Buku ini sudah lama terbit. Tapi saya baru membacanya awal tahun ini
karena tiba-tiba secara random, kawan SMA saya, Iqbal Gentur, berkata kepada saya bahwa saya sangat mirip
dengan tokoh Kugy di buku ini. Saya baru nulis soal buku ini sekarang karena hari
ini baca berita kalau ternyata buku ini dibuat film. Hehehe.
Hmmm. Waktu itu saya adalah orang yang pendiam dan sedikit tidak nyaman dengan diri saya sendiri. Saya penasaran, tanpa pikir panjang, saya langsung beli buku Perahu Kertas ini dan saya selesaikan hari itu juga.
Kalau mau diringkas, buku ini bercerita tentang bagaimana si tokoh utama "Kugy" mengenal dan mencari 'soul mate' nya. Ceritanya sangat ringan, pop sekali, jangan terlalu berharap banyak dari segi kualitas cerita. Ada bagian yang sangat realistis, tapi ada juga bagian yang terasa sangat sangat chicklit dan saya tidak suka itu. Tapi karena ringan, cocok untuk sejenak meninggalkan logika dan persoalan yang serius. Baca buku ini mengingatkan kita bahwa di satu titik, ada saat-saat di mana kita bisa percaya akan keajaiban dalam hidup.
Hmmm. Waktu itu saya adalah orang yang pendiam dan sedikit tidak nyaman dengan diri saya sendiri. Saya penasaran, tanpa pikir panjang, saya langsung beli buku Perahu Kertas ini dan saya selesaikan hari itu juga.
Kalau mau diringkas, buku ini bercerita tentang bagaimana si tokoh utama "Kugy" mengenal dan mencari 'soul mate' nya. Ceritanya sangat ringan, pop sekali, jangan terlalu berharap banyak dari segi kualitas cerita. Ada bagian yang sangat realistis, tapi ada juga bagian yang terasa sangat sangat chicklit dan saya tidak suka itu. Tapi karena ringan, cocok untuk sejenak meninggalkan logika dan persoalan yang serius. Baca buku ini mengingatkan kita bahwa di satu titik, ada saat-saat di mana kita bisa percaya akan keajaiban dalam hidup.
Pertama kali membaca, rasanya aneh. Kugy adalah tokoh yang ceria, penuh imajinasi, punya tekad kuat, percaya diri, loveable, sesuatu yang bukan saya sama sekali. Pernahkah saya menjadi orang yang seperti itu? Ketika saya konfirmasi hal itu kepada teman saya, dia bilang dari semua teman yang dia miliki, cuma saya yang paling mirip dengan karakter si Kugy ini.
Hmm, berarti ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Kalau orang lain bisa melihat saya begitu ceria syalala seperti si Kugy ini, mengapa saya malah tidak bisa. Bulan demi bulan berlalu. Ada banyak hal yang saya alami, ada banyak orang yang saya temui. Dan tampaknya saya mulai menemukan "Kugy" dalam diri saya. Hahaha. I think it is something good :)
Buku ini cocok dibaca kalau lagi nunggu di bandara atau kalau lagi nunggu dokter. Konfliknya agak klise jadi ga perlu banyak mikir. Dan seperti yang saya bilang, baca buku ini mengingatkan saya bahwa naif bukan selalu hal yang jelek, dan mimpi memang diperlukan untuk bikin hidup lebih hidup.
Punya duit lebih, beli buku ini deh. Kalo ga, mending pinjem aja. Dari karya-karya Dee yang lain, ini super ngepop, tapi sedikit rugi kalo ga pernah baca. Hehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar