gw dan
novi kemaren kan bantuin temen-temen IMG buat menyelesaikan masalah mereka. terus tiba-tiba putus hubunganlah kami dengan tim kabinet. tadi malam nyambung lagi kami sama si shana...
ngobrol.. ngobrol.. ngobrol...
gw pun bertanya tanya... bagaimana ya seharusnya hubungan dosen dan mahasiswa??
ketika teman-teman IMG dikenai sanksi AKADEMIK karena mereka mengikuti OS, apakah seharusnya sebagai pendidik, dosen-dosen seharusnya bisa mencegah dan memberi pertimbangan tersendiri mengenai sanki itu?? atau, apakah sanki itu melibatkan juga para dosen sebgai pembimbing mereka?? lalu di mana peran dosen wali??
maksud gw,, tidakkah ini menyedihkan. kematian almarhum Wisnu belum jelas penyebabnya, jadi belum ada justifikasi bahwa mereka (teman-teman IMG) adalah pihak yang bersalah.
Sanksi dijatuhkan karena teman-teman kita ini MENGADAKAN dan MENGIKUTI kegiatan peneriman anggota baru yang isinya SEMINAR keprofesian, materi soal kepemimpinan dan gw jamin ga ADA PUKUL-PUKULan sama sekali!!!
berarti kan emang ada kebutuhan. maksud gw, materi soal kepemimpinan, kekritisan, pada kenyataannya emang ga diberikan di kelas oleh para dosen... get real lah.. metode belajar mengajar kita kan otoriter banget..
nah, kalo misalnya teman-teman kita in diberik sanksi akademis (dicabut hak belajarnya) karena mereka mengikuti wahana lain untuk mengembangkan diri,,, tidakkah itu menyedihkan??
apakah para dosen tidak merasa sedih karena anak didik yang harusnya bisa diberi ilmu jdi berkurang??
tidakkah para dosen merasa sedih karena ada waktu terbuang. yang harusnya bisa dipakai untuk memperkaya ilmu seseorang..
atau memang bukan itu lagi tujuan seorang pendidik.. mencerdaskan orang??
masud gw,,, seperti kata shana,, ada yang ga beres di sini... komunikasi antara pendidik dan anak didik yang ada bukanlah hubungan layaknya orang tua anak...
kenapa sih mereka diam aja??
kebijaksanaan pendidikan itu ga ada...
yang gw rasakan hanyalah emosi, tanpa ada pertimbangan yang bijak...
maksud gw,,, lo bisa tahu seseorang bersifat bijaksana ketika keputusannya adalah keputusan yang "menentramkan"...
bagi gw,,, sanksi akademik itu ga bijak samasekali.. gw sangat terganggu...
tau tulisan yang ada di Plaza Widya...??
kampus ini harus jadi tempat di mana kita bertanya dan kita tahu jawabannya....
dan bila dengan ikut kegiatan himpunan memang kita dapat jawabannya...???
pencabutan sanksi akademik bukan penyelesaian masalah ini... yang jadi masalah adalah landasan filosofis pembelajaran ITB,,,,
...
:(