Cinta
Haha, ini cheesy berat. Tapi ya memang begitu. Memasuki bulan ke-tiga tinggal sendiri di Bangkok jauh dari keluarga, mulai banyak hal-hal yang saya maknai secara berbeda. Cinta termasuk di dalamnya.
Saya semakin yakin bahwa maskoko adalah jodoh saya. Tepat setelah kami memutuskan untuk bertunangan, saya dapat assignment ke Bangkok, dan maskoko dapet kerjaan di Papua, tepatnya di daerah sekitar Puncak Wijaya. Jauh banget dan sarana komunikasi di tempat maskoko kerja itu ga canggih-canggih amat. Untungnya maskoko kerja di proyek telekomunikasi, jadi kalo pas lagi di mess masih bisa internetan.
Dengan perbedaan waktu dua jam dan komunikasi yang terbatas, kekuatan hubungan kami berdua benar-benar diuji. Saya sih merasanya begitu. Terutama karena dengan jarak ini, saya benar-benar harus mengenal dengan maskoko sebagai seorang individu terlepas dari semua atribut fisik dan materinya.
Tanpa kontak fisik dan pertemuan tatap muka, satu-satunya yang bisa kami lakukan berdua adalah berbicara tentang banyak hal. Apa saja. Tentang ide. Tentang karakter masing-masing. Tentang analisa di balik berbagai perkara. Dan setiap hari, selalu saja ada hal-hal kecil yang mebuat saya merasa semakin jatuh cinta dengan maskoko.
Saya bersyukur akan hal ini. Semakin ke sini, dengan semakin intensnya komunikasi dan percakapan kami tentang banyak hal, saya semakin merasa mantap dan yakin bahwa orang yang saat ini menjadi tunangan saya adalah orang dengan jiwa dan kepribadian yang pas untuk saya.
Kelak suatu saat nanti, akan ada saatnya di mana cinta akan pudar, gairah seksual hilang, dan mungkin rasa sayang yang menggebu-gebu juga akan padam. Saya sesungguhnya tidak ingin sampai ke fase itu sih. Tapi maskoko adalah orang yang sangat penuh pertimbangan, dan dia masih percaya bahwa ada kemungkinan suatu saat nanti cinta itu akan memudar. Dan ketika hal itu akhirnya tiba, yang dibutuhkan adalah sebuah persahabatan untuk terus bersama-sama menjalani hidup. Saya yakin, kami berdua bisa jadi sahabat yang baik. Sahabat eksklusif dengan kesetiaan satu sama lain.
Kemarin saya berbincang banyak dengan maskoko tentang masa lalu. Tentang bagaimana dia "mempelajari" saya lewat tulisan-tulisan saya di blog ini. Tentang galau dan gelapnya tulisan curhat saya, yang sangat kontradiktif dengan persona saya yang dia temui di awal-awal perkenalan. Hmm rasanya sangat menyenangkan ketika ada orang yang 'mempelajari' saya dan 'menganalisa' saya.
Dia bilang wajar bila ada saat-saat orang merasa saya "galau", walaupun saya yakin seyakin-yakinnya bahwa saya merasa saya biasa-biasa aja.
Menurut maskoko, saya orangnya sangat kontemplatif. Apa-apa selalu saya pikirkan dan saya analisa. Hal-hal kecil selalu saya 'dalami' maknanya. Dan setelah itu saya tulis atau saya ekspresikan di media sosial. Mau saya senang kek, saya sedih kek, saya selalu kontemplatif. Ketika orang membaca ekspresi saya di media sosial, mereka akan mengasosiasikan itu dengan pengalaman pribadi mereka. Sebagian besar orang akan menajdi "kontemplatif" ketika mereka mengalami masa-masa "galau". Oleh karena itu, ketika mereka melihat hal-hal "kontemplatif" dari saya, mereka lalu akan berasumsi saya "galau". Dan ketika mereka mengemukakan pendapat bahwa saya "galau" melalu ejekan, kata-kataan atau nanya kenapa, itu adalah bentuk kepedulian mereka, karena dari pengalaman pribadi mereka, ketika mereka merasa "galau" mereka butuh "pertolongan", dan dengan ngata2in saya galau, itu adalah bentuk kepedulian mereka untuk menolong saya dari rasa "galau" itu.
Sungguh-sungguh analisa yang sangat menyenangkan untuk didengar. Semacam pertama kali ada orang yang bisa "membaca" saya dan rasa-rasanya bacaannya itu benar. Hahaha.
Dan bagi saya, ini adalah bentuk cinta yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Cinta adalah ketika kita mempelajari seseorang secara utuh, bukan cuma mengenal tapi juga berusaha memahami pribadinya dari awal sampai akhir. Saya belum bisa seperti itu ke maskoko karena saya menyadari betapa selama ini dalam suatu hubungan, saya tidak pernah berusaha untuk benar-benar paham tentang pasangan saya.
Ya sudah mau nulis tentang itu saja hari ini. Kayaknya harus mulai banyak-banyak merekam lagi hal-hal menarik soal hidup di sini, dokumentasi digital. Hehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar