Sabtu, 04 September 2021

Little Happiness - Cerita Montessori nya Banyu

 Banyu mulai masuk ke playgroup di umur 3 tahun, tepat ketika pandemi dimulai di Maret 2019. Sekolahnya di tempat Banyu day care. Setelah 1 tahun, gw mulai gelisah karena kok kayaknya Banyu ga enjoy ya. Tapi ya dia umurnya juga masih 3 tahun, what do you expect? 

Awal tahun ini, gw dan koko berefleksi. Apakah bener nih keputusan kita tetap nyekolahin Banyu. Karena dia sepertinya ga enjoy. Duduk depan laptop 45 menit itu susah banget. Masih susah fokus, dan kalau dibandingin sama anak lain kayaknya fasenya ga sama.

Jadi rhitmenya itu sekolah tiap minggu dari hari Senin sampai Kamis, jam 9.30 - 10.15. Selama 45 menit, isinya nyanyi-nyanyi, baca kalender, aktivitas 1 dan aktivitas 2. Sepengamatan gw, dalam 45 menit ini, Banyu susah fokus, dia butuh waktu lebih lama dari teman-temannya untuk menyelesaikan aktivitas prakarya yang diberikan, dan kami, ibu bapaknya, masih belum siap jadi orang tua yang menerima Banyu apa adanya. Kalau dia ga mau dengerin missnya, atau ga mau fokus, atau males-malesan, yang ada kami marah-marah. Akhirnya Banyu jadi kurang excited dengan kegiatan sekolah, dan gw senewen kalo liat anak-anak lain pada pinter sedangkan Banyu masih gitu-gitu aja. Terus ya kalau hari Jumat dia nanya "Ibu, aku sekolah ga?" kalau gw jawab engga, dia girang .."HOREEEE!" Nah ini kayaknya kok ga bener ya >__<

Sambil menimbang-nimbang untuk mindahin sekolahnya Banyu, gw baca buku tentang montesorri dan merasa kayaknya gw emang salah dari awal memperlakukan Banyu. Di montessori itu prinsipnya adalah buat belajar itu ga ada pakem tertentu. Di rentang waktu usia 2 - 5 tahun, belajarnya itu sama -sama, dan ada hal yang anak lain bisa duluan di 2 tahun, yang lain di 3 tahun dan seterusnya. Lalu konsep belajarnya dari hal konkrit dulu, baru piktorial baru kemudian abstrak. Di sekolah yang sekarang, sepertinya langsung ke piktorial, konkritnya agak kurang. 

Pilihannya waktu itu ada 2, mau ke TK swasta Katolik atau nyari sekolah montessori. Di dekat rumah ada 1 sekolah montessori, 2 TK swasta katolik. Kalau misalnya mau ke TK swasta Katolik, dari hasil nanya-nanya ke teman-teman lain sepertinya metode belajarnya sama aja dengan yang sekarang, lalu berarti masalahnya akan sama dong ya. Akhirnya ya udahlah memantapkan hati buat mindahin Banyu ke montessori.

Nah ini rhitemnya rada beda ni. Jadi pagi 8.30 - 9.00 circle time dulu sama semua teman-teman dari berbagai kelas, kelas kecil dan kelas besar semua digabung. 30 menit itu isinya nyanyi, kalender lalu cerita dan kadang bikin prakarya. Setelah itu nanti dari jam 9.30 - 9.50 gurunya akan video call sama gw atau koko buat private ngajarin Banyu sesuai jadwalnya. Belajar nulis, belajar ngitung, sensory play. Tapi ya cuma Banyu sendiri, jadi gw juga ga bisa banding-bandingin sama anak lain. Terus nanti 11.30 - 12.00 circle time tapi hanya dengan teman-teman kelasnya Banyu saja. Ini bisa baca cerita, aktivitas, nyanyi, tergantung jadwal. 

Karena jadwalnya tiap hari ada 3 max 30 menit, rasanya pas ya. Dan ga jenuh juga. Lalu pas personal screen time, materinya juga bisa diulang tiap minggu. Misal belajar ngitung, materi minggu ini bisa diulang lagi minggu depan, yang mana menurut gw cocok sama Banyu yang memang kalau udah sensori, dan motorik halus suka males hahaha.  Dengan jeda dari morning circle time ke personal screen time, Banyu ga terlalu jenuh, pas personal screen time bisa lebih fokus, pun kalau waktunya tidak cukup untuk menyelesaikan tugasnya, dia bisa menyelesaikan semaunya sesuai fase kecepatannya juga, karena ga dikejar waktu secara next screen timenya masih jam 11.30.

Overall gw merasa ini lebih pas buat gw dan koko sebagai orang tua. Dan gw amatin Banyu juga udah mulai menikmati ritme ini dan ga sebel-sebel amat kalau tau harus sekolah. Respon lebih positif.

Beberapa hari yang lalu, ada kejadian sederhana yang bikin gw happy banget. Jadi di sesi pagi, aktivitasnya Banyu itu adalah bikin prakarya kura-kura. Pas Jam 9, kura-kuranya belum selesai tuh. Sesi zoomnya kan tapi udah selesai. Dia lalu nanya ke gw, "Ibu, bisakah aku tetap nempel-nempel kura-kuranya?". Ya boleh dong. Lalu dia teriak girang "Yeaay!"

Wow! Bagi gw itu sebuah momen bahagia. Pertama, dia yang punya kesadaran sendiri untuk menyelesaikan prakaryanya. Kedua, dia merasa happy mengerjakannya. Point ke 2, itu yang penting. Merasa happy.

Ya walau demikian, Banyu masih susah fokus. Missnya nanya apa, dia suka ga mau denger dan respon sesuai pertanyaan miss-nya. Ini jadi suka bikin gw & koko emosi, hahaha, Pendidikan itu benar-benar menarik, rumit dan sungguh melelahkan ya. Semoga para orang tua selalu diberi kesabaran untuk merawat, membesarkan dan mendidik anak-anak ya. Terutama gw, hehehehe.



Tidak ada komentar:

Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...