Minggu, 12 Agustus 2012

Piknik Makan Siang di Kebun Raya Bogor!

Jadi, saya mempunya teman-teman yang saya kenal dari SMP. Hobi kami agak-agak caur, bersenang-senang dengan kostum dan properti. Mulai dari makan malam Natal yang kostumnya harus all out.



Atau makan siang di apartemen yang pingin dipikin kayak piknik.


Hahahaha. Nah, kali ini kita mau jadi piknik beneran. Diputuskan, hari ini kita  pergi piknik makan siang ke Kebun Raya Bogor! Yey yey yey. Pesertanya adalah saya sendiri, Nancy, Fio dan Larissa. Dresscodenya? 80's. Hahahahaha.

Kite berangkat jam sembilan dari Jakarta dan sampai ke TKP sekitar jam sepuluh. Sempat menunggu Fio sekitar 20 menit karena doi berangkat sendiri dari Cibubur, tapi karena di tempat loketnya ada tempat duduk, jadi kita santai-santai saja. Secara ya, kita heboh gitu, bawa keranjang piknik, tiker, kamera, lengkap dengan gaya 80's, hahaha, petugas sempat bertanya "Mbak, nanti mau ganti baju? Karena kalau ganti baju terus motret motret dengan properti, ada biaya yang harus dibayar lagi." Hoooo, kita baru tahu, tapi karena tujuan kita adalah beneran untuk piknik dan keranjang ngejreng Nancy itu isinya makanan semua, jadi kita ga usah bayar dong. Hehehe.

Tiket masuk cukup sepuluh ribu rupiah. Dan kalau hari libur, mobil tidak boleh masuk, jadi kita parkir di gedung tepat sebelum Pintu Masuk 1. Biaya parkirnya sepuluh ribu rupiah juga.  

Setelah berjalan mendaki gunung lewati lembah, sampailah kita di tempat yang kita rasa cukup teduh dan nyaman untuk makan siang. Hehehe. Pokoknya di sana kita bersenang-senang.



 

 




 Setelah puas foto-foto, kita mampir dulu ke jembatan merah dan jalan ke Rumah Anggrek.


Pas pulang, gerimis turun, dan waktu kita sampai di mobil hujan turun sederas-derasnya. Hahaha. Bogor memang kota hujan :)

Overall, today is a super fun day! Thanks Fio, Nancy, Larissa. Next time lagi yaaa!

Kamis, 09 Agustus 2012

Kugy in Me (Sedikit Resensi buku Perahu Kertas)

 

Buku ini sudah lama terbit. Tapi saya baru membacanya awal tahun ini karena tiba-tiba secara random, kawan SMA saya, Iqbal Gentur, berkata kepada saya bahwa saya sangat mirip dengan tokoh Kugy di buku ini. Saya baru nulis soal buku ini sekarang karena hari ini baca berita kalau ternyata buku ini dibuat film. Hehehe.

Hmmm. Waktu itu saya adalah orang yang pendiam dan sedikit tidak nyaman dengan diri saya sendiri. Saya penasaran, tanpa pikir panjang, saya langsung beli buku Perahu Kertas ini dan saya selesaikan hari itu juga.

Kalau mau diringkas, buku ini bercerita tentang bagaimana si tokoh utama "Kugy" mengenal dan mencari 'soul mate' nya. Ceritanya sangat ringan, pop sekali, jangan terlalu berharap banyak dari segi kualitas cerita. Ada bagian yang sangat realistis, tapi ada juga bagian yang terasa sangat sangat chicklit dan saya tidak suka itu.  Tapi karena ringan, cocok untuk sejenak meninggalkan logika dan persoalan yang serius. Baca buku ini mengingatkan kita bahwa di satu titik, ada saat-saat di mana kita bisa percaya akan keajaiban dalam hidup. 

Pertama kali membaca, rasanya aneh. Kugy adalah tokoh yang ceria, penuh imajinasi, punya tekad kuat, percaya diri, loveable, sesuatu yang bukan saya sama sekali. Pernahkah saya menjadi orang yang seperti itu? Ketika saya konfirmasi hal itu kepada teman saya, dia bilang dari semua teman yang dia miliki, cuma saya yang paling mirip dengan karakter si Kugy ini.

Hmm, berarti ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Kalau orang lain bisa melihat saya begitu ceria syalala seperti si Kugy ini, mengapa saya malah tidak bisa.  Bulan demi bulan berlalu. Ada banyak hal yang saya alami, ada banyak orang yang saya temui. Dan tampaknya saya mulai menemukan "Kugy" dalam diri saya. Hahaha. I think it is something good :)

Buku ini cocok dibaca kalau lagi nunggu di bandara atau kalau lagi nunggu dokter. Konfliknya agak klise jadi ga perlu banyak mikir. Dan seperti yang saya bilang, baca buku ini mengingatkan saya bahwa naif bukan selalu hal yang jelek, dan mimpi memang diperlukan untuk bikin hidup lebih hidup.

Punya duit lebih, beli buku ini deh. Kalo ga, mending pinjem aja. Dari karya-karya Dee yang lain, ini super ngepop, tapi sedikit rugi kalo ga pernah baca. Hehehe.

Senin, 06 Agustus 2012

Semua Orang Punya FTV-nya Masing-Masing

Minggu-minggu terakhir ini saya mendengarkan banyak cerita dari teman-teman sekitar saya. Mulai dari yang sedih, sedih banget, sampe sedih menjurus tragis. Hahaha. Mulai dari hubungan yang kandas setelah sewindu lebih. Atau bertemu 'soulmate' di kala yang satu sudah berkomitmen dengan orang lain dan akhirnya mereka memutuskan untuk mundur, melupakan kekuatan rasa yang terjadi. Atau rekan kerja yang akhirnya berhasil hamil setelah usaha bertahun-tahun, tapi lalu keguguran. Atau jatuh cinta kepada orang yang sudah punya pacar. Tidak bisa move on, terjebak dalam situasi tidak menyenangkan. Sampai pernikahan yang dibatalkan beberapa minggu sebelum hari H.

Kayak cerita cerita di FTV.Well, kalo kata temen saya yang namanya Fachmi Permadi, semua orang punya FTV-nya masing-masing.

Kita tidak pernah tahu bagaimana hidup memilihkan kita jalan. Semua hal di dunia ini bekerja dengan cara yang misterius. Mengapa kita jatuh cinta, mengapa kita  melupakan, mengapa kita membenci. Kadang terasa sangat depresif, kadanga malam terjadi begitu saja tanpa tekanan yang berarti.

Saya selalu mengagumi orang-orang yang selalu ceria, dan merasa bahwa hal-hal yang sedih tidak perlu diumbar kemana-mana. Kalau dipikir-pikir memang buat apa bersedih. Segala sesuatu yang sudah terjadi tidak bisa diulang lagi. Tapi ngomong doang kan gampang ya. Makanya kita butuh teman. Buat bercerita, menumpahkan semua-muanya, berkeluh kesah, mewek mewek ga jelas. Dan saya pingin jadi orang yang seperti itu. Orang yang bisa jadi tempat sampah semua orang. Bisa mendengarkan dan kalau bisa memberikan solusi. Jadi orang bijak, hahahaha.

Mellow. Malam ini judulnya mellow. Aneh memang. Orang lain yang punya perkara, kok saya yang sedih sedih ga jelas begini. Hahahaha. Tapi setelah dipikir-pikir kok nyaman ya. Maksudnya, perasaan mellow kayak gini kayaknya sesuatu yang membuat saya nyaman. Hahaha. Ada sesuatu yang kosong di dalam sini dan masih belum ketemu apa. Firasat saya mengatakan *halah* bahwa setiap cerita yang saya dengar itu punya maksud dan tujuan. Ada pesan-pesan tersembunyi di dalamnya, yang bisa menuntun saya menemukan apa pun itu yang saya cari. Jadi saya merasa nyaman mungkin karena dengan semakin banyak hal-hal yang bikin saya mellow, artinya semakin banyak petunjuk dan saya tidak dibiarkan sendiri.

Balik ke topik semula. Semua orang punya FTV-nya masing-masing. Semua orang punya luka masing-masig, dan mereka  punya cara masing-masing untuk menghadapi sakitnya. Semoga kita semua bisa melalui FTV kita masing-masing dengan baik. Hahaha. Ini tulisan so ga jelas gini. Maafkan ya. :D

Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...