Selasa, 13 September 2011

Manja

Hari ini itu seperti pecah.
Manja.
Cuma satu kata itu yang nempel di kepala gw. Sudah dua orang ngomong begini ke gw.
Manja.
Orang yang pertama ngomong begitu dua tahun yang lalu.
Orang yang kedua ngomong begitu hari ini.

Dulu. Dulu sekali waktu gw masih ga takut apa-apa, kayaknya gw jauh dari kata manja itu.
Tapi sekarang, ketika banyak hal yang bikin gw gentar, tanpa gw sadari gw menjadi seperti itu.

Jadilah gw marah-marah seharian.
Karena bener. Karena iya bener manja.
Karena ternya ada segelintir orang yang diberi tempe untuk dijadikan mental. Dan gw termasuk dari segelintir orang tersebut.

Seseorang pernah bilang kurang lebih gini. Pencapaian tertinggi sebuah jiwa adalah ketika jiwa itu bebas, independent. Dan ketika kita mencintai seseorang, maka dia kan menjadi ketergantungan. Oleh karena itu, cinta yang paling indah adalah dengan tidak mengungkapkannya, karena kita ingin orang yang kita sayang menjadi bebas. Ga bebas itu berarti manja bukan ya?

Hari ini mungkin gw ga sendiri. Mungkin juga ada orang-orang lain yang menemukan bahwa hari ini dia bukanlah yang paling tangguh untuk hidup. Dan bahwa ternyata sakit hati itu membunuh.
Beberapa orang bisa melewatinya dengan mulus.
Beberapa orang perlu pisau untuk melewatinya.
Beberapa orang bahkan ga pernah bisa sampai ke garis batasnya. Terpuruk.

Gw butuh pisau. Buat mematikan perasaan mungkin.
Hahahaha.
Tidak lucu sih.
Tapi tetap tertawa.
Palsu.

Tidak ada komentar:

Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...