Rabu, 21 Oktober 2015

Kembali Menulis Tentang Apa Saja Yang Penting Menulis.

Sepuluh hari lagi genap 5 bulan saya tinggal di Bangkok. Ada banyak hal yang sedikit bergeser. Karena terbiasa hidup dengan berbagai macam kegiatan, lingkar pergaulan dan keluarga yang saya temu sehari-hari, ketika tiba-tiba saya harus jadi "anak kos" di negeri orang, rasanya sepi. Saya sih merasanya diri saya 5 bulan yang lalu sedikit tidak sama dengan saya yang sekarang.

Dulu biasanya setiap habis pulang kantor, ada yang saya kerjakan. Ketemu temen, latihan paduan suara, lari, nge-gym, ke sini, ke situ. Sekarang, setiap pulang kantor bawaannya pingin cepet pulang dan tidur karena lelah. Di jakarta saya rata-rata bekerja 8-10 jam sehari. Nyampe kantor jam 9 atau 10 pagi, pulang jam 6 atau jam 7. Sekarang? 10 - 12 jam. Kadang-kadang malah 14 jam. Paling malam pulang dari kantor jam 11.30 malam.

Bagus sih, kayaknya baru pertama kali ini saya bangun pagi dan merasa lelah sendiri, pulang kantor merasa lelah sendiri. Mau ngomel-ngomel atau komplain, ga ada temen bitching, hahaha. Mau nongkrong atau ngegosip sepulang kerja, ga sempet dan belum nemu temen yang pas buat ngobrol ini itu juga. Soal kerjaannya sih OK, maksudnya dengan segala kesulitan dan tantangannya, saya belajar banyak. Tapi kalo soal kehidupan di luar pekerjaan, so-so lah. Ga yang sangat sangat membahagiakan juga. 

Saya juga sempat sedikit mempertanyakan motivasi kerja saya ketika ada saat-saat saya merasa lelah. Kalau ga punya motivasi kuat dan ga tahu apa yang saya kejar, kerja kayak gini capek banget. Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, mungkin karena 5 tahun pertama pekerjaan saya, beban kerjanya emang di bawah standard. Saya pikir, teman-teman seangkatan saya sebagian besar sudah merasakan beban kerja seperti ini dari awal karirnya. Jadi saya pikir, ini mental kerja saya saja yang mungkin rada cemen kali ya. Hahaha.

Hari ini, saya bisa pulang cepat. Jam 7 malam. Saya memutuskan untuk kembali menulis lagi. Ada tiga alasanya. 
1. Sebagai sarana untuk kembali curhat-curhat dan cerita-cerita lagi. Saya harus lebih banyak bersyukur dan menari hikmah dari setiap kejadian yang saya alami setiap hari. Hehehe. Dengan menulis, segala kerunyaman pikiran mungkin bisa sedikit terurai dalam bentuk aksara.
2. Sebenarnya terlebih-lebih karena tuanangan saya, Koko, bilang bahwa menulis itu talenta saya. Saya selalu merasa tulisan saya ini gitu-gitu aja. Kaku, membosankan, mencoba sok sok menarik tapi ya gitu-gitu aja. Namun point nomor 3 membuat saya berpikir ulang.
3. Hari ini ketika saya membuka blog, ada satu komen masuk, mengomentari tulisan saya yang ga penting-penting amat. Oh. Ternyata ada yang baca juga dan mau ngasih komen. Kalau ada yang mau kasih komen kan berarti tergugah ya.

Jadi ya itulah kesimpulannya, saya akan mencoba kembali menulis. Apa saja deh pokoknya yang penting menulis. Hehehe.

Tidak ada komentar:

Menulis Itu Penting, Git, Jadi Terus Menulis Ya...

 Postingan pertama di 2024, waktu begulir sangat cepat tiba-tiba sudah masuk penghujung April. Ada banyak yang ingin diceritakan, tapi terla...