Pada akhirnya, menurut gw, semua orang akan sampai di titik ini. Titik ketika kita menyadari bahwa di dalam hidup ini ada hal-hal yang tidak bisa kita tolak.
Jerawat di jidat.
Rambut yang rontok karena kemo.
Bencana alam.
Patah hati.
Kematian.
Dan di saat itu, bersedih bukan lagi menjadi suatu pilihan. Bukannya tidak sakit. Rasanya memang sakit, tapi bersedih bukan lagi menjadi pilihan sikap. Kita akan lebih memilih mengesampingkan sakitnya, menikmati yang bisa dinikmati, dan berjalan dengan dagu terangkat.
Beberapa orang menyebut itu kedewasaan.
Beberapa bilang ketegaran.
Beberapa lagi bilang mati rasa.
Setiap manusia memiliki kepedihan dan rahasianya masing-masing. Hidup selalu selangkah lebih maju, memilihkan kita jalan dengan liku dan terjal yang sedemikian rupah. Hidup juga selalu menyisipkan jalan-jalan keluar yang semacam iguana. Tersamar dalam warna, sampai-sampai menjadi semacam tidak ada. Dan oleh karena itu, setiap manusia akan selalu punya cerita dan misterinya masing-masing.
Tapi, tidak semua mau membaginya, dan kalaupun ada yang membagikannya, tidak semua mau mendengarkannya kan?
Ya sudah itu saja..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Personal
I have this personal blog since I was 20. I use it to express the unspoken romantic feelings & emotions. Bahasa simplenya, tempat ngega...
-
http://www.youtube.com/watch?v=9-q58A5zZos There's a lot of things I understand And there's a lot of things that I don't wa...
-
Perasaan kemarin masih 14 bulan lagi menuju tanggal pernikahan. Lalu tiba-tiba sudah tujuh bulan berlalu. Minggu lalu pulang ke Jakarta u...
-
Nulis blog dengan judul ini agak kontradiktif ya. Kan yang udah kejadian di Bali harusnya tetap tinggal di Bali. Kalo ditulis, jadinya ga ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar