Minggu, 12 Januari 2014

Tujuan Hidup

Jadi apa ya, baru balik dari jalan-jalan ke Bandung untuk nikahan Bebel dan menyenangkan rasanya.
Kondisi saya saat ini seperti semacam ideal. Seperti sedang sedih tapi tidak sedih-sedih amat. Sedang senang, tapi tidak senang-senang amat juga. Tau apa yang dituju dan rasanya tau apa yang harus dilakukan.

Ada yang bilang hidup itu bisa lebih tenang kalau punya dan tau tujuan hidup. Selama ini, pertanyaan "kamu mau jadi apa 5-10 tahun lagi?" adalah pertanyaan paling tidak menyenangkan. Jadi inget dulu waktu masih lucu-lucunya di usia 20 tahun pernah nulis ini. Gita usia 20an bilang bahwa ambisinya adalah :
"mengerjakan dan memulai rumah belajar PM di tahun ajaran ini, lulus 2 tahun lagi dan bisa kerja di bidang yang memungkinkan gw bayarin uang sekolah adek gw, tapi ga bikin gw jadi pengecut. hahahaha...."

Memulai rumah belajar PM ? Benar-benar lupa, ga inget sama sekali, nampaknya ga kejadian.. Hahaha.

Lulus 2 tahun lagi? I exactly did it. Blog ini ditulis 28 September 2007. Sidang Tugas Akhir saya adalah 29 September 2009! Hahhaa. Pas banget 2 tahun! Terkesima sendiri jadinya.

Kerja di bidang yang memungkinkan gw bayarin uang sekolah adek gw? Well, setelah diskusi dengan orang tua, uang sekolah adek tetap jadi kewajiban orang tua, jadi gw sekarang ngebayarin uang kos adek gw. Ya bolehlah.

Ga bikin gw jadi pengecut? Nah ini dia nih. Entah apa definisi pengecut gw waktu itu tapi sampai sekarang gw masih merasa menjadi pengecut karena rasanya hidup gw masih belum benar-benar bermakna dan bermanfaat buat orang lain.

Dengan segala drama dan segala pertemuan dengan orang-orang yang menginspirasi di 2013, tujuan hidup gw pelan-pelan mulai terlihat. Samar sih, tapi paling tidak terlihat garis besarnya. Tentang mencari inspirasi akan hal yang disukai dan membawa kedamaian. Tentang panggilan hidup. Tentang jujur pada diri sendiri. Tentang berusaha menjadi orang yang berguna demi orang-orang terdekat. Tentang prioritas. Tentang ketenangan bati.

Jadi?

Jadi 2015 nanti, kalau kalau masih belum nikah, rencananya adalah resign dan melakukan pekerjaan sukarela di perbatasan Indonesia. Itu Plan A. Masih ada Plan B sampai Plan E, di mana ketemu jodoh dan menikah adalah keadaan yang  membuat variasi rencana back-up nya.

Karena menikah adalah kondisi yang ga bisa dikontrol, semoga tahun 2014 ini gw ga terobsesi lagi punya pacar. Pacar dan pernikahan adalah kondisi yang akan datang dengan sendirinya bila memang sudah saatnya. Semacam hujan yang turun deras atau gerimis. Atau semacam angin yang bertiup ke kiri atau kekanan. Itu misteri alam, dan kalau memang harus terjadi toh akan terjadi.

:)

*Bijak sekali yaaaa. Hahaha. *




Kamis, 09 Januari 2014

Bagaimana Menutup 2013 dan Membuka 2014

2013 adalah tahun yang sangat penuh. Semua kceriaan hidup ada di situ.
Menyudahi usia 25.
Naik gunung.
Diving trip.
Clubbing.
Travelling ke Sulawesi Selatan.
Impulsively nyetir ke Bandung pp
Tabrakan mobil.
Diet mati-matian.
Berat badan turun ke 48 kg.
Half marathon!
Family photoshoot.
Have to many crushes.
Accept rejection.
Fail to achieve couple things.
Mulai suka masak.
Mulai mencari makna hidup yang lebih dalam lagi.
Kelas Inspirasi, FGIM.
Mulai menulis lagi.
Membeli properti.
BOKEK!
have an affair!
Lost in love, lost in my own feeling..
Dan 2013 ditutup dengan keyakinan bahwa 2014 nanti bakal jadian sama si oknum MS.

Lalu 2014 dibuka dengan emosi jiwa.
MS ternyata adalah dongeng anak-anak yang terlalu naif, dan dalam sekejap MS menjadi kisah sendu lainnya, bergabung dengan kumpulan cerita galau Gita 2013 lainnya. hahaha. pelajaran bergarga untuk tidak terlal gampang meletakkan hari di sembarang orang. Dan rasanya seperti lelah. 2013 kemarin banyak sekali orang datang dan pergi. #futurehusband itu mungkin memang mitos. Mulai menyerah dan pesimis. Kesendirian tidak terlalu menyeramkan nampaknya. Hahaha.

2014 katanya adalah tahun kuda, tahun untuk bekerja keras. Ya, mungkin tahun ini harus lebih fokus ke perbaikan kualitas diri sendiri. Bertahan sampai 2015 untuk kemudian resign mungkin. Mencari sesuatu yang lebih bermakna untuk dikerjakan.

Tahun ini resolusi saya adalah menjadi warga negara yang baik. Berusaha berkontribusi mengurangi kemacetan jakarta dengan berpatisipasi di #onedaynocar, mencoba jadi pemilih cerdas, dan taat peraturan lalu lintas.  Semoga bisa deh. Hehehe.

Jadi marilah kita mulai 2014 dengan kalem. Lebih woles lah git, pengendalian diri juga. You can not always be the one that control everything kan ya?
:)


Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...