Hari ini sedari pagi lagu ini terus berputar di kepala saya. Saya pikir sekarang tinggal menunggu. Menghabiskan waktu, memastikan saya melakukan hal-hal yang berguna. Dan ya, kita akan bergegas pada jemputan itu.
Saat ini sedang suka sekali mendengarkan dua buah band: Radio Dept dan Stateless. Agak susah diceritakan, cukup didengarkan saja. Setiap kali dengerin lagu ini, kebayang beberapa adegan yang kayaknya cocok buat dijadiin video klipnya gitu. Hehehe.
Radio Dept City Limit Potongan-potongan cerita orang-orang yang sedang pulang kantor. Dengan muka lelah dan capek, tapi dalam hati sebenarnya pingin lepas dari rutinitas. Muka ngelamun di dalam busway ngeliatin gedung-gedung kayaknya cocok buat lagu ini.
I Don't Like It Like This Ini kan cerita tentang hubungan yang lagi jenuh. Jadi yang gw bayangin, pasangan yang sedang belanja. Tanpa komunikasi, tanpa kehangatan, jenuh, tapi ya semua orang melihatnya mereka baik dan OK. Masing-masing flashback kehidupan pacaran mereka. yang satu ingatnya berantem2 aja. Yang satu ingatnya yang bahagia-bahagia saja. Ditutup dengan adegan mereka berdua meninggalkan pusat perbelanjaan, di mobil keduanya asyik main BB tanpa saling bercakap-cakap.
Every Time Kalau ini ceritanya tentang orang baik yang selalu menolong temannya yang "nakal". Bisa maca-maca si nakalnya, bebaslah. Tapi akhirnya di satu titik, si baik hati ini akhirnya memutuskan menolak. Terlalu abstrak ya? Yang gw bayangin, jadi ada adegan A mengajak B pergi. Mereka lalu pergi bersama, tapi si A ga mau dengerin si B. Akhirnya B pulang duluan, lalu ada adegan paralel apa yang terjadi setelah B pulang. Hehehe.
Stateless Bloodstream Kalau ini lagunya bagi gw cukup erotik gitu ya entah kenapa. Jadi yang gw bayangin adalah di rumah sakit, ada yang sedang koma, dan dia punya suami / pacar / seseorang yang peduli dengan dia. Walaupun sedang koma, dia bisa merasakan perhatian itu di alam bawah sadarnya. Dalam alam bawah sadarnya, ada sesuatu yang erotis gitulah. Halah.. Hahahaha.
Crash Pertama dengerin lagu ini, yang gw inget itu pantai di Bali. Hahahaha. Jadi yang gw bayang adalah sekelompok orang yang lagi ngeliat sunrise di pantai. Keliatan akrab dan dekat. Terus di akhir lagu, mereka misah, kembali ke realita masing-masing. Ada yang jadi mahasiswa, ada yang jadi dokter, ada yang jadi guru.
Sekian! Itulah apa yang muncul di kepala gw ketika mendengarkan lagu-lagu ini. Kayaknya nice banget kalo bisa diwujudkan jadi kenyataaan gitu. Hehehe.
Pada akhirnya, menurut gw, semua orang akan sampai di titik ini. Titik ketika kita menyadari bahwa di dalam hidup ini ada hal-hal yang tidak bisa kita tolak.
Jerawat di jidat. Rambut yang rontok karena kemo. Bencana alam. Patah hati. Kematian.
Dan di saat itu, bersedih bukan lagi menjadi suatu pilihan. Bukannya tidak sakit. Rasanya memang sakit, tapi bersedih bukan lagi menjadi pilihan sikap. Kita akan lebih memilih mengesampingkan sakitnya, menikmati yang bisa dinikmati, dan berjalan dengan dagu terangkat.
Beberapa orang menyebut itu kedewasaan. Beberapa bilang ketegaran. Beberapa lagi bilang mati rasa.
Setiap manusia memiliki kepedihan dan rahasianya masing-masing. Hidup selalu selangkah lebih maju, memilihkan kita jalan dengan liku dan terjal yang sedemikian rupah. Hidup juga selalu menyisipkan jalan-jalan keluar yang semacam iguana. Tersamar dalam warna, sampai-sampai menjadi semacam tidak ada. Dan oleh karena itu, setiap manusia akan selalu punya cerita dan misterinya masing-masing.
Tapi, tidak semua mau membaginya, dan kalaupun ada yang membagikannya, tidak semua mau mendengarkannya kan?