Sabtu, 09 Juni 2012

#5 - Knysna and Plettenberg (Part 3)

Day 3 - 14 May : Knysna!

Hari Senin pagi, 14 May 2012. Hari ini sampai hari Rabu nanti, kita berencana untuk Road Trip. Jadi kita akan menyetir ke kota kecil bernama Knysna, itu sekitar 400 kilo dari Capetown. Rute yang kita ambil ini namanya Garden Route.
Garden Route itu adalah rute dari Capetown menuju ke Port Elizabeth. Awalnya kita ingin lanjut terus dari Knysna ke Port Elizabeth, Tapi akhirnya kita memutuskan untuk sampai ke Plettenber saja, itu kota kecil satu jam dari Knysna. Alasannya adalah karena kita juga ingin mengexplore Capetown, jadi tidak mau menghabiskan waktu di jalan.

Pemandangan sepanjang perjalanan dari Capetown ke Knysna cukup OK. Jalannya mulus dan lurus, berasa kayak di Eropa sih kalau kata saya.

Gambar yang terkahir ini udah berasa kayak ngeliat layar Windows 95 ga sih? Hahahaha.

Satu hal yang menarik dari Afrika Selatan ini adalah sopan santu berlalulintasnya. Salah satunya adalah kalau kita ketemu bunderan, kita harus mendahulukan mobil di bunderan tersebut. Walaupun mobilnya masih agak jauh dan sebenernya baik-baik aja kalau kita maju, tapi kita pasti udah diklaksonin. Jangan coba-coba etika yang ini deh di Indonesia, ga bakal jalan-jalan mobilnya. Hahaha.

Selain itu, di sini juga kalau lagi di jalan tol , misal mobil di depan kita lambat dan dia lihat bahwa mobil kita cepat, dia akan ngasih jalan loh. Teru sebagai ucapan terimakasih, kita harus ngasih lampu hazard sekali, sebagai ucapan "sama-sama" nya, si mobil bersangkutan akan ngasih lampu dim. Itu manis banget loh. Hehehehe.

Oiya, di Afrika Selatan, jalan tolnya ga pakai gerbang tol. Mereka kayak punya sensor gitu, jadi kita di sana ga bayar tol. Pembayaran tolnya itu dikenakan ke rental mobil, dan rental mobilnya akan motong dari kartu kredit kita. Di sana juga ada daerah yang ada batas kecepatannya, dan kalau kita langgar, dendanya juga akan masuk ke rental mobil, dan si rental mobil itu akan motong dari kartu kreditnya.

Sudah canggih lah sistem transportasi di sana. Ada kamera pemantau kecepatan, dan setiap mobil sudah dikasih sensor, mungkin semacam bluetooth gitu, jadi kalau ngelanggar speed limit, secara otomatis dendanya langsung dikenakan ke akun bank pemilik mobil tersebut. Begitu juga dengan biaya tol. Susahnya adalah, karena ga ada gerbang tol, kita di sana selalu bingung bedain mana jalan tol mana yang bukan, secara sama bagusnya. Hahaha. Hal paling tolol yang pernah kita lakukan adalah, saking kita ga tahu mana jalan tol mana yang bukan, pas GPS bilang kita disuruh ngambil "exit tol", kita keterusan sampe tiga exit gitu. Hahahaha. Untuk bukan di jakarta, buat puterbalik cuma butuh 10 menit :D

Di tengah perjalanan, kita sempat berhenti di sebuah toko wine dan melongo bego ngeliat harga wine cuma 40ribuan. Hahaha. Setelah muter ke kiri ke kanan liat ini liat itu, kita memutuskan untuk membeli dua botol wine. Hahahaha. Jam sudah menunjukan pukul dua siang. Kita semua kelaparan. Kita memutuskan untuk makan di Mossel Bay.


Mossel Bay

Mossel Bay adalah kota kecil di pinggir laut. Hahaha, iyalah, namanya ada Bay. Setelah browsing di tripadvisor.com dan mydestination.com, salah satu restoran yang paling banyak direkomendasiin orang di Mossel Bay adalah Cafe Gannet. Dengan bantuan GPS canggih, kita berhasil sampai ke sana. :)

Karena belum belajar dari kesalahan tadi malam dan kita semua lapar, kita pesan makanan masing-masing satu porsi. Itu porsinya gede-gede. Enak semua, tapi banyak banget. Kita pada habis gitu. Hahahaha.
Tapi menurut kita semua, yang paling ultimate dari restoran ini adalah kerangnya! :)


Cafe Gannet ini punya dua tempat makan, yang indoor dan yang outdoor. Pas kita sampai, sedang hujan, jadi kita makan di dalamnya. Tapi pas selesai makan, hujannya sudah reda, jadi kita sempat minum wine sambil menikmati pemandangan. Viewnya OK loh, pantai :)

Cafe Gannet ini pelayanannya juga OK loh. Mereka ngasih rekomendasi menu yang bagus, ramah, selain itu, mereka juga nyimpenin payung saya dan Rendy yang ketinggalan. Hari Rabu, waktu kita jalan balik ke Capetown dan mampir ke sini lagi, mereka masih nyimpen payung kita. Hehehehe.



Sebelum kita melanjutkan perjalanan ke Knysna, kita sempat jalan kaki muterin kota Mossel Bay. Kota ini kecil, jadi sore jam empatan, toko-toko sudah pada tutup. Setelah keliling-keliling kita memutuskan segera melanjutkan perjalanan ke Knysna.

Jam sudah menunjukkan pukul enam sore ketika mobil kita masuk ke kota Knysna. Kita belum memesan penginapan, jadi sekali lagi dengan berbekal tripadvisor, booking.com dan agoda.com, kita berhasil mendapat rekomendasi "B My Guest" Hotel.

Waktu lagi nyari-nyari lokasi hotel itu, Benny yang sejak dari Mossel Bay ketiduran gara-gara kebanyakan minum wine, tiba-tiba bangun dan pingin boker. Kita sempat berhenti di SPBU Caltex nungguin Benny boker. SPBU itu di dua hari ke depan menjadi satu titik penting karena merupakan patokan apakah kita sudah keluar dari kota Knysna atau belum. SPBU ini kita beri nama Tibo, Titik Boker. Di kemudian hari, di antara kita berempat, kata tibo digunakan untuk mengganti kata kerja buang air besar. Hahahaha. Ini penting amat ya.

Satu orang per malam kena charge 200 Rand, itu sekitar 210 ribu. Kita mendapat semacam satu unit rumah. Isinya 2 kamar, 1 kamar dengan 2 tempat tidur, 1 kamar lagi 1 tempat tidur, plus sofa bed di ruang tamu. Dilengkapi dengan televisi, satu kamar mandi satu kitchen sink, satu set kompor, satu toaster, satu microwave dan seperangkat perabotan dapur lengkap mulai dari panci sampai gelas wine.  We are happy with that. :)

Nyaman banget tempat ini. Berasa kayak di rumah. Yang mengurus penginapan ini adalah pasangan lansia yang sangat ramah. Penginapan ini punya anak mereka, dan mereka yang mengurus pengelolaannya. Mereka ramah sekali dan jam check in, check outnya santai. Mungkin karena sedang low season kali ya.

Masalah paling besar yang kita hadapi kemudian adalah colokan listriknya aneh! Bahkan colokan listrik internasional punya Benny ga punya sambungan yang kayak gini. Hahahaha. selama di Knysna, kita krisi listri nasional lah pokoknya. Cuma ada dua colokan yang bisa kita pakai, itu pun yang kaki dua pipih. Jadi ga semua gadget bisa dicharge. Hehehehe.



Setelah sempat bertanya tanya dan browsing di internet mengenai di mana tempat makan yang recommended, akhirnya malam itu kita memutuskan untuk pergi ke Knysna Waterfront. Hampir mirip seperti Waterfrotn yang di Capetown, letaknya di pinggir dermaga. Sayang waktu kita sampai ke sana, hujan turun deras sekali. Kita memutuskan untuk makan di Falcon Creek Spur.

Kita semua di sana kelaparan, jadi begitu makannya datang, langsung sikat habis, lupa moto. Yang jelas makanannya enak sih. Hahahaha.

Karena hujan, kita ga begitu leluasa buat jalan-jalan, lagipula anginnya dingin banget. Begitu sampai di hotel, langsung deh kita buka wine yang kita beli tadi siang. Rasanya yang satu kayak tanah, yang kedua aneh. Hahaha. Tapi efeknya bikin tidur pules sih.  Seruuuuu! Jam setengah satu pagi, semua udah pada tepar.. Kecual saya. Hahaha. Faktor usia sepertinya. Hahahah. End of day 3. Be ready for more adventure on the next day!!  :)

Tidak ada komentar:

Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...