Rabu, 04 Juli 2012

Back to #4 - Capetown (Part 6)

Day 6 : Explore Capetown!

Berangkat jam lima sore dari Knysna, kita berhasil sampai ke Capetown jam satu pagi. Setelah mengantar Agung ke hotel The Westin, tidak sampai setengah jam kita berhasil sampai ke hotel tempat kita menginap sampai hari Minggu nanti : Amalfi Suites Hotel.

Amalfi Suites Hotel cukup recommended. Tarif 200 Rand per orang per malam, sekitar 240 ribu rupiah. Kita mendapat satu kamar yang luas. Satu kamar tidur dengan ranjang queen size, satu ruang tamu dengan tempat tidur single dan sofa yang panjang dan empuk, cukup untuk tidur dua orang, satu kamar mandi, satu meja makan, satu tivi, satu balkon, satu kulkas, satu toaster, satu termos, satu microwave, satu coffe maker, dan ada microwave nya juga. Peralatan dapur lengkap, ada piring, gelas, pembuka botol. Hahaha. Di situ juga ada tempat parkir khusus penghuni hotelnya. Kita diberikan kunci parkirannya, jadi tidak usah khawatir kalau pulang malam. Kuncinya canggih lo, yang tinggal dipencet terus pagernya kebuka sendiri *kampung*. Hahahaha.

Hotel Amalfi ini terletak di daerah Sea Point. Seperti namanya, Sea Point, hotel ini terletak di dekat laut. Cukup jalan kaki sekitar dua menit, kita sudah sampai ke pinggir pantai. Pinggir pantainya itu ditembok sedemikian rupa sehingga orang-orang bisa nyaman berjalan kaki menyusuri pinggir pantai. Sebelum tidur, ada wacana untuk lari pagi menyusuri pantai Sea Point. Benny yang paling semangat.


Walau tidur jam satu pagi, jam enam pagi Benny sudah bangun ngajakin lari pagi. OK Challeng accepted. Kita bertiga keluar  untuk nemenin Benny lari. Yang lari Benny doang kok. Saya dan Rendy jalan kaki cantik saja. Suhunya dingin. Sekitar 15 derajat kali ya. Tapi banyak juga yang lari pagi, dingin-dingin kayak begitu. Oiya, di sepanjang jalan ini masih banyak burung camar loh. Terus ada juga yang lari pagi sambil bawa anjing. Menyenangkan sekali.


Cerita Tolol 1

Yang akan saya ceritakan setelah ini adalah cerita yang agak tolol. Seperti yang saya bilang, yang lari beneran cuma Benny, sedangkan saya dan Rendy cuma jalan kaki. Jadi Benny lari mendahului, saya dan Rendy jalan santai. Lima belas menit berlalu, Rendy sakit perut ingin boker. Dia memutuskan untuk balik ke hotel. Karena kunci kamar hanya satu, kunci saya berikan ke Rendy. Kita sepakan untuk bertemu di cafetaria lantai bawah hotel setelah ini. Rendy pergi, saya lalu lari-lari kecil menyusul Benny. Setelah Benny selesai satu putaran, saya dan Benny berjalan-jalan sebentar lalu memutuskan kembali ke hotel.

Sesampainya di hotel, jeng jeng, Rendy tidak ada di lantai bawah. Kami mulai panik. BB-nya Rendy habis batere, dia tidak bisa dihubungi. Benny akhirnya entah bagaimana ceritanya bisa mendapat akses untuk masuk ke kamar. Jeng jeng.. Di kamar, Rendy juga tidak ada. Petugas yang membantu Benny masuk ke kamar berusaha membantu. "Kalau teman kamu hilang, kamu ada fotonya ga? Kita bisa lapor ke Polisi." Hahahaha. Serem amat. Lagian foto Rendy yang ada di BB-nya Benny ya foto Rendy sama gajah atau burung camar. Hahahaha. Tapi tentu saja waktu dengar saran dari si petugas Hotel, Benny panik. Ga lucu banget ya, cuma gara-gara misah buat boker, doi hilang gitu. Saya juga panik karena menurut review yang saya baca, daerah Sea Point ini agak rawan kejahatan. Haduh. Mules deh pokoknya mikirin kemungkinan itu.

Setelah hampir sekian belas menit saya dan Benny panik, tiba-tiba Rendy muncul dari pintu masuk tanpa merasa bersalah. "Gw tadi nyasar balik ke sini." GUBRAKS! "Terus lo udah boker?" saya tanya. "Ya belum, ini baru nyampe." Hahahaha. Muka datar, nada bicara datar, kas Rendy. Tahu dia ga hafal jalan, mending nungguin saya dan Benny lari pagi. -______-"


Chapman's Peak

Setelah kami bertiga bisa berkumpul lagi dengan selamat, kami sarapan di cafetaria lantai bawah hotel, lalu bersiap-siap mandi, menjemput Agung. Ada banyak rencana untuk menhabiskan waktu di Capetown. Naik sepeda keliling Capetown, pergi ke Chapmans's Peak, pergi ke Cape of Good Hope, cari oleh-oleh, dan tentu saja mencoba tempat-tempat hangout asik di Long Street.

Untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah gerak kami, sekali lagi saya tampilkan gambar Capetown, kali ini dengan petunjuk yang lebih jelas. Hahahaha.


Agenda hari ini adalah menuju ke Chapman's Peak. Dari Amalfi Hotel, kita menjemput Agung di The Westin.
Kita berencana untuk naik sepeda keliling Capetown. Salah satu rekomendasi adalah ke Bookap. Tapi begitu sampai sana, kita agak kebingungan. Akhirnya diputuskan untuk mencari nomor telfon rental sepeda.

Cerita Tolol 2
Ini percakapan paling tolol yang pernah saya lakukan. Malu sendiri kalau mengingat-ngingat.
Gita : Hi, is this a bike rental?
X : Yes.
Gita : I wan to rent bikes for four people.
X: OK. When do you want to bike?
Gita : Err.. Today?
X: Hmmm. I should check first. How you gonna take the bike? Do you want us to delivery the bike to your place?
Gita: Err.. OK. I think that's better.
X: So How many are you?
Gita: Four
X: How many male? Female?
Gita: 3 male, 1 female
X: How tall your male friends?
Gita: Hmmm 170 cm I guess.
X : And you?
Gita around 150 cm.
X: What is your address?
Gita: Errr,, Jeans and T shirt..
X :.... No I mean where do you live?
Gita :*ziiiiiiiiiing*
GUBRAKS...

Hahahaha, Entahlah mengapa saat itu yang saya dengar adalah "What is your dress?" yang artinya "Apa gaun yang kamu kenakan?" Hahahaha. Ini tolol level dewa. Satu mobil udah ngetawain saya. Saya berusaha nahan ketawa ngomong saya si rental sepeda. Sialan.

Sepeda baru bisa ada jam dua siang sedangkan sekarang baru jam sepuluhan.Terlalu lama menunggu. Kami memutuskan untuk ke Chapman's Peak. Sepertinya ke Chapman's Peak tidak mungkin selesai jam dua siang. Akahirnya rencana sepeda dibatalkan. Syukurlah. Saya malu juga ketemu sama si orang rental sepedanya. Hahahaha.


Well, Capetown itu memang kota yang penuh kejutan. Di tengah perjalanan menuju Chapman's Peak, kita melewati pantai yang menggoda sekali untuk disinggahi. Infrastruktur Capetown mengerti hal ini, sudah disediakan tempat parkir untuk orang-orang yag ingin main ke pantai. Kita parkir lalu turun ke bawah. Pantainya itu pantai bebatuan, tapi suara ombak dan warna - warnany begitu menyenangkan untuk dilihat. Dengan latar belakang Lion's head, enak betul dipandang mata.  Oiya, ada juga sepasang orang tua di usia senja yang sedang piknik di situ loh.

Puas memanjakan mata, kami melanjutkan perjalanan ke arah Chapman's peak.

Chapman's peak itu apa sih? Itu adalah jalan raya yang terletak di pinggir tebing. Jadi sepanjang jalan itu bener-bener samping kita laut, sampingnya tebing. Di beberapa titik, kita bisa berhenti dan menimati pemandangan. Bukan cuma untuk kendaraan, di sini juga diperbolehkan orang-orang untuk melakukan tracking, sepedaan, bahkan ada yang lari. Busyet dah.  Chapman's Peak ini merupakan bagian dari Taman Nasional Tabel Mountain. Oiya, ini salah satu lokasi shooting film James Bond loh. Inget ga adegan yang ada mobil kejar2an di gua pinggir tebing. Ya di Chapman's Peak ini.

Jadi untuk masuk ke daerah Chapman's peak, kita harus bayar uang masuknya dulu. Sekitar tiga puluh ribu rupiah. Lalu sebelum masuk ke jalur pinggir tebingnya, ada orang yang mengecek tiket kendaraan dan juga keselamatan penumpang mobilnya. Pas kita diperiksa, si petugasnya ngomong. "I'm checking your safety." Terus Agung jawab "Yes, We will drive safely." "No you're not." Kata petugasnya. Kita bingung. "She's not wearing safety belt" Si Petugas nunjuk ke arah saya yang duduk di kursi belakang. Doeng doeng doeng. Bikin malu emang ini si Gita. Biasanya pakek kok Om Petugas, tadi karena sibuk foto ini foto itu jadinya dilepas sabuk pengamannya.

Betul-betul deh, di saat kita pikir kita sudah mendapatkan the bestnya Capetown, begitu masuk ke area Chapman's peak kita semua langsung terbengong-bengong lagi. BAGUS BANGET!


Setelah melewati Chapman's Peak, kalau diteruskan bisa sampai ke Cape of Good Hope. Tapi Cape of Good Hope disimpan untuk akhir pekan supaya kita bisa bareng sama mbak Dina. Perut keroncongan,  sudah waktunya makan siang. Kita memutuskan untuk makan di The Chapman's Peak Restaurant.


The Chapman's Peak Restaurant and Hout Bay Beach

Restoran ini mendapatkan rating yang lumayan tinggi di tripadvisor.com. Yang paling direkomendasikan adalah Calamarinya. Dan memang betul, calamarinya enaaaaaaaaaaak banget. Oiya, restoran ini juga termasuk restoran tertua di Capetown. Restoran ini sudah berdiri sejak jaman masih dijajah lah istilahnya.

Maafkan, karena kami lapar, tidak satu pun makanan sempat difoto. Hahahaha. Oiya, ini adalah restoran di mana kita bisa makan kenyang dengan harga paling murah. Kalau tidak salah cuma tiga ratus ribu rupiah, sudah dapat dua main course, dua pencuci mulut, satu gelas wine dan satu pan calamary.  Kenyang dan bahagia :)

Sebelum kembali ke kota Capetown, tepat di seberang restoran ini, ada pantai namanya "Hout Bay Beach". Kita memutuskan untuk main main sebentar di situ.


Balik ke Capetown, tadinya kita mau main ke Castle of Good Hope, tapi ternyata sudah tutup. Jadi kami memutuskan untuk foto-foto saja di sekitar Castle dan di alun-alun kota. Ya kayak turis gitu lah, dikit-dikit foto. Hahahaha.

Hari mulai gelap, kita nganter Agung ke Westin, sekalian kita ngambil koper yang kita titip di kamar Agung dan Dina selama kita ke Knysna. Dari situ kita kembali ke Amalfi Hotel, mandi dan siap-siap berangkat makan malam. Setelah debat kana kiri sana sini, malam ini kita putuskan untuk makan di rumah makan khas Afrika Selatan. Rekomendasi terbaik yang didapat dari internet adalah Mama Africa.

Mama Africa

Restoran Mama Africa ini terletak di Long Street. Agak ribet kalau bawa mobil karena jalannya satu arah dan parkirnya susah, jadi kita sempat muter muter beberapa kali. Tempatnya lucu, dekornya unik dan niat.

Kita cuma pesen dikit. Wine tentunya, nasi Kari kesukaan Rendy, dan daging - daging hewan buruan. Game Meat. Jadi itu satu piring isinya daging buaya, kudu, burung unta sama beberapa sayur-sayuran khas dari sana. Saya suka sekali dagin buayanya. Yummy.

Selesai makan, ternyata ada live music di bagian belakang restoran ini. Musiknya dinamis, dan suaranya bagus Kalau ngeliat para pemainnya bernyanyi dan main musik, jadi pingin ikut goyang. Hahahaha. Tapi kan saya pemalu, jadi goyang-goyang jempol kaki saja. Hehehehe.


Selesai makan, kami menghabiskan waktu cukup lama untuk berkeliling mencari bar yang cukup OK buat bersenang-senang. Sempat berhenti sekitar hampir satu jam di tempat namanya Capello.

Tapi ga terlalu berkesan sih. Kami cuma minum satu botol wine. Setelah habis, kamu putuskan untuk pergi mencari tempat yang lebih happening. Hahahaha.


The Slug and Lettuce

Tadaaaa.. Sampailah kami di bar The Slug and Lettuce. Saya kurang ingat apa yang menjadi faktor kami memilih bar ini dari sekian banyak bar di Long Street, tapi ini jelas bukan pilihan yang salah.

Harga minuman di sini murah. Whiskey cola cuma skitar tiga puluh ribuan satu gelas. Rendy sampe jedotin kepala ke tembok saking murahnya. Lalu mereka punya campuran lokal, harganya sekitar dua puluh empat ribu rupiah, bisa untuk 8 shots. Warna biru kayak spiritus. ITU MURAH BANGET.

Selain minuman yang murah, suasananya juga enak. Tidak terlalu ramai. Musiknya bagus. Tiba-tiba pas saya lagi asik minum, si bartendernya nanyain saya. "Hey, may I see your passport?" Hahahaha. Langsung semua ketawa. "Noo.. Just kidding.." Kata dia. Tapi saya yakin dia serius. Saya keluarin aja passport saya. Hahahaha.

Tak lama setelah itu, ada bule ngehampirin kita. "Hey, I bet with my friends that you all guys are not American. Tell me you're not American." Hahahaha. Ini lebih dodol lagi. Kita sempat ngobrol-ngobrol sama si bule itu. Dia heran, ngapain ini orang Asia jauh jauh datang ke Afrika Selatan pas mau masuk winter. Hahahaha.

Si bartender yang nanyain passport saya sangat baik dan OK pelayanannya. Mungkin dia ga enak hati udah nanya-nanya passport ke saya. Hahahaha. Kita semua seneng deh sama dia.



Jam sudah menunjukan pukul satu malam. Kita memutuskan untuk pulang karena besok masih ada banyak hal yang ingin dilakukan. Sampai ke hotel, saya langsung tepar. Hahahaha. Tidur nyenyak, siap-siap untuk besok. :)

Tidak ada komentar:

7 Tahun Bersama Orang Yang Sama

 Ini postingan telat 6 bulan, tapi ga apa-apa. Usia pernikahan gw sudah masuk 7 tahun. Ga gampang. Dan sejujurnya, sekitar sebulan sebelum u...