Dimulai dari twitnya Sasa yang masih kelas 8 - setara dengan 2 SMP.
"Am I falling for the right one?"
Saya pernah punya pertanyaan yang sama sekitar tiga empat tahun yang lalu. Salah. Bukan. Bukan tiga empat tahun yang lalu, tapi sekarang! Jauh di dalam lubuk hati saya yang paling dalam, saya juga menanyakan hal yang sama. Saya pikir saya punya jawabannya. Maka saya jawab.
"Time will tell :)"
Beberapa menit kemudia Putri mengutip percakapan sederhana itu dan menambahkan satu pertanyaan.
"How long should I wait for that time?"
Jegeeeeeeer. Hahahaha. Saya tidak tahu jawabannya. Mungkin tahu, tapi malas menguraikannya dalam bahasa yang gampang, ga muluk-muluk, dapat dimengerti, hanya dalam seratus empat puluh karakter. Hahaha.
Iya, waktu akan menjawab, tapi bukan waktu yang benar-benar menjawab. Soalnya sebenarnya yang tahu jawabannya kan diri kita sendiri. Ketika kita yakin akan satu hal yang benar dan pasangan kita memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai bagian dari "hal yang benar", maka dialah the right man.
Tapi masalahnya, kita belum benar-benar tahu apa yang benar buat kita. Atau bisa saja hal yang kita anggap benar berubah menjadi salah - kita merubah pegangan hidup kita. Semua faktor bisa terjadi dalam suatu rentang waktu tertentu. Tapi kuncinya adalah hati kita sendiri.
Berapa lama pada akhirnya hati kita bisa melihat apa yang sesungguhnya kita cari dari pasanan kita?
Berapa lama pada akhirnya hati kita bisa mengerti apa yang kita butuhkan dalam hidup ini?
Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk meneguhkan diri menyatakan sesuatu itu salah atau benar?
Berapa lama kita bisa bertahan dalam satu pendirian dan tidak goyah dengan pendapat dari luar?
Hanya dengan menjalaninya, seiring waktu bergulir kita bisa menjawannya.
Ngerti ga? Ngerti ga?
Hahaha.
Jadi Putri, jawabannya adalah :
"Nobody knows. Time will tell, don't count it - just let it flow :D"
****