..

Setiap manusia punya sistem nilai hidupnya masing-masing... Tiap daerah punya sistem khasnya sendiri!!! Itu dia! Nilai yang dipegang kebanyakan orang Jawa dan sebagian orang Sumatera beda!!

Gimana kalau sebenarnya yang menyebabkan kehancuran bangsa ini adalah karena Indonesia itu terlalu besar!!!!!!

gimana kalau Indonesia jadi negara bagian aja??? bukan provinsi bukan NKRI, tapi negara bagian???
hahaha,, simplifikasi yang berlebihan... tapi ya siapa tahu karena itu.. kan luamyan banyak pengehematan tuh kalo jadi negara bagian. DPR jadi ga ada, ongkos transportasi buat kunjungan daerah blabla ga ada. Antar negara jadi bersaing. Bukannya kontrolnya jadi lebih oke ya...???

Kita jadi kayak gini konon katanya karena kita itu MARUK. haus kekuasaan... hahaha... ya iyalah... Gajah Mada aja maruk, nyatuin Indonesia pake Sumpah Palapa.. kenapa sih dia ga puas ama Pulau Jawa aja??

Bermain di sistem yang salah?
hmmm

Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...