Jadi nih ya dulu-dulu kalo denger kata workaholic atau kalau ngelabelin orang workaholic, pasti asumsinya adalah kasian ni orang ga ada yang diacari apa selain kerja melulu. Kalo liat orang jam 7 malem masi kirim kirim email, mikirnya ni orang ga bia apa liat orang lain seneng..
Tapi gaes, semua berubah ketika kerajaan api menyerang. Hahaha. Ga deng, semua berubah ketika entah sejak kapan kerjaan gw banyak banget dan gw ga sadar karena ingin membukatikan ke khayalah ramai bahwa Gita bisa diandalkan, bertanggung jawab, berprestasi, cerdas dan hebat. Hahah. 3 tahun terakhir ini kerja kerja kerja melulu tapi ga merasa workaholic. Baru ngeh kalo workaholic pas maskoko yang bilang.
Awal-awal gw denial dong. Ga workaholic, emang kerjaan banyak. Lama-lama sadar, ya mungkin ga workaholic, tapi terlalu attached dengan kerjaan sehingga baperan ama kerjaan sehingga apa yang terjadi di dunia kerja mempengaruhi aspek kehidupan yang lain (baca : kerjaan bikin stress, suami dimarah2in)
Well, the older I get, the more I realize that I do not understand myself at all. Hahaha.
Apparently, I am perfectionist. Well ini ada beberapa yang bilang tapi gw ga merasa karena ada orang lain yang menurut gw lbih perfectionist. Tapi ternyata perfectionist tuh ada tipe2nya. Ada yang mengutarakan secara gamblang dan seksama di hadapan khayalah ramai ekpetasinya sehingga semua harus nurut standardnya. Nah yang ini bukan gw. Tapi ada yang work things out sedemikian rupa tanpa nyuruh2 atau berisik sana sini, cuma begitu ada yang ga sesuai langsung down dan upset. Nah ini gw.
Nah karena ini, makanya gw selalu pingin things went well according to the plan. Apalagi soal kerjaan. Tapi gawatnya, plannya itu suka gw simpen sendiri, ga gw share sama sapa2. Jadi pas fail, ya mara2 sendiri. Hahaha. Nah ini gw rasa yang kadang bikin maskoko sebel karena gw suka marah2 karena pekerjaan, padahal setelah ditilik masalahnya remeh. Ya karena segitu pinginnya kerjaan gw beres, gw ga mau ada flaw sedikit pun, padahal ya masalanya minor, ada solusinya. Iya jadi ada gangguan, tapi ya ada solusinya. Dan gw suka marah kenapa orang lain ga punya tanggung jawab dan ownership yang sama dengan gw. Kok bisa ini masalah blum kelar teru ni orang cuti? Kok bisa kerjaan blm beres orang lain pada offline. Nah, sebenernya bisa. Tapi gw ngebet semua musti beres padahal ya emang ga bisa beres. Batas antara pingin performing well dengan memaksaan ritme kerja ke orang lain emang nyaru ya.
Anyway, aku mencoba untuk tidak workaholic. Mengutip VP East Shell Retail Amr Adl, work life balance is nonsense, yang ada WORK LIFE BETTER. I agree. Some people need to work more at some point of time, and just need less work at another point in time. Balancenya ibu2 macam gw sama para kolega muda belia juga pasti beda. Jadi ya sekarang masih mencoba mencari ramun how to balance things out.
Jadi kesimpulannya, apakah aku workaholic mom? Let's try not to. Lets try to be a responsible working mom and share the challenges with bapak suami.
OK SIP. FYI GW NULIS INI DI HARI JUMAT SETELAH SAMPAI RUMAH JAM 7, JAM 8 BUKA LAPTOP SAMPAI JAM 9. HAHAHAHA sungguh irony.
happy weekend gaess!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar