Rabu, 25 Juli 2012

Suatu Hari di Bina Bakti

Karena suatu hari nanti apa yang kita dapat dengan cuma-cuma akan juga pergi perlahan-lahan.
Kulit yang kencang.
Badan yang tegap.
Gigi yang lengkap.
Ingatan yang kuat.
Tangan yang sigap.

Karena suatu hari nanti apa yang kita punya sekarang akan pergi satu per satu.
Pasangan hidup.
Anak dan cucu.

Dan karena suatu hari nanti apa yang kita butuhkan hanyalah hal-hal  sederhana.
Teman bicara.
Tempat untuk tertawa.
Kawan berbagi cerita.

Seperti suatu hari di Bina Bakti..



Berbagi keceriaan tidak mengenal usia.
Berbagi berkat di mana saja dengan siapa saja.
Kali ini dengan Oma dan Opa.

Setimpal dengan nilai-nilai hidup yang tidak terucap.
Terpancar dari kerut di wajah, jalan yang tertatih, suara yang gemetar.
Tidak ada yang abadi, namun bukan sesuatu untuk ditangisi.
Tua itu pasti.
Dewasa itu pilihan.
Bijaksana itu pilihan
Bahagia itu pilihan

Dan itulah yang saya bawa pulang.
Dari suatu hari di panti jompo Bina Bakti.

Serpong, 21 Juli 2012
_______________

*Ini acara Bakti Sosial di Panti Jompo Bina Bakti, Serpong. Panti Jompo ini terletak di daerah Pasar Jengkol, Serpong, dan bisa dihubungi di nomor telpon : 021 - 7566439. Atau salah satu pengurusnya Ibu Anyus : 081318491829

**Kalau tertarik memberi bantuan ke panti jompo ini bisa dalam bentuk logistik (telur, minyak, sabun, carbol, dan sejenisnya), memberi bingkisan untuk oma opa nya (bisa kue, susu, roti) atau membuat acara sederhana seperti bernyanyi bersama dan makan siang bersama.Kalau acara ini acara perayaan ulang tahun kita-kita dan oma opa yang lahir di bulan Juli plus nyanyi-nyanyi bareng pakai gitar dan keyboard. Mereka suka nyanyi nyanyi loh :)


***  Kalau ada yang mau ke sana, ini ancer-ancernya : 
Keluar dari pintu tol serpong km 12, belok kiri lurus terus sampai ketemu simpang empat Pusiptek - Pasar Jengkol, ambil yang lurus sampai ketemu Indomaret di kiri jalan langsung belok ke kanan, ikuti jalan sampai ketemu mesjid di sebelah kanan, belok ke kanan sebelum mesjid, lurus terus sampai mentok, sampai deh.


**** Untuk konsumsinya, saya menggunakan jasa delivery nasi box Pak Suhari (02132958323). Nasi boxnya cukup murah, bisa diantar langsung ke tempat (area Serpong Bintaro Tangerang), dan masakannya lumayan enak. Saya dapat diskon untuk acara ini, oleh karena itu saya dengan senang hari mempromosikan katering Pak Suhari ini. Hehehehe.

***** Super BIG thanks to Franzo dan Pinkan yang sudah mau jadi MC, Dieta yang mengkoordinir MUDIKA Ignatius untuk bantu memberikan keceriaan, hehehe, dan tentunya Mama Papa Tony Paskal yang sudah mau direpotkan dengan preketek dung dung acara ini. Love you all! Muah muah muah.

Sabtu, 21 Juli 2012

The Dark Knight Rises : Beyond Expectation!


Akhirnya saya menonton juga The Dark Knight Rises bersama keluarga di Epicentrum Walk malam minggu ini. Agak tidak terencana karena tadinya saya ingin nonton di IMAX Gancit, tapi tadi sore pas pulang ke rumah si papa udah ngebeliin sekeluarga tiket nonton :D:D Ini dia review The Dark Knight Rises!

Well, saya berkaca-kaca di akhir film. Film ini benar-benar "beyond expecation". Emosinya, alurnya, ceritanya, semuanya benar-benar di atas harapan. Semuanya bagus. Ketika saya pikir The Dark Knight adalah puncak terbaik dari sebuah film Batman, The Dark Knight Rises memberikan saya lebih. Lebih dari The Dark Knight! Semuanya terjawab. Benang merah dari dua seri sebelumnya, Batman Begin (2005) dan The Dark Knight (2008) terlihat jelas di The Dark Knighr Rises. Dan itu adalah sebuah seni film yang tinggi. Rapih.  Endingnya tidak terlalu berlebihan. Dan tentu saja penuh dengan kejutan. Twist ending, khas Christoper Nolan. Dan kita bisa memilih untuk tetap percaya akan apapun itu yang dari awal kita percaya.

Film ini berdurasi dua jam empat puluh menit. Tapi percayalah, itu tidak terasa. Semuanya terjalin dengan baik, tidak ada yang sia-sia, tidak ada yang terasa lambat. Karakternya juga kuat. Saya suka dengan ingeterpretasi Nolan akan Cat Woman. Tidak terlalu nyenye, kuat. Anne Hathaway berhasil membawakan peran ini dengan baik. Sulit dipercaya kalau dia dulu itu main di Princess Diary. Christian Bale tidak pernah mengecewakan. Dia adalah Bruce Wayne. Satu karakter yang tidak terduga menunjukan kualitasnya adalah John Blake yang dimainkan oleh Joseph Gordon-Levitt. Mas Joseph benar-benar menjadi sesuat yang baru di film ini. Gary Oldman (Komisaris Gordon), Morgan Freeman (Dr Fox), Michael Caine (Alfred), mereka berhasil menunjukan konsistensi kualitas aktingnya. Tanpa cacat. Menyerap ke dalam karakter. Saya bisa ikut menangis melihat karakter Alfred Menangis. Dari review yang saya baca, banyak juga yang menyanjug Tom Hardy (Bane). Susah rasanya untuk tidak membandingkan dia dengan karakter Joker. Tapi aura kejam dan dingin-nya dapet.

Hans Zimmer dipercaya untuk menggarap musik film ini. Saya sebenarnya kurang begitu menyimak, tapi orang bilang musik adalah juga salah satu yang paling mendukung emosi film ini. Saya setuju. Saya setengah mati menahan air mata di penghujung film dan saya pikir itu juga karena musiknya. Hahahaha. Oiya, si Hans Zimmer ini juga yang menggarap musik di film Inception.


Kalau harus memberi nilai, The Dark Knight Rises adalah 10/10!!!
Tidak sia-sia menunggu dari 2008. The Dark Knight Rises benar-benar luar biasa. Saya bisa nonton ini berkali-kali. Sungguh. Thanks Christoper Nolan. You've done a super excellent job! I'm a proud fans of Batman since I was in elementary school and I'm so glad it's you who do the remake of Batman movie. They area fantastic, and really impact me emotionally.

Cukup sekian. Ga mau spoiler. Tonton aja sendiri. Si papa aja yang jawang muji, bilang film ini bagus!!

Oiya, dengan film ini saya secara resmi menyatakan diri sebagai fans Joseph Gordon-Levitt!


Karakternya di film ini benar-benar OK. Membuktikan kemampuan aktingnya yang mantap. Dia benar-benar bisa melepaskan diri dari image Tom-nya 500 days of summer. I heart you deh mas JGL :D:D

So what you're waiting for? Go to the movie, buy the ticket! This is one of the best movie 2012!!!

Kamis, 19 Juli 2012

#6 Medan : Wisata Kuliner!

Sekedar menjelaskan. Resolusi saya tahun 2012 ini adalah pergi ke 12 tempat wisata baru, baik domestik maupun internasional. Absen dulu : Pulau Tidung, Teluk Kiluan, Bangkok, Capetown dan Knysna - Plettenberg. Ini dia tempat ke enam : MEDAN!


Hmm, jadi kan sebenarnya dulu saya pernah tinggal di Medan ya. Dari tahun 1997-2001. Tetapi saya tetap memasukan Medan sebagai tempat wisata baru bagi saya, karena walaupun saya pernah tinggal di Medan, saya tidak pernah "berwisata" di sana. Hahaha. Maksa ya. Tapi bener loh, tahun 2007 saya balik ke sana, kota Medan itu beda banget. Pergi ke sana rasanya seperti pergi ke tempat baru. Jadi pokoknya Medan itu termasuk tempat wisata baru untuk 12 Tempat Baru di 2012! *maksa*


Dengan segala ketelodoran dan ketololan saya, mulai dari salah inget tanggal, lupa bayar tiket, tralala, trilili, hahahaha, akhirnya saya berangkat ke Medan sabtu malam, 30 Juni 2012. Seharusnya hari Jumat malam saya sudah di Medan tuh. Hiks. Tiket PP saya bayar 1.8 juta. Seharusnya kalau pesan jauh-jauh hari, bisa lah PP cuma satu juta saja. Well, di balik hujan selalu ada pelangi. Dibalik tiket mahal, ada hotel gratis. Hahahaha. Jadi ternyata di tanggal yang sama ayah saya juga ada perjalan bisnis ke Medan. Tapi saat hari H tiba, beliau sakit, padahal hotel sudah dibayar. Oleh karena itu saya tinggal deh di hotel Swiss-Bell. Yey yey. Tinggal di hotel bintang lima, dibayarin papa :D

Kenapa Medan? Sederhana. Teman baik saya Yessi Pratiwi Surya Budhi menikah. Doi orang Balige, dan suaminya orang Aceh yang tinggal di Medan. Jadilah mereka menikah di kota Medan. :) Happy Wedding ya Echi!!


Tema jalan-jalan kali ini selain pergi ke nikahan adalah wisata kuliner! Percayalah, baru kali ini saya merasa makanan Medan itu enaaaaaaaaak banget. Hahahaha.

Music Coffee - Jalan Dokter Mansur

Waktu baru datang ke Medan, itu sudah hari Sabtu jam 12 malam. Saya dijemput oleh teman kuliah saya dulu : Hari dan Aan. Saya sama mereka ini waktu kuliah kerjanya itu kalo sudah selesai magrib ya nongkrong di Gelap Nyawang, ngopi sama makan Indomie. Hahahaha. Ini masih berlaku di Medan. Jadilah habis jemput saya, kita nyari nyari tempat buat nongkrong. Tadinya mau di Merdeka Walk, tapi kurang OK crowdnya. Hahaha, gaya amat ya, pake mikirin crowd. Selain itu, ga ada resto yang keliatannya enak buat ngopi. Akhirnya diputuskan untuk menuju ke jalan Dr Mansur.

Di Jalan Dr Mansur ini, banyak tempat makan. Tapi karena jam sudah menunjukan jam satu pagi, cuma tinggal beberapa saja yang buka. Kita memilih Music Coffee. Seperti namanya, di situ bisa ngopi dan mendengarkan musik. Saya tidak ngopi, jadi saya pilih minum susu coklat saja dan memesan roti bakar.
Live music nya OK. Ya iyalah, orang Medan pinter nyanyi-nyanyi semua. Hahaha.


Tempatnya agak remang-remang gitu, Karena saya juga memang ngantuk, ditambah susu coklat. Impresi saya akan tempat ini ga begitu jelas. Hahaha. Tapi not badlah kalau mau curhat-cuhat galau di sini. Plus ada wifi juga, kalau mau asik dengan gadget masing-masing juga bisa. Hahahaha.


Martabak Murni

Karena baru pulang ngopi-ngopi Sabtu dini hari, saya baru bangun Minggu siang untuk kemudian pergi ke resepsi nikahan. Pulang cukup sore, malamnya saya janjian makan malam bersama teman-teman SMP saya, Ribka dan Sita. Malam itu tujuan saya cuma satu. Makan BABI!  Pergilah kami ke Selat Panjang.

Jalan Selat Panjang. Maaf blur, hahaha.


Begitu sampai di sana, kami cukup beruntung karena dapat parkirnya gampang. Sebagai gambaran, jalan Selat Panjang ini tidak terlalu besar, kiri kanan isinya rumah makan dengan menu babi. Jadi cari parkirknya agak-agak susah.  Sebelum menuju ke rumah makan, teman saya mengajak saya membeli martabak dulu. "Martabak Murni"! Jenis martabaknya itu martabak piring. Yang bulet, terus dilipet dua. Bisa pilih, mau yang tebal atau yang tipis."Kamu harus coba Git, ini enak loh!" Okesip!

Martabak ini letaknya di jalan Selat Panjang. Ramai. Agak lama untuk memesan. Setelah pesanan kita selesai dibuat dan kita bayar, barulah kita menuju ke warungnya. Ada banyak warung, saya tidak ingat rumah makan yang mana. Yang jelas ada tulisan "Tiong Sim" nya. Hahaha. Nah begitu duduk, baru deh saya makan martabaknya.


Jeng jeng..
Enaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak! Ini martabak yang paling enak yang pernah saya makan. Hiks. Yang saya pesan rasa coklat keju. Nah mereka ini memakai keju lembaran. Bayangin deh, martabak tipis yang sudah dibaluri coklat terus dikasih keju lembaran. Dalam keadaan panas, dilipet dua. Keju sama coklatnya lumer, terus makan deh. Hmmmmm.. Enak! Pokoknya kalo ke Medan, harus coba deh ini si Martabak Murni ya!


Mie Tiong Sim Selat Panjang

Rumah makan yang kami pilih cukup sederhana, kas rumah makan chinese. Meja bundar disusun dalam dua kolom dengan kursi tanpa sandaran. Kami pesan tiga mie tiong sim. Dulu waktu kecil saya sering makan di sini, tapi tidak ada kesan mendalam apa-apa dengan tempat ini. Begitu pindah ke Jakarta, makan babi menjadi sesuatu yang sulit dilakukan. Oleh karena itu, kali ini saya sangat  bersemangat. Penasaran juga, seenak apa sih rasanya memangnya. Kok dulu saya merasa rasanya biasa-biasa saja ya.

Dan, datanglah pesanan kami...

Aaaaaaaaaa... Liat dong itu pangsitnya, udah menggoda gitu bentuk rupa dan baunya. Begitu dimakan...
Aaaaaaaaaa.... ENAK BANGET *lebay ga santai*
Hahahaha. Beneran deh ini mie babi paling enak di dunia. Enak banget! Mie nya sendiri juga enak. Pipih, ga begitu berat dan gurih. Sepanjang ingatan saya, belum pernah nemu mie yang kayak gini di Jakarta. Yang bikin enak, selain babimya, juga mie ayamnya itu sendiri. Kuah dan sayurnya juga. Pas. Semuanya pas. Saya makan semua sampai habis. Porsinya cukup banyak, kenyang deh satu piring itu.  Bagian terbaiknya adalah : harganya murah! Hahaha. Kita bertiga makan cuma 90ribu rupiah. :D:D:D

Jam sembilan malam kami sudah selesai makan. Karena dua orang kawan saya harus pulang cepat, kami langsung balik ke hotel.


Popia Medan

Sesampainya di hotel, saya sudah ditunggu oleh teman SMP saya yang lain, Jenes! Sebenarnya saya sudah kekenyangan, tapi saya tidak bisa menolak ketika Jenes menawarkan saya untuk mencicipi Popia. Popia itu semacam lumpia, tapi isinya babi. Hahaha.

Kalau ngegoogling, letaknya Popia ini di jalan Jose Rizal. Jam setengah 10 waktu kami sampai di sana, tempat jualannya sudah tutup. Tinggal tersisa tiga potong Popia basah dan ada 10 popia goreng. Kita beli deh semuanya.


Karena tempatnya sudah tutup, maka saya makan popia ini di mobil. Yang pertama saya coba adalah popia basah. Rasanya enak enak enak enak enak enak enak enak banget! Hahaha. Bayangin aja, bangkuang putih, bawang goreng, chasion iris kecil, wortel, kacang panjang, daging dibungkus kulit lumpia, anget-anget gitu disajikan pake kulit pisang. Enak banget.

Lalu saya nyobain yang goreng. Hmmm, saya kurang suka sih yang goreng, karena dasarnya saya juga ga suka lumpia goreng. Kalau ke Medan, harus nyobain deh yang namanya Popia. ENAK! Oiya, setelah saya goggling, konon katanya tempat popia ini sudah jualan sejak 40 tahun yang lalu loh. Wow.

Puas makan, saya sempat nongkrong dengan Jenes untuk nonton film Euro. Tapi karena ngantuk banget, jam setengah satu saya diantar pulang ke hotel. Saya kayaknya bisa banget deh mimpi soal babi mengingat banyaknya porsi babi yang saya makan malam itu. Hahahaha.


Sop Sumsum Langsa - Setiabudi

Hari Senin saya bangun pagi karena masih harus ngantor dulu. Setelah giat bekerja, jams 12 teng teman kantor saya, mba Rina dan mb Moudy mengajak saya makan sop sum sum. Sudah dari setahun yang lalau mba Moudy mempromosikan si Sop Sumsum ini. Kami meluncur ke Sop Sumsum Langsa di jalan Titi Bobrok, Setiabudi. Tapi begitu sampai, menurut mba Moudy bukan tempat ini yang dia maksud. Tapi karena sudah lapar, ya sudahlah. Hahaha.

Awalnya saya tidak punya gambaran seperti apa si Sop Sumsum Langsa yang terkenal ini. Saya pikir akan seperti sumsum yang pernah saya makan dulu di kampung saya di Tulung Agung, yang menurut saya lebih banyak penderitaan makannya. Besar, panjang, panas, sumsumnya sedikit. Hahaha.

Begitu pesanan saya datang saya cuma bisa melongo. Gede banget, bo'!


Kuahnya itu gurih banget, dagingnya empuk, sumsumnya enak. Pokoknya mantap deh. Saya yang biasa makan siang tidak pakai nasi karena ceritanya pingin diet carbo, hahahaha, siang itu makan dengan lahap. Itu nasi pake kuahnya doang udah enak banget. Beneran deh. Hahaha. Pokoknya saya suka.

Di lain waktu, teman saya  si Novi, juga makan di tempat yang sama. Tapi menurut dia biasa aja dan sumsumnya terlalu sedikit, jadi dia tidak terlalu menaruhj impresi apapun dengan si sumsum langsa ini. Saya bengong aja. Bagaimana bisa makanan seenak ini dia bilang biasa aja. Hahahaha. Oiya ngomong-ngomgong kenapa namanya Sumsum Langsa, karena makanan ini berasa dari daerah bernama Langsa, kalau tidak salah terletak di provinsi Aceh.

Dimsum Nelayan : PANCAKE DURIAN!!!!

Selesai makan siang, saya mengerjakan beberapa kerjaan kantor, lalu saya bertemu dengan teman ayah saya. Kami janji bertemu di restoran Nelayan. Restoran Nelayan itu termasuk salah satu restoran yang paling terkenal di kota Medan. Restoran ini terkenal karena dimsumnya. Saya memesan beberapa menu dimsum.

Itu semua pesanan saya yang menhabiskan. Hahaha.Enak banget. Mulai dari kiri ya. Ada ceker ayam, siomay, terus yang tengah itu saya agak lupa apa, tapi enak kok. Hahahaha. Lalu tentu saja pancake durian dan udang mayonaise.

Dari semua itu, yang paling bikin hati melelh tentu saja the onw and only : PANCAKE DURIAN!

I'm not a huge fans of durian. I tend to avoid it actually. Tapi sungguh, untuk Pancake Durian, saya tidak bisa menolak. ENAK BANGET! Susah dijelaskan. Pokoknya pas semuanya. Tapi Pancake Durian-nya Nelayan ya. Saya sudah pernah coba pancake durian di tempat lain, ga ada yang seenak ini. Ini surga banget!

Di Nelayan kita bisa pesen bawa pulang kok di Pancake Durian ini. Tapi harus terus disimpan di freezer ya. Setelah dibuka, tahan paling lama 4 hari. Saya bawa hari Senin, pancakenya baru habis hari Kamis. Saya bawa ke kantor, dan kalau makan harus sembunyi-sembunyi karena baunya menyebar ke mana-mana. Hahaha. Sembunyi-sembunyi makan aja tetep baunya tersebar ke mana-mana. Hahaha.  Intinya Pancake Durian Nelayan definitely is one of the most delicious food in the world!

Nasi Goreng Tiptop

Senin sore, seharusnya  saya kembali ke Jakarta. Tapi pesawat saya ditunda, sehingga saya punya cukup waktu untuk bisa makan malam di Medan. Pilihan jatuh ke Restoran TipTop!


Ini adalah restoran yang berdiri sejak jaman Belanda dulu, tepatnya tahun 1929. Tip Top sendiri artinya kesempurnaan. Dulu sekolah saya terletak di restoran ini dan cukup sering makan di sini. Tapi waktu itu saya masih belum tahu nilai historis restoran ini, saya pikir cuma restoran kuno tidak terawat.

Tapi setelah pindah ke Jakarta, saya baru tahu kalau ternyata ini restoran peninggalan jaman Belanda. Di meja restoran ini ada brosur soal restoran ini. Dari situ saya tahu bahwa ternyata restoran ini punya tungku dari tahun 1930an dan masih digunakan sampai sekarang. Interior dalamnya juga dibiarkan tetap berkesan kuno. Ada beberapa alat kuno yang akhirnya dijadikan pajangan juga di dalam restoran, seperti mesin kasir jadul hehehe.


Yang terkenal dari Tip Top itu adalah nasi goreng, risoles, dan jus buahnya. Tiga item itu yang saya pesan untuk makan malam. Sluuurrrrp.


Nasi gorengnya enaaaaak! Saya suka model nasi goreng seperti ini, yang ada telor ceplok sama ayam gorengnya. Risolnya juga enak. Besar pula. Juicenya ga enak, soalnya saya bilang ga usah pake gula. Hahaha.

Puas deh pokoknya makan malamnya. Plus porsinya gede, jadi saya tidak sanggup menghabiskan semuanya. Tapi beneran, nasi gorengnya enak! Hahahaha.

Selesai makan malam, saya langsung menuju ke bandara. Di pesawat saya tidur pulas karena kekenyangan. Sampai di Jakarta jam 12 malam, saya kecapekan tapi happy karena wisata kuliner Medannya berjalan mulus. Tiga makanan yang saya inginkan : sumsum Langsa, pancake durian dan Tiong Sim, sudah saya coba dan memang benar enak. Tidak ada penyesalan :D

Menurut teman-teman saya, masih banyak lagi kuliner medan yang belum saya coba. Mie Ayam, BPK, Saksang, Arsik, kwetiaw, seafood, nasi lemak... Ah, banyak sekali... Berarti masih harus ada next trip ke Medan. Lagipula di Medan tiga hari sudah membuat berat badan saya naik dua kilo. Hahaha, soalnya sepulang dari Medan, pola makan langsung berantakan, dari yang makan sedikit jadi makan banyak, Terus saya menstruasi, jadinya dua minggu libur tidak olahraga. Hahahaha.

Sekian laporan wisata kuliner saya! Nantikan petualangan kuliner saya berikutnya yes! :D:D

Senin, 16 Juli 2012

#4 - Capetown : The Final Day! (Part 7 - END)

Day 8 : The Last Day!

Akhirnya kita sampai lagi ke hari Sabtu. Hari terakhir di Capetown. Minggu pagi besoknya kita sudah harus pulang kembali ke tanah air.

Pagi ini Benny bangun paling pagi dan dia mencoba buat latihan boxing di Boxing Club yang ada di lantai dasar hotel. Pas balik, saya baru bangun dan dia pamer pamer foto latihan ninju sama orang Afrika. Hahaha. Sombong amat deh pokoknya. Setelah kita bertiga mandi, kita sarapan di cafe lobby hotel. Kali ini kita benar-benar menikmati karena ini adalah sarapan terakhir kita di situ. Hehehehe. Sebelum pergi, kita menyempatkan diri foto sama si mbak waitres baik hati yang sabar banget melayani kita.



Rencana hari ini adalah menuju Cape of Good Hope! Kali ini full team, lengkap dengan mba Dina. Yeay yeay. Jam sepuluhan kita berangkat ke The Westin menjemput Dina dan Agung. Agak lama di The Westin karena nungguin Benny tibo dan dia lupa jalan balik menuju ke lobby hotel. Hahaha.

Nungguin Benny Tibo
Untunglah dengan rahmat alam semesta, Benny berhasil menemukan jalan kembali ke lobby dan kita akhirnya jalan ke Cape of Good Hope. Untuk sampai ke Cape of Good Hope, kita kembali melewati Chapman's Peak! Yeay. Tentu saja kita foto foto lagi di sana. Kali ini Agung bawa lensa fish-eye, jadi gambar-gambarnya lebih OK. Agung sama Dina berasa prewed lagi aja gitu. Hehehe.



 Setelah puas foto-foto, kita lanjut turun ke bawah menuju Cape Of Good Hope. Cuaca yang tadinya cerah tiba-tiba jadi mendung. Sepanjang perjalanan, hujan lumayan deres.

Cape of Good Hope itu terletak di kawasan Cape Point, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Table Mountain, kalau tidak salah.

Dengan menggunakan mobil, lama perjalanan dari CapeTown itu sekitar 45 - 60 menit. Pas berangkat kan hujan ya. Syukurlah pas nyampe kawasan Taman Nasionalnya, hujan reda. Yey yey.

Untuk masuk ke kawasan Taman Nasionalnya itu kita baya per orang, lupa berapa tapi kalau tidak salah jatuhnya per orang sekitar 50 ribuan. Pas masuk, di pos jaganya sudah ada penjelasan jam berapa taman akan ditutup dan ada hewan apa saja yang munkin bisa kita temui selama di sana. Ada peringatan keras bahwa kalau ketemu baboon, kita tidak boleh memberi dia makan. Baboon yang sudah berinteraksi dengan manusia akan menjadi agresif dan membahayakan lingkungan sekitar. Baboon yang seperti ini biasanya akan dibunuh supaya tidak menggannggu :(

 Sempat agak bingung karena begitu masuk cuma ada hamparan tanaman dan jalan raya dan laut. Tapi ada rumah yang berisi informasi apa-apa saja yang bisa dikunjungi. Ini cukup membantu. Uniknya, rumah ini kosong, tidak ada penjaganya. Cuma ada peta, brosur yang banyak, dan beberapa papan berisi informasi soal Cape Point yang semuanya diatur rapih. Walau tidak ada orang, tapi rapih loh rumahnya. Terawat. Pemandangannya juga bagus :)


Foto di atas saya upload karena ini yang paling jelas. Liat warna lautnya deh. Yang sebelah kiri agk biru hijau, yang sebelah kanan lebih biru. Sepanjang ngeliat ke arah laut, saya memang menyadari ada perbedaan warna laut, tapi saya pikir itu karena perbedaan kedalaman airnya. Ternyata eh ternyata setelah kita balik ke Capetown dan bertemu seorang teman, dia menjelaskan bahwa di Cape Point, kita bisa melihat pertemuan dua samudra, yaitu Samudra Atlantik dan Samudra Hindia. Pertemuan kedua arus itu bisa dilihat jelas, dan perbedaan warna antara air dari Samudra Atlantik dengan air dari Samudra Hindia. Hahahaha.

Dari rumah tempat informasi pariwisata tadi, diputuskan kita menuju ke Cape of Good Hope dulu, baru setelah itu ke Lighthouse nya. Berdasarkan artikel yang saya baca tentang Capetown, Cape Point Light House ini adalah salah satu tempat yang WAJIB dikunjungi kalau kita ke Cape Point.

Cape of Good Hope

Di perjalanan menuju Cape of Good Hope, kita ketemu sama burung unta loh! Namanya juga Taman Nasional, mereka ya dibiarin gitu lepas cari makan, kayak di Taman Dafari. Pemandangan menuju ke sana juga OK punya loh :)


Dan begitu smpai di Cape of Good Hope, kita semua sekali lagi terbengong bengong. Bagus banget. Cape of Good Hope adalah bagian dari benua Afrika yang terletak paling Barat Daya.

Selain papan yang memberi info bahwa daerah ini adalah "The Most South-Western Point of The African Continent", Cape of Good Hope memiliki pemandangan yang sangat sangat sangat cantik. Lihat bukit di latar foto di atas? Bukit itu bisa didaki loh. Jalurnya sudah dibuat sedemikian rupa sehingga cukup nyaman. Pemandangan dari atas sana adalah salah satu pemandangan paling cantik yang pernah saya lihat.


Langit itu bener-bener biru, air laut juga bener-bener biru. Berasa di negara antah berantah. Well, Afrika memang agak antah berantah si. Tapi sejujur-jujurnya saya pribadi tidak mengharapkan akan ketemu pemandangan semantap ini.

Setelah menikmati pemandangan di atas Cape Of Good Hope ini, kita turun ke bawah. Pemandangan dari bawah juga tidak kalah cantik loh. Ombak yang menabrak karang, orang memancing. Saya rasa saya sangat bisa bengong di tempat macam ini cuma untuk ngeliatin ombak selama berjam-jam. Hahaha. Itu mah namanya galau yak.



Pas kembali ke mobil, kita semua sudah kelaparan. Diputuskan untuk menuju lighthouse atau bahasa indonesianya mercusuar. Di dekat mercusuar itu ada tempat makan. Hampir mirip dengan tempat makan di Table Mountain, konsepnya itu restoran fine dining, dengan pemandangan laut lepas. Pelayanannya memuaskan, makanannya enak! Sebelum makan, saya sempat menggalau beberapa menit. Berdiri di balkon, memandangi lautan lepas, dengerin lagu dari BB. Hahahaha. Super galau di tempat mamen. Tapi entah kenapa waktu itu rasanya benar-benar butuh sekali buat bengong ngeliatin laut lepas. Rasanya surga. Hahahaha.


The Lighthouse

Setelah selesai makan, kita  menuju ke mercusuar. Letaknya cukup tinggi dan ada dua cara untuk menuju kesana : jalan kaki gratis, atau naik semacam kereta, bayar dua puluh ribuan. Kami ini kan orang asia yang kedinginan dan agak malas. Oleh karena itu, tanpa ada perdebatan yang berarti, kami memilih nomor dua! Hahaha. Menunggu kereta dan perjalanan sampai ker atas memakan waktu sekitar lima belas menit.


Dan akhirnya, sampailah kita di mercusuar Cape Point!


Langit yang biru cerah, dedaunan yang hijau, pemandagan yang asik, keren sekali lah tempat ini.


Ternyata lumayan capek juga jalan jalan di sektiar Cape Point. Waktu sudah menunjukan sekitar pukul empat. Kita tadinya mau mampir ke tempat Vasco Da Gamma pertama mendarat di Afrika. Tapi ketika masuk mobil, hujan turun lagi. Jadinya bubar jalan deh rencananya. Tapi lucu juga. Pas berangkat hujan, pas pulang hujan. Oiya, pas pulang kita sempet bertemu dengan satu keluarga baboon yang sedang menyebrang jalan! Sayangnya karena kita semua kaget tiba-tiba ada keluarga baboon nyebrang, kita bengong dulu, terus baru inget kalau punya kamera. Gampbarnya agak agak burem deh.


Di perjalanan pulang, kita melewati Chapman's Peak lagi, dan untuk kesekian kalinya kita berhenti lagi untuk foto-foto. Hahahaha.



Kita sampai kembali di Capeotwn sekitar jam enam sore. Malam ini kita ada janji untuk makan bersama teman kita Adhy, dialnjutkan dengan nonton final Liga Champion.

Cafe Royale

Tempat yang dipilih oleh adiknya Adhy untuk makan malam namanya Cafe Royale. Konon katanya ini adalah restoran yang menyajikan burger paling enak sekota Cape Town. Hahahaha. Lokasinya di jalan Long Street. Agak susah mencari karena penampilan luarnya tidak seperti restoran yang menjual burger. Vintage klasih gimana gitu. Hahahaha. Pas kita sudah sampai restorannya, ternyada Adhy belum sampai ke situ.


Porsinya besar seperti biasa. Tapi karena burger, rasanya agak aneh kalau harus sharing, jadilah kita memesan satu orang satu. Well, kebanyakan. Hahahaha. Saya tidak habis. Tapi rasanya memang benar enak loh. Pelayannya juga cantik. hahahaha.  Ketika kami sedang makan, Adhy dan adiknya akhirnya sampai juga ke restoran. Kita semua makan dengan bahagia. 

Cafe Mojito
Setelah semua selesai makan, agenda selanjutnya adalah nonton final Liga Champion. Setelah keliling ke sana, ke sini, akhirnya kami memutuskan untuk nonton di Cafe Mojito!

Tempatnya hommy banget. Kita datang agak awal jadi bisa langsung mendapat tempat paling strategis, di belakang yang ada senderannya semua. Hahahaha.

Sex On The Beach ;)
 



Malam itu ditutup dengan kemeangan Chelsea. Rendy dan Benny happy bener Secara malam sebelumnya saya diberi kuliah singkat oleh Rendy tentang betapa final ini meruapkan salah satu final bersejarah dalam dunia sepakbola. Hahahaha.

Begitu pulang sampai ke hotel, saya masih semangat menghabiskan botol wine yang tersisa di hotel. Tapi dua teman saya ini nampaknya sudah tidak mampu lagi. Ya sudah deh. Untuk terakhir kalinya saya ditinggal tidur lagi ketika saya masih hot-hotnya ingin bawel cerewek cerita ini itu. Saran terakhir dari mereka adalah sebaikya saya mencari teman baru. Hahahaha. Welll, hari terkahir di Capetown usai sudah. Besok pagi, kita harus sudah ada di bandara jam delapanan untuk menyelesaikan urusan penyewaan mobil. Hiks.. Indonesia, I'm coming..

Day 9 : Bye bye Capetown!

Pagi yang benar benar terkahir di Capetown. Pagi itu kami sudah sepakat janjian akan menggunakan seragam. Hahaha. Kami memakai baju dengan tulisan Capetown yang kami beli hari Jumat lalu. Yang cowok pakai baju warna oranye. Saya warna biru tua. Hahahaha.

Tidak ada masalah berarti ketika check out dari hotel. Ketika kami pergi, cafe tempat kami biasa sarapan belum buka sehingga tidak sempat berpamitan dengan mbak mbak pelayan baik hati. Dari Sea Point, kita segera menjemput Agung. Suasana pagi itu gloomy. Pada sedih musti pulang ke Jakarta. Hahahaha.

Sempat berputar beberapa kali di bandara karena Benny seperti biasa salah jalan, hahahaha, tapi kami berhasil sampai di bandara dengan selamat. Proses pengembalian mobil sewaan tidak seruwet yang kita kira. Tidak sampai sepuluh menit, sudah beres. Tagihan ongkos tol yang kami gunakan selama di Capetown akan dibebankan ke kartu kredit yang dipakai untuk membayar sewa. Begitu juga dengan denda bila ternyata setelah dicek kami melakukan pelanggaran lalu lintas. Hahahaha.

Ngomong-ngomong, airportnya Capetown itu lumayan OK. Mirip sama Changhi tata letak dan konsepnya.


Sebelum boarding, tentu saja kita belanja dulu. Hahahaha.Untuk belanja, peraturannya sangat ketat. Yang boleh dibawa itu kalau engga dua botol wine, atau satu wine dan maksimal tiga jenis liquor. Saya membawa pulang satu botol wine dan satu botol Amarula (liquor khas Afrika Selatan). Botol wine saya berikan untuk teman baik saya, sedangkan Amarula saya buka ketika ulang tahun saya minggu lalu. Amarula rasanya sama seperti wine :)


Bye bye Capetown!! Sembilan hari yang menyenangkan di benua Afrika! Perjalanan kali ini memberikan banyak inspirasi kepada saya. Bahwa saya HARUS mengelilingi dunia. Saya harus tahu bagaimana kehidupan di belahan bumi yang lain. Saya juga ingin sekolah lagi :D

Sekali lagi, bye bye Capetown! Thank you for the inspiration! :)

___________________

Fun facts after the trip :
1. Pesawat baru sampai di Jakarta jam dua belas siang di Jakarta dan akhirnya saya bolos ngantor. Hahaha.
2. Bulan Juni lalu, kartu kredit Agung mendapat charge sekitar dua ratus ribu rupiah dari jasa penyewaan mobil. Itu adalah ongkos karena melanggar peraturan lalu lintas. Tidak ada rinciannya, tapi kemungkinan terbesar melanggar limit kecepatan. Hehehehe.

Minggu, 15 Juli 2012

Dua Puluh Lima

Terimakasih semesta, bisa sampai ke angka dua puluh lima.
Semoga saya bisa semakin bijaksana.
Dan semakin kuat.
Dan bisa membawa segala sesuatu yang baik untuk sekitar saya.

:)

Jumat, 06 Juli 2012

Another fun day at #4 - Capetown - Part 7

Day 7 : More FUN!

Bangun pagi di benua Afrika hari ke tujuh. Rasanya masih tidak percaya. Hahaha. Pagi itu saya bangun cukup siang karena tidur paling akhir malam sebelumnya. Waktu saya bangun, Benny sudah lari pagi. Pagi itu kami bersantai-santai. Mandi, lalu sarapan di cafetaria bawah.

Nama cafetaria nya itu "KOS". Pas check di trip advisor, termasuk salah satu tempat makan yang lagi happening loh di Sea Point. Hahaha. Suasananya rumahan, makanannya lumayan lah. Kita bertiga selalu mesen menu yang sama selama tiga hari di sana soalnya, jadi kurang mengexplore menu menu lain selain menu sarapan. Hahaha.


Jam sepuluh kita berangkat menjemput Agung ke Westin. Rencana hari ini adalah pergi ke Castle of Good Hope, setelah itu menjemput mba Dina , lalu kita lanjut ke Cape of Good Hope!

Castle of Good Hope

Pertama  sampai di Castle of Good Hope, yang paling mencolok buat saya adalah bendera yang berkibar di atas dinding benteng kastil ini.


Jadi itu kan ada enam bendera, Saya berasumsi bahwa itu adalah urutan pemerintahan di Afrika Selatan. Awalnya dijajah Belanda, terus Inggris, terus Belanda lagi, terus Inggris lagi, sampai akhirnya merdeka sebagi Afrika Selatan. Hahaha.

Yippie! Ternyata hari itu, 25 May 2012, adalah hari Museum Internasional. Oleh karena itu, kita berempat tidak perlu bayar tiket untuk masuk ke Castle of Good Hopeini.

Waktu pertama kali masuk ke dalam, yang paling mencolok itu adalah ada kuda gede banget di halaman kastilnya. Gede banget. Terus bulunya lembut.

 Kastil ini dulu adalah pusat pemerintahan kota Capetown. Dibangun di masa penjajahan Belanda, entah tahun berapa, hahaha, gedung ini masih dipakai buat beberapa kegiatan pemerintahan. Sebagian dijadikan museum, sebagian lagi bisa disewa untuk pameran, atau acara-acara lain seperti gathering dinner.

Seperti peraturan museum pada umumnya, kita ga boleh ambil foto di dalam situ. Yang paling gw kagumi kalo pergi ke museum-museum gitu adalah kalau ada peta-peta jaman dahulu. Oiya, karena pernah dijajah Belanda juga, di dalam museumnya ada beberapa barang dengan label VOC. Oiya, satu lagi yang menarik di area kastil ini adalah ada jam mataharinya.



Kita beruntung, karena tepat jam dua belas, ada upacara pergantian petgas penjaga kastil. Seru loh, jadi di akhir seremoni, pasukan ini menembakan semacam mesiu dari sebuah meriam kecil seukuran botol aqua satu liter. Kecil sih, tapi suaranya manstap. Kenceng bikin kaget seRT.


Setelah menyaksikan prosesi pertukaran penjaga, seharusnya kita jemput mba Dina untuk lanjut ke Cape of Good Hope. Tapi ternyata mba Dina masih ada kerjaan. Agenda pun dirubah. Hari ini kita belanja oleh oleh. Cape of Good Hope dipindah ke besok.

V&A Waterfront

Dari Castle of Good Hope, kita langsung menuju ke V&A Waterfront. Ada dua agenda penting : makan siang dan cari oleh-oleh. Berhubung waktu sudah menunjukan pukul satu lewat, kita memutuskan untuk cari makan dulu. Setelah keliling kiri dan kanan, muter sana muter sini, pilihan jatuh ke Quay Four.

Quay Four adalah restoran yang cukup menyenangkan. Ada indoor dan outdoornya, terus di sana banyak burung-burungnya juga. Jadi mereka makanin rempah-rempah kecil dari makanan kita.


Selesai makan, kita belanja. belanja, belanja, belanja. Hahahaha. Saya membeli baju, magnet, gantungan kunci, tas. Habis cukup banyak, tapi barang-barangnya cukup banyak. Belakangan baru tahu, kalau mau cari oleh-oleh harga murah, jangan di waterfront, tapi di tempat lain yang saya lupa namanya apa. Hahaha. Semacam pasar gitu, tapi cuma ada sampai jam dua siang..

Salah satu kejadian unik adalah pas kita lagi belanja belanja gitu tiba-tiba ada orang nyamperin. "Mas, dari Indonesia ya?" Hahahaha. Kita ketemua sama satu orang Indonesia. Dia lagi ikut training Navy Perancis, dan kapalnya lagi singgih di Capetown. That's cool! Kita sempat tukar pin BBM, tapi karena BB saya hilang, saya lupa siapa nama si mas ini. Anggap saja si mas Navy. Kita ngobrol cukup lama sama si mas navy ini. Seru banget hidupnya. Sebelum dari Capetown dia baru dari Paris, dan setelah dari Capetown dia mau ke Rio! Aaaaaaa. Envy to the max!


Habis belanja kita sempat jalan-jalan keliling kiri kanan dulu. Menikmati Waterfront karena kita ga bakal ke sana lagi. Hiks..


Setelah puas belanja-belanja. Kita pulang ke Westin, jemput mbak Dina. Lalu pergi balik ke Amalfi, browsing cari tempat makan, terus pergi makan malam. Padat ya jadwal kami. Hahahah.

Pencarian lokasi makan malam kali ini agak sedikit lebih ribet karena kita pingin makan di tempat yang happening di Capetown dong. Dalam perjalanan ini, saya memang punya tugas untuk mencari tempat makan berdasarkan informasi di internet. Biasanya saya cari di tripadvisor.com atau ke mydestination.com/
Lima hari di sini, saya belajar bahwa hampir semua restoran yang kami kunjungi selalu memberikan pelayanan yang memuaskan dan semua masakannya enak. Jadi tidak usah takut pergi ke sembarang restoran dan makanan ga enak, jamin pasti enak.

Malam ini pilihan jatuh ke Cascades on the Promenade, di daerah Sea Point, dekat dengan hotel kita.

Cascades on the Promenade

Cascades on the Promenade sebenarnya adalah bagian dari hotel the Promenade. Malam itu tampaknya cuma kami satu-satunya tamu di restoran itu. Suhu di kota Capetown saat itu sedang dingin-dinginnya. Kita memilih duduk di dalam. Malam itu kita makan enak seperti biasa. Ada babinya. Hahahaha.


Kalo di gambar, yang paling kanan itu babinya. Enak deh. Hahaha. Itu yang paling saya inget.

Setelah makan, kita janjian buat ketemu temen kita yang lain lagi. Tempat pertemuan disepakati. The Power and The Glory.

The Power and The Glory

Jadi ini semacam kafe gitu. Karena itu malam sabtu, rame banget. Ada bartender cewek yang OK banget, suka ngeliat gayanya. Semua bartendernya cewek lo ngomong-ngomong. Musiknya OK, tapi buat nyari tempat duduk agak susah.

Nah, di situ kan bulenya tinggi-tinggi ya. Susah banget lo mesen di situ. Harus jinjit-jinjit. Hahahaha. Harga minuman tetap murah. Tapi saya lebih suka tempat yang kami datangi malam sebelumnya sih.


Overall, hari ini kita semua happy. Good food, nice shopping, ditutup dengan cool behave hangout. Hahaha.
Kita ga pulang terlalu malam karena besok pagi seharian, kita mendedikasikan waktu untuk Cape of Good Hope. Dan kali ini full team, mba Dina sudah free dari kerjaan kantornya. So excited :)

Rabu, 04 Juli 2012

Back to #4 - Capetown (Part 6)

Day 6 : Explore Capetown!

Berangkat jam lima sore dari Knysna, kita berhasil sampai ke Capetown jam satu pagi. Setelah mengantar Agung ke hotel The Westin, tidak sampai setengah jam kita berhasil sampai ke hotel tempat kita menginap sampai hari Minggu nanti : Amalfi Suites Hotel.

Amalfi Suites Hotel cukup recommended. Tarif 200 Rand per orang per malam, sekitar 240 ribu rupiah. Kita mendapat satu kamar yang luas. Satu kamar tidur dengan ranjang queen size, satu ruang tamu dengan tempat tidur single dan sofa yang panjang dan empuk, cukup untuk tidur dua orang, satu kamar mandi, satu meja makan, satu tivi, satu balkon, satu kulkas, satu toaster, satu termos, satu microwave, satu coffe maker, dan ada microwave nya juga. Peralatan dapur lengkap, ada piring, gelas, pembuka botol. Hahaha. Di situ juga ada tempat parkir khusus penghuni hotelnya. Kita diberikan kunci parkirannya, jadi tidak usah khawatir kalau pulang malam. Kuncinya canggih lo, yang tinggal dipencet terus pagernya kebuka sendiri *kampung*. Hahahaha.

Hotel Amalfi ini terletak di daerah Sea Point. Seperti namanya, Sea Point, hotel ini terletak di dekat laut. Cukup jalan kaki sekitar dua menit, kita sudah sampai ke pinggir pantai. Pinggir pantainya itu ditembok sedemikian rupa sehingga orang-orang bisa nyaman berjalan kaki menyusuri pinggir pantai. Sebelum tidur, ada wacana untuk lari pagi menyusuri pantai Sea Point. Benny yang paling semangat.


Walau tidur jam satu pagi, jam enam pagi Benny sudah bangun ngajakin lari pagi. OK Challeng accepted. Kita bertiga keluar  untuk nemenin Benny lari. Yang lari Benny doang kok. Saya dan Rendy jalan kaki cantik saja. Suhunya dingin. Sekitar 15 derajat kali ya. Tapi banyak juga yang lari pagi, dingin-dingin kayak begitu. Oiya, di sepanjang jalan ini masih banyak burung camar loh. Terus ada juga yang lari pagi sambil bawa anjing. Menyenangkan sekali.


Cerita Tolol 1

Yang akan saya ceritakan setelah ini adalah cerita yang agak tolol. Seperti yang saya bilang, yang lari beneran cuma Benny, sedangkan saya dan Rendy cuma jalan kaki. Jadi Benny lari mendahului, saya dan Rendy jalan santai. Lima belas menit berlalu, Rendy sakit perut ingin boker. Dia memutuskan untuk balik ke hotel. Karena kunci kamar hanya satu, kunci saya berikan ke Rendy. Kita sepakan untuk bertemu di cafetaria lantai bawah hotel setelah ini. Rendy pergi, saya lalu lari-lari kecil menyusul Benny. Setelah Benny selesai satu putaran, saya dan Benny berjalan-jalan sebentar lalu memutuskan kembali ke hotel.

Sesampainya di hotel, jeng jeng, Rendy tidak ada di lantai bawah. Kami mulai panik. BB-nya Rendy habis batere, dia tidak bisa dihubungi. Benny akhirnya entah bagaimana ceritanya bisa mendapat akses untuk masuk ke kamar. Jeng jeng.. Di kamar, Rendy juga tidak ada. Petugas yang membantu Benny masuk ke kamar berusaha membantu. "Kalau teman kamu hilang, kamu ada fotonya ga? Kita bisa lapor ke Polisi." Hahahaha. Serem amat. Lagian foto Rendy yang ada di BB-nya Benny ya foto Rendy sama gajah atau burung camar. Hahahaha. Tapi tentu saja waktu dengar saran dari si petugas Hotel, Benny panik. Ga lucu banget ya, cuma gara-gara misah buat boker, doi hilang gitu. Saya juga panik karena menurut review yang saya baca, daerah Sea Point ini agak rawan kejahatan. Haduh. Mules deh pokoknya mikirin kemungkinan itu.

Setelah hampir sekian belas menit saya dan Benny panik, tiba-tiba Rendy muncul dari pintu masuk tanpa merasa bersalah. "Gw tadi nyasar balik ke sini." GUBRAKS! "Terus lo udah boker?" saya tanya. "Ya belum, ini baru nyampe." Hahahaha. Muka datar, nada bicara datar, kas Rendy. Tahu dia ga hafal jalan, mending nungguin saya dan Benny lari pagi. -______-"


Chapman's Peak

Setelah kami bertiga bisa berkumpul lagi dengan selamat, kami sarapan di cafetaria lantai bawah hotel, lalu bersiap-siap mandi, menjemput Agung. Ada banyak rencana untuk menhabiskan waktu di Capetown. Naik sepeda keliling Capetown, pergi ke Chapmans's Peak, pergi ke Cape of Good Hope, cari oleh-oleh, dan tentu saja mencoba tempat-tempat hangout asik di Long Street.

Untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah gerak kami, sekali lagi saya tampilkan gambar Capetown, kali ini dengan petunjuk yang lebih jelas. Hahahaha.


Agenda hari ini adalah menuju ke Chapman's Peak. Dari Amalfi Hotel, kita menjemput Agung di The Westin.
Kita berencana untuk naik sepeda keliling Capetown. Salah satu rekomendasi adalah ke Bookap. Tapi begitu sampai sana, kita agak kebingungan. Akhirnya diputuskan untuk mencari nomor telfon rental sepeda.

Cerita Tolol 2
Ini percakapan paling tolol yang pernah saya lakukan. Malu sendiri kalau mengingat-ngingat.
Gita : Hi, is this a bike rental?
X : Yes.
Gita : I wan to rent bikes for four people.
X: OK. When do you want to bike?
Gita : Err.. Today?
X: Hmmm. I should check first. How you gonna take the bike? Do you want us to delivery the bike to your place?
Gita: Err.. OK. I think that's better.
X: So How many are you?
Gita: Four
X: How many male? Female?
Gita: 3 male, 1 female
X: How tall your male friends?
Gita: Hmmm 170 cm I guess.
X : And you?
Gita around 150 cm.
X: What is your address?
Gita: Errr,, Jeans and T shirt..
X :.... No I mean where do you live?
Gita :*ziiiiiiiiiing*
GUBRAKS...

Hahahaha, Entahlah mengapa saat itu yang saya dengar adalah "What is your dress?" yang artinya "Apa gaun yang kamu kenakan?" Hahahaha. Ini tolol level dewa. Satu mobil udah ngetawain saya. Saya berusaha nahan ketawa ngomong saya si rental sepeda. Sialan.

Sepeda baru bisa ada jam dua siang sedangkan sekarang baru jam sepuluhan.Terlalu lama menunggu. Kami memutuskan untuk ke Chapman's Peak. Sepertinya ke Chapman's Peak tidak mungkin selesai jam dua siang. Akahirnya rencana sepeda dibatalkan. Syukurlah. Saya malu juga ketemu sama si orang rental sepedanya. Hahahaha.


Well, Capetown itu memang kota yang penuh kejutan. Di tengah perjalanan menuju Chapman's Peak, kita melewati pantai yang menggoda sekali untuk disinggahi. Infrastruktur Capetown mengerti hal ini, sudah disediakan tempat parkir untuk orang-orang yag ingin main ke pantai. Kita parkir lalu turun ke bawah. Pantainya itu pantai bebatuan, tapi suara ombak dan warna - warnany begitu menyenangkan untuk dilihat. Dengan latar belakang Lion's head, enak betul dipandang mata.  Oiya, ada juga sepasang orang tua di usia senja yang sedang piknik di situ loh.

Puas memanjakan mata, kami melanjutkan perjalanan ke arah Chapman's peak.

Chapman's peak itu apa sih? Itu adalah jalan raya yang terletak di pinggir tebing. Jadi sepanjang jalan itu bener-bener samping kita laut, sampingnya tebing. Di beberapa titik, kita bisa berhenti dan menimati pemandangan. Bukan cuma untuk kendaraan, di sini juga diperbolehkan orang-orang untuk melakukan tracking, sepedaan, bahkan ada yang lari. Busyet dah.  Chapman's Peak ini merupakan bagian dari Taman Nasional Tabel Mountain. Oiya, ini salah satu lokasi shooting film James Bond loh. Inget ga adegan yang ada mobil kejar2an di gua pinggir tebing. Ya di Chapman's Peak ini.

Jadi untuk masuk ke daerah Chapman's peak, kita harus bayar uang masuknya dulu. Sekitar tiga puluh ribu rupiah. Lalu sebelum masuk ke jalur pinggir tebingnya, ada orang yang mengecek tiket kendaraan dan juga keselamatan penumpang mobilnya. Pas kita diperiksa, si petugasnya ngomong. "I'm checking your safety." Terus Agung jawab "Yes, We will drive safely." "No you're not." Kata petugasnya. Kita bingung. "She's not wearing safety belt" Si Petugas nunjuk ke arah saya yang duduk di kursi belakang. Doeng doeng doeng. Bikin malu emang ini si Gita. Biasanya pakek kok Om Petugas, tadi karena sibuk foto ini foto itu jadinya dilepas sabuk pengamannya.

Betul-betul deh, di saat kita pikir kita sudah mendapatkan the bestnya Capetown, begitu masuk ke area Chapman's peak kita semua langsung terbengong-bengong lagi. BAGUS BANGET!


Setelah melewati Chapman's Peak, kalau diteruskan bisa sampai ke Cape of Good Hope. Tapi Cape of Good Hope disimpan untuk akhir pekan supaya kita bisa bareng sama mbak Dina. Perut keroncongan,  sudah waktunya makan siang. Kita memutuskan untuk makan di The Chapman's Peak Restaurant.


The Chapman's Peak Restaurant and Hout Bay Beach

Restoran ini mendapatkan rating yang lumayan tinggi di tripadvisor.com. Yang paling direkomendasikan adalah Calamarinya. Dan memang betul, calamarinya enaaaaaaaaaaak banget. Oiya, restoran ini juga termasuk restoran tertua di Capetown. Restoran ini sudah berdiri sejak jaman masih dijajah lah istilahnya.

Maafkan, karena kami lapar, tidak satu pun makanan sempat difoto. Hahahaha. Oiya, ini adalah restoran di mana kita bisa makan kenyang dengan harga paling murah. Kalau tidak salah cuma tiga ratus ribu rupiah, sudah dapat dua main course, dua pencuci mulut, satu gelas wine dan satu pan calamary.  Kenyang dan bahagia :)

Sebelum kembali ke kota Capetown, tepat di seberang restoran ini, ada pantai namanya "Hout Bay Beach". Kita memutuskan untuk main main sebentar di situ.


Balik ke Capetown, tadinya kita mau main ke Castle of Good Hope, tapi ternyata sudah tutup. Jadi kami memutuskan untuk foto-foto saja di sekitar Castle dan di alun-alun kota. Ya kayak turis gitu lah, dikit-dikit foto. Hahahaha.

Hari mulai gelap, kita nganter Agung ke Westin, sekalian kita ngambil koper yang kita titip di kamar Agung dan Dina selama kita ke Knysna. Dari situ kita kembali ke Amalfi Hotel, mandi dan siap-siap berangkat makan malam. Setelah debat kana kiri sana sini, malam ini kita putuskan untuk makan di rumah makan khas Afrika Selatan. Rekomendasi terbaik yang didapat dari internet adalah Mama Africa.

Mama Africa

Restoran Mama Africa ini terletak di Long Street. Agak ribet kalau bawa mobil karena jalannya satu arah dan parkirnya susah, jadi kita sempat muter muter beberapa kali. Tempatnya lucu, dekornya unik dan niat.

Kita cuma pesen dikit. Wine tentunya, nasi Kari kesukaan Rendy, dan daging - daging hewan buruan. Game Meat. Jadi itu satu piring isinya daging buaya, kudu, burung unta sama beberapa sayur-sayuran khas dari sana. Saya suka sekali dagin buayanya. Yummy.

Selesai makan, ternyata ada live music di bagian belakang restoran ini. Musiknya dinamis, dan suaranya bagus Kalau ngeliat para pemainnya bernyanyi dan main musik, jadi pingin ikut goyang. Hahahaha. Tapi kan saya pemalu, jadi goyang-goyang jempol kaki saja. Hehehehe.


Selesai makan, kami menghabiskan waktu cukup lama untuk berkeliling mencari bar yang cukup OK buat bersenang-senang. Sempat berhenti sekitar hampir satu jam di tempat namanya Capello.

Tapi ga terlalu berkesan sih. Kami cuma minum satu botol wine. Setelah habis, kamu putuskan untuk pergi mencari tempat yang lebih happening. Hahahaha.


The Slug and Lettuce

Tadaaaa.. Sampailah kami di bar The Slug and Lettuce. Saya kurang ingat apa yang menjadi faktor kami memilih bar ini dari sekian banyak bar di Long Street, tapi ini jelas bukan pilihan yang salah.

Harga minuman di sini murah. Whiskey cola cuma skitar tiga puluh ribuan satu gelas. Rendy sampe jedotin kepala ke tembok saking murahnya. Lalu mereka punya campuran lokal, harganya sekitar dua puluh empat ribu rupiah, bisa untuk 8 shots. Warna biru kayak spiritus. ITU MURAH BANGET.

Selain minuman yang murah, suasananya juga enak. Tidak terlalu ramai. Musiknya bagus. Tiba-tiba pas saya lagi asik minum, si bartendernya nanyain saya. "Hey, may I see your passport?" Hahahaha. Langsung semua ketawa. "Noo.. Just kidding.." Kata dia. Tapi saya yakin dia serius. Saya keluarin aja passport saya. Hahahaha.

Tak lama setelah itu, ada bule ngehampirin kita. "Hey, I bet with my friends that you all guys are not American. Tell me you're not American." Hahahaha. Ini lebih dodol lagi. Kita sempat ngobrol-ngobrol sama si bule itu. Dia heran, ngapain ini orang Asia jauh jauh datang ke Afrika Selatan pas mau masuk winter. Hahahaha.

Si bartender yang nanyain passport saya sangat baik dan OK pelayanannya. Mungkin dia ga enak hati udah nanya-nanya passport ke saya. Hahahaha. Kita semua seneng deh sama dia.



Jam sudah menunjukan pukul satu malam. Kita memutuskan untuk pulang karena besok masih ada banyak hal yang ingin dilakukan. Sampai ke hotel, saya langsung tepar. Hahahaha. Tidur nyenyak, siap-siap untuk besok. :)

Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...