Sabtu, 23 November 2013

Mendaki Semeru, Mengalami Mahameru

Sejujur-jujurnya naik gunung tidak pernah menjadi pilihan liburan sampai bulan Mei lalu saya naik gunung Rinjani. Hahaha. Kepuasan batin dari naik gunung itu lumayan adiktif. Makanya di bulan Juli, ketika Octa muncul di halaman facebook dengan ajakan naik gunung Semeru, tanpa pakai mikir (seperti biasa ya Git :3) saya langsung mengiyakan. Lagi-lagi tanpa tahu kalau Semeru ini gunung tertinggi di Jawa. Hahaha.

Rombongan pendaki kali ini cukup bervariasi. Saya diajak Octa, Octa mengajak teman NAVnya David, Hana dan Ruli, dan juga teman Mandirinya Chris, Cindy, Dharma. Ruli mengajak adik dan sepupunya: Ricko dan Sri. Hana mengajak teman SMA nya : Bastian. Chris mengajak adiknya : Aldian. Jadi total kita ber 12. Rame ya  :)

Atas permintaan Octa, saya dengan agak malas-malasan  senang hati mencoba menceritakan trip kali ini sebaik mungkin. Hahaha. Janjinya sih Oktober kemaren. Tapi ya namanya juga manusia, tempatnya khilaf dan lupa (bukannya salah dan dosa ya?).

Meeting point kita adalah kota Malang. Bagaimana cara pergi ke Malanng?
1. Naik kereta dari Jakarta. mulai dari matarmaja 65 ribu sampai Gajayana 300 ribu.
2. Naik pesawat langsung ke Malang. Sekali jalan dari mulai 500an sampai 1 jutaan tergantung promo.
3. Via Surabaya bisa naik kereta dengan harga hampir sama dengan kalau ke Malang, atau naik pesawat dengan harga normal sekitar 500 ribuan. Dari surabaya ke Malang bisa pakai travel yang ada di bandara sekitar 90ribuan tapi biasanya harus pesen dulu, atau dari situ naik taksi ke terminal (sekitar 50-60ribuan) dari terminal naik bis ke malang tapi jalannya nunggu penumpang dulu, itu sekitar 20 ribuan.

Oiya, di terminal kalo bingung jangan langsung percaya sama orang kalo dibilang bisnya baru datang 4-5 jam lagi. Soalnya buntut-buntutnya dia nawarin travel yang harganya ga masuk akal juga. Hahaha. Cari aja itu mesti ada kok bisnya, sekalipun itu jam dua pagi. Hehehe.

Jadi waktu itu rombongan terbagi dua, yang datang dari Surabaya dan yang langsung ke Malang. Dengan waktu kedatangan berbeda-beda singkat cerita kita semua berhasil berkumpul semua sekitar jam 11 di stasiun Malang. Daaaan petualangan dimulai! Uhuy :)

Dari stasiun Malang, kita nyarter angkot 120 ribu rupiah untu mengantar kita ke Tumpang. Dari Tumpang, kita menyewa lagi jip untuk membawa kita ke Ranupani, 500 ribu rupiah. Ranupani itu pos pelaporan terkahir sebelum memulai pendakian. Bener ga si ini bahasany? Hahaha.




Dari Malang ke Tumpang sekitar 1 jam, dari Tumpang ke Ranupani itu sekitar 2 jam. Kita sampai di Ranu pani sekitar pukul tiga sore. Karena sedang bulan puasa, suasananya sepi. Sempat makan-makan dulu, istirahat, re-packing, sambil menunggu penjaga pos datang. Kita harus mendaftar dulu dan membayar biaya administrasi yang saya lupa berapa. Hehehe. Kita juga memutuskan untuk menggunakan jasa porter karena jumlah orang yang banyak dan logistiknya lumayan banyak juga. Hehehe. Porter itu sektiar 125 ribu sehari.



Jam empat sore kita mulai jalan. Kita berencana untuk kemping di danau legendaris Ranu Kumbolo. Perjalanan sekitar empat jam dari Ranupani ke ke Ranu Kumbolo. Tracknya gampanglah. Sampai satu jam pertama, jalannya masih paving blok. Jam kedua mulai turun hujan gerimis. Tapi di jam terakhir udara bagus dan kita bisa selamat sampai ke Ranu Kumbolo. Dingin banget nget nget. Pinginnya adalah cepat makan dan tidur. Hahaha.

Ranu Kumbolo

Besok paginya, itu adalah salah satu pagi yang paling menyenangkan. Bangun pagi melihat danau yang diselimuti kabut. Mistis.





Tujuan hari itu adalah mencapai Kalimati. Perjalanan paling lama sekitar 5-6 jam. Pukul 10 siang kami berangkat. Dari Ranu Kumbolo kita melewati beberapa tempat berikut :

Tanjakan Cinta

Konon katanya kalau kita bisa menaiki tanjakan cinta ini nonstop dengan kepala lurus ke depan tanpa menoleh ke belakang, nah jodohnya segera datang tuh. Well, saya sih ceritanya kemarin bisa tuh jalan nonstop gitu. Semoga jodohnya cepet dateng yes. Hahaha.

Oro-oro Ombo





Oro-oro ombo adalah hamparan tanaman Verbana brasiliensis yang ada di balik bukit tanjakan cinta. Cantik sekali dengan warna ungu di mana-mana. Banyak foto narsis di sana tapi ya sudahlah ya. Hahaha.

Cemoro Kandang

Arti namanya adalah pohon cemara yang dikandangin, hahaha. Setelah melintasi oro-oro ombo, kita mulai menanjak naik melewati hutan cemara.




Setelah sekitar 3 jam mendaki cemoro kandang, yang kalau tidak salah banyak sekali istirahatnya sampai kita di Jambangan.

Jambangan

 Dengan langit yang bersih, kita bisa melihat si ganteng Semeru dari sini. Masih ada satu jam lagi dari Jambangan ke Kalimati dan kita agak santai karena waktu masih menunjukan jam setengah dua siang.



Kalimati

Dan akhirnya Kalimati :) Kita sampai ke Kalimati jam tiga sore. Setelah pasang tenda lalala lili kita sempat juga mengambil air. Saya menikmati sisa hari itu. Kalimati adalah tempat yang manis dan damai.






Summit Attack

Tibalah saat yang dinanti nanti. OK. SUMMIT ATTACKNYA SEMERU ITU 100% BIKIN NANGIS !
Ok mungkin itu agak lebay. Hahaha. Tapi sejauh yang saya ingat yang saya ingat hanya pasir,  delosor ke bawah, kehabisan nafas. Hahahaha. Dan itulah yang saya lalui selama 8 jam saudara-saudara!

Dan jam setengah 8 pagi akhirnya saya sampai di puncak semeru : Mahameru
Rasanya...
Hmmm..
Hening.

Kadang-kadang sesuatu yang kita alami terjadi sangat sangat sangat emosional sehingga begitu giliran harus menceritakan di sini, malah jadi bingung.
Setelah lima menit mengatur nafas lalu memandangi sekitar untuk mengagumi, barulah foto foto narsis.






Dan perjalanan pulang dari puncak ke bawah itu lamaaaa sekali karena kaki saya bengkak dan berjalan sangat-sangat lambat. Kita baru sampai lagi ke Kalimati jam 1 siang.

Satu hal yang menjadi pengalaman berharga dari summit attack kali ini adalah, kalau menurut saya, belajar untuk tidak egois. Jadi rombongan terpecah menjadi tiga. Yang cepat, yang sedang-sedang saja, dan yang lambat. Ternyata rombongan yang lambat dan tertinggal di belakang benar-benar tertinggal di belakang dan sedikit agak terabaikan dengan minuman dan makanan yang tidak memadai. Dan konyolnya, saya yang ada di rombongan sedang-sedang saja tau kondisi mengenaskan rombongan yang lambat dari pendaki lain. Setelah sedikit agak drama, untunglah semuanya bisa selamat sampai kembali ke Kalimati. Saya rasa intinya adalah jangan egois dan pengendalian diri. Tahu kapasitas diri sendiri dan lebih peduli dengan teman-teman satu tim. Saya sempat ditegur oleh pendaki lain ketika  "drama" terjadi. Hahaha. Malu sih sebenarnya. :(

Setelah semua menenangkan diri, beberes dan bersiap-siap. Jam tiga sore kita jalan kembali ke Ranu Kumbolo dan baru sampai di situ jam tujuh malam.

Keesokan paginya, itu adalah pagi paling indah sejagat raya :)
Ranu Kumbolo di sebuah pagi yang cerah secerah-cerahnya :)




Jam sembilan pagi kami jalan kembali ke Ranupani. Pemandangan di jalan pulang ternyata sangat menyenangkan juga. Aneh sekali ya rasa capek mau mati yang saya rasakan waktu summit attacks menghilang entah ke mana. Hahaha. Kita sampai kembali ke Ranupani dengan berapa kali berhenti beristirahat sekitar jam 2 siang. Oiya, semua sampah-sampah kita selama ngecamp di atas harus dibawa balik ke Ranupani ya :)



Daaaaan berakhirlah perjalan Semeru. Sesampainya di Ranupani, mobil jip yang janji akan menjemput kita ternyata tidak muncul, akhirnya kita balik ke Tumpang menggunakan truk barang, satu orang kalau ga salah cuma 20-30ribu rupiah. Dari Tumpang, kita charter angkot lagi ke Malang dan diantar sampai terminal.

Semeru itu... penuh kejutan. Kalau lihat dari pemandangannya sih saya lebih senang Rinjani. Tapi kalau untuk pengalaman dan sensasinya, Semeru benar-benar berkesan. Selama perjalanan mendaki Semeru, banyak berkontemplasi. Oiya, bareng bersama rombongan kita adalah keluarga kecil dengan dua anak yang masih SD yang pergi mendaki walau hanya sampai Kalimati. Itu menyenangkan sekali nampaknya. Dear futurehusband, kita kayak gitu juga ya ntar. Hahaha.

Suka mencoba hal baru? Mau uji stamina? Limited budget tapi haus petualangan. HARUS banget masukin Semeru di wishlist jalan-jalan kamu :)

[ ]

Selasa, 19 November 2013

#11 Overland Flores - Bagian 5 : Bye Bye Flores (SELESAI)

Ini adalah tulisan tentang catatan perjalanan saya November lalu ke tanah Flores. Bagian pertama, kedua, ketiga dan keempat bisa dibaca di sini.

19 November 2012

Tidur di dalam kapal itu sangat panas. Pukul dua pagi saya terbangun dan memutuskan tidur di dek kapal saking panasnya. Karena tidur di udara terbuka, pagi sekali saya sudah terbangun dan menyaksikan pagi yang sangat syahdu (bahasanya git..). Gunung, danau yang sepi, suara burung, dan sinar matahari yang perlahan terik. Bahagia itu sederhana yak :)




Agenda hari ini adalah melihat komodo di Pulau Rinca, kembali ke Labuan Bajo, mengunjungi Gua Batu Cermin, beli oleh-oleh dan kembali ke jakarta via Denpasar. Akhirnya liburan ini selesai juga.

Komodo di propinsi NTT itu cuma ada di beberapa pulau. Pulau Rinca adalah salah satu pulau dengan populasi komodo paling banyak. Jumlah komodo di Rinca itu lebih banyak dibandingkan di pulau Komodo. Menurut ranger di Rinca, karena populasinya lebih banyak, komodo di Rinca lebih kecil dan lebih lincah karena persaingan perebutan makanannya lebih keras dibandingkan kalo di pulau komodo.

Medan tracking di Pulau Rinca lebih seru dan menurut saya sih lebih informatif. Ada papan peta trackingnya, dan juga ada "koleksi" rangka binatang yang menjadi korban keganasan komodo. Hahaha. Mulai dari kancil, kerbau, kuda (!)





Pagi itu kita cukup beruntung karena ketemu cukup banyak komodo. Salah satu komodonya ada yang berpose pulau. Jadilah kita bisa punya foto kece bareng Komodo.



Oiya, fun fact. Hari itu Bita lagi dapet. Harusnya kalau lagi mens itu ga boleh deket-deket komodo karena komodo ini peka sama bau darah dan bau makanan. Bita pake celana dobel entah berapa dan pake celana olahraga yang ketat, plus jaga jarak sama si komodo. Ga mau deket-deket. Tidak ada tanda-tanda komodo-komodo yang kita temui mencium sesuatu sih, mereka santai-santai aja. Tapi menurut saya itu bukan untuk ditiru. Mungkin hari itu kita cuma beruntung saja, kita ga tahu kan kalau ternyata ada apa-apa di lain kesempatan.

Di Pulau Rinca ini banyak spot foto keren. Salah satunya foto yang di bawah ini. Hampir semua temen-temen gw yang ke sini pasti foto di spot ini. Kebetulan waktu kita ke sana tahun lalu memang lagi musim kering, jadi rumputnya warna coklat. Coba bayangin deh kalau warnanya hijau semua :)




Di sini kita cukup beruntung. Selain bisa melihat sisa sarang komodo waktu dia bertelur, anak komodo, kita sempet aja gitu melihat komodo berantem gara-gara rebutan betina. Hahaha.


Selesai dari Pulau Rinca, kita masih punya satu kesempatan lagi untut snorkeling! Yeay yeay :)
Spot snorkeling nya sangat sangat sangat sangat bagus. Ini namanya snorkeling sensasi diving. Karang warna warni, ikan warna warni di kedalaman 1-2 meter. Kulit hitam gosong ga masalah. Menikmati hari terakhir di Flores dengan bersenang-senang menikmati jernihnya air dan birunya langit! 





Sekitar pukul setengah 11 siang kita sudah merapat kembali ke Pelabuhan Labuan Bajo. Satu lagi tujuan wisata, eh dua deng, sebelum kita terbang kembali ke Denpasar untuk kemudian pulang ke Jakarta adalah : gua batu cermin dan beli oleh-oleh!

Gua Batu Cermin ini sekitar 30 menit naik mobil dari pelabuhan. Tempatnya cukup rapih dan ketika datang sudah ada guide yang menemani kita untuk berjalan mengelilingi gua. Kita juga dikasih helm untuk melindungi kepala. Jejak petualang banget deh.



Dinamakan gua batu cermin karena batu-batuan di gua ini mengandung semacam kristal, sehingga dalam kondisi tertentu bagian dalam gua nya itu bisa berkilat-kilat macam cermin. Oiya, jaman dahulu kala, tempat ini itu adalah lautan, diperkuat dengan fosil ikan yang kita liat di dinding gua. 

Sayang karena keterbatasan kemampuan kamera, foto-foto di tempat ini ga begitu banyak. Di dalam gua ini selain bisa melihat kilatan pasi kaca di dinding gua, ada juga laba-laba buta yang merupakan penghuni gua, lalu ada juga stalamit yang bentuknya sedemikian rupa sehingga menyerupai bunda Maria, jadi gua ini juga kerap dijadikan tempat berdoa.

Dan akhirnya, sampailah kita di destinasi terakhir : TOKO OLEH-OLEH. Ga tahu namanya apa, spanduk segede gaban di pintu cuma menulis "SOUVENIR SHOP. Oleh-oleh Khas Flores" hahaha ga membantu bangets. Toko ini deket bandara. Cukup lengkap dan komplit dan bisa bayar pake kartu. Hahahaha.



Daaaaan setelah selesai belanja, kita langsung ke bandara. Kita balik pake Trans Nusa ke Denpasar. Di Denpasar kita sempet pijet dulu  hahaha sebelum akhirnyajam 7 malam balik ke Jakarta.

Ok. Budget. Ini salah satu trip paling menyenangkan dari segi budget. Untuk paket selama di Flores, kita make jasa guide paling oke sejagad raya : Teddy Aimbal (teddyaimbal@yahoo.com). Dari Maumere sampe Labuan Bajo lengkap dengan penginapan, kendaraan, sopir, bensin, tidak termasuk makan siang selama perjalanan darat, untuk 6 hari 5 malam kita ber 4 dibebankan biara Rp 14 juta rupiah. Jadi satu orang kena kira-kira 3,5 juta.
Tiket Jakarta-Denpasar sekitar 1 juta. Tiket Denpasar Maumere sekitar 1 juta, Tiket Labuan Bajo Denpasar sekitar 800 ribu. Jadi Ditambah belanja lalala lilili, saya cuma habis Rp 7 juta rupiah. Tapi kayaknya hari gini harganya ga mungkin segitu lagi sih.

Flores adalah kebanggan Indonesia. Saya jatuh cinta pake banget. Konon katanya Sumba jauh lebih bagus. Oleh karena itu tahun depan saya sudah berencana buat menyambangi Sumba! 

Kesimpulannya? Punya uang lebih, bisa cuti lama, harap segera masukkan Flores di wish listmu! Ga akan Nyesel! 


Bersama Teddy dan driver yang lupa siapa namanya :p

Selasa, 12 November 2013

Lelah

Jadi begini.
Hari ini saya merasa sangat-sangat lelah. Seperti banyak hal yang belum saya selesaikan dan entah saya masih punya energi atau tidak untuk menyelesaikannya.

Saya seperti tidak ingin melakukan apa-apa dulu dan menghabiskan waktu di kamar mandi menangis sambil sabunan. Manusiawikah ini? Wajarkah ini? Harusnya iya kan ya?'

Ya sekian sajalah. Sudah lama tidak mencurahkan isi hati di blog pribadi. Hahaha.

Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...