Senin, 01 Oktober 2012

# 7 - Singapore (Universal Studio Singapore)

Sekedar menjelaskan. Resolusi saya tahun 2012 ini adalah pergi ke 12 tempat wisata baru, baik domestik maupun internasional. Absen dulu : Pulau Tidung, Teluk Kiluan, Bangkok, Capetown, Knysna - Plettenberg, Medan. Dan inilah tempat ke tujuh. Singapura!


Sebenarnya perjalanan ke Singapura ini tidak termasuk dalam rencana jalan-jalan 2012. Ceritanya begini. Sekitar pertengah Agustus sebelum lebaran, ayah saya berencana untuk medical check up di Singapur bersama ibu saya atas biaya kantor. Karena ingin sekalian liburan sekeluarga, saya dan adek-adek dibelikan tiket plus akomodasi oleh ayah di tanggal yang sama.  Eh, tapi ternyata kemudian acara medical check upnya di-undur. Hahahaha. jadilah saya bertiga dengan adek-adek tetap berangkat. Hahaha. Liburan grateees!

Well, bagi beberapa orang Singapura mungkin cuma "another place" macam Bandung atau Bogor yang bisa dikunjungi setiap waktu cuma buat belanja-belanji. Tapi buat saya, Singapura tetaplah menjadi tempat istimewa. Sekali-kalinya saya plesir ke sana itu pas saya kelas 6 SD dan yang saya ingat cuma nemenin Sentosa Island dan belanja yang ga selesai-selesai.  Oleh karena ini, dalam rangka kejar target juga, Singapur tetap saya masukan ke 12 tempat baru yang saya kunjungi di 2012. Inilah laporan singkat jalan-jalan saya ke Singapura September kemarin.

Berangkat hari Kamis siang, sampai Kamis sore, yang pertama dilakukan adalan  mencari hotelnya. OK, Kalau naik MRT, turunnya di Brasbasah. Ini mohon dicatat baik baik ya. Hoten Bencoolen 81 memang memiliki harga yang miring di internet, tapi setelah ngobrol dengan salah satu teman saya di sana, ternyata hotel itu terkenal digunakan untuk kegiatan prostitusi. Hahaha. 

Habis ke hotel, kita belanja ke sepanjang Orchard Road. Belanja belanja belanja. Hahaha. memang beda ya kalau sudah bisa dapat uang sendiri, belanja baju segambreng bikin bahagia gitu. Prinsip saya, jauh-jauh ke Singapur ya belanja merek yang ga ada di Indonesia. Walau cuma tiga jam, malam itu saya bahagia bisa beli beli ini itu ini itu. Hehehe.

Universal Studio Singapore

Hari Jumat adalah hari utama agenda jalan-jalan kali ini. Cuma satu agenda untuk malam ini. Universal Studio Singapore!! Supaya tidak ribet, saya memilih untuk membeli tiket via asiatravel.com. Harganya sama saja dengan harga yang dipublish di website USS. Ada beberapa alternatif untuk beli tiketnya. Bisa langsung on the spot, tapi tidak disarankan kalau lagi musim liburan. Bisa via website resmi Universal Studio Singapore, tapi biasanya kalo mepet-mepet tanggalnya suka ga bisa. Atau bisa juga pakai travel agent macam asiatravel,com ini. Kalu beli di asiatravel, pas nyampe USS kita harus nukerin voucher yang dikirim via email ke counter mereka yang ada di dekat parkiran bus di basement.

Jumat pagi, setelah sarapan, saya berempat bersama dua adik saya dan pacarnya adik saya yang paling kecil berangkat ke USS. Kita naik MRT mentok sampe Harbourfront, terus  lanjut naik Sentosa monorail.
Pas nyampe sana, hujan deres banget. Kita semua sempet BT di tempat, hahaha, tapi tetap semangat dan memutuskan untuk memulai dari yang paling teduh. Oiya, jangan lupa ambil peta dulu di pintu masuk biar bisa nentuin mau ke mana-mana aja.


Wahana pertama yang kita masukin itu Light Camera Action. Ga sempet foto-foto di sana, tapi cukup seru sebagai pembuka. Intinya kita diberi suguhan special efek yang biasa kita lihat di film film, tapi kali ini benar-benar kejadian tepat di depan kita.

Wahana kedua tentu saja transformer! Sejaun ini, wahana Transformer adalah yang paling OK dan keren, terutama efek visualnya. Benar-benar tajam lengkap dengan goncangan-goncangan. Ga sia-sia deh ngantri lama-lama. Hehehe.

Dari transformer, kita memutuskan untuk menuju ke Waterworld Show. Ga kayak wahana yang lain, wahana ini punya jam jam tertentu. Jadi harus diperhatikan baik-baik jadwalnya kalau ga mau ketinggalan. Seru loh, kita bisa milih tempat duduk yang menentukan seberapa banyak kita bakal disemprot pake air. Hihihi. Kita uda milih tempat duduk yang level basahnya paling pol, tapi karena agak ke tengah, jarang kena air. Jadi aman sentosa dah.


 Habis dari waterworld, kita ke wahana Mummy. Ini juga seru. Lumayan ngagetin dan banyak guncangannya. Hehehehe. Tapi tetep lebih seru transformer. Jadi saran saya, lebih baik Mummy dulu baru Transformer.

Habis dari Mummy, kita mulai kelaparan. Tapi diputuskan untuk mencoba satu wahana lagi, yaitu si rollercoaster Galatica. Jadi Galatica ini ada dua jenis. Yang merah atau yang biru. Jalannya barengan gitu. Seru deh. Tadinya kita mau nyoba yang merah dulu. Tapi kemudian berubah pikiran lalu nyoba yang biru. ITU SERU BANGET! Kita ampe ga bisa ngomong saking deg-deg-annya. Hahahaha.
Lupa foto di depan wahana Galaticanya, tapi itu di foto keliatan kan rollercoaster merah sama birunya :D

Jam sudah menunjukan jam dua lewat, kita memutuskan untuk makan siang di arena Far-Far Away. Tempat ini lucu banget. Saya paling suka arena ini dibandingkan arena yang lain :D


Selesai makan siang, kita langsung menuju wahana Shrek. Wahanya bentuknya istana Far-Far away. Terus ini itu 4D. Jadi ga cuma dalam bentuk visual 3D, tapi juga ada kejutan-kejutan yang terasa, kayak cipratan air, kursi yang bergoyang, atau sensai dirubung laba-laba. Seru deh. Hihihi.



Dari Shrek, kita memutuskan untuk kemudian mencoba lagi Galatica yang merah. Tapi agak kecewa, soalnya lebih seru yang biru. Jadi kalau mau coba Galatica, coba dulu yang merah, baru yang biru. Yang biru JAUH LEBIH SERU! Hahahaha.

Setelah selesai galatica, kita semua udah capek semua. Wahana terakhir yang kita naikin adalah wahana Madagascar. Ini kalau di Dufan semacam Istana Bonekanya. Lumayan lah, buat ngadem sama santai-santai.Hehehe.

Kayaknya hampir semua udah dicobain. Terakhir wahana yang belum disentuh itu wahana Jurasic Park. Hehehe. Kalau di dufan, padanannya itu adalah Arung Jeram. Kita bertiga akhirnya nyobain. Biasa aja, ga basah-basah amat. Yang paling serem cuma terakhirnya doang pas perahunya jatuh vertikal. Hehehehe.

Selesai. Setelah Jurassic Park, kita udah capek semua. Sambil nunggu agak sorean kita jalan-jalan dan foto foto tentunya.

Terakhir yang paling wajib tentunya adalah foto dengan si Universal Globe.  Jam empat sore kami pulang ke hotel, tapi tidak menggunakan Santosa Monorail, karena rame banget. Kita pakai shuttle bus yang langsung mengantar kita ke Harbourfront. Dari situ, kita nyambung MRT pulang. 

Karena capek, malamnya kita cuma keluar makan dan jalan sebentar ke bugis. Puas deh pokoknya hari ini di USS.

Hari Sabtu adalah hari terakhir di Spore. Cuma satu dan hanya satu yang dilakukan hari itu. BELANJA! Hahahaha. Kalap bahagia deh saya hari itu. Muali dari celana, baju, sepatu, hahaha. Saya merasa cukup hoki karena di H&M pas dateng pas banget lagi ada promo baju cuma 5 dollar. Hahaha. Borong terus jendral!

Sorenya saya janjian ketemu salah satu temen saya di Clark Quay.


Setelah makan ramen di dekat situ, teman saya, David Xie, dengan baik hati mengajak saya berkeliling sekitar Calrk Quay. Ke dua tempat doang sih, ke China Town sama ke Little India. 
Salah satu sudut China Town
 
Menurut cerita teman saya yang adalah orang Cina daratan asli, dalam budaya China, makan adalah hal yang sangat penting. Pembicaraan-pembicaraan penting macam urusan bisni atau politik itu terjadi di meja makan.Oleh karena itu, bagi orang Cina, tempat makan adalah salah satu hal yang penting. Di China town ini kita bisa menemukan banyak tempat makan, dan juga bermacam-macam pernak pernik khas Cina. Salah satunya adalah gantungan kunci dari koin kuno yang dipercaya bisa membawa keberuntungan.

another look of China Town.
Dari China Town, tinggal jalan dikit, nyampelah kita ke Little India. Di situ, saya diajak masuk ke dalam salah satu tempat ibadahnya. Tempat yang bagus dan indah. Detail pahatan patung-patung di setiap sudutnya menggetarkan hati sedemikian rupa.
Setelah puas melihat-lihat kuil, kita jalan balik ke Clark Quay dan melewati mesjid. Somehow saya merasa doa-doa yang dibunyikan di kuil hindu dan di mesjid membawa aura magis yang sama, Walau saya ga mengerti bahasa keduanya, tapi mengetahui bahwa keduanya ditujukan untuk yang mahakuasa, rasanya menenangkan.

Oiya, ngomong-ngomong bulan Agustus itu diyakini sebagai "Ghost Month" buat orang Cina. Jadi, di bulan itu dipercaya bahwa roh roh berkeliaran di bumi, Makanya di bulan Agustus kalo diperhatikan banyak tempat pembakaran di pinggir-pinggir jalan. Itu supaya orang-orang bisa membakar uang-uangan dan memberi sesajen biar hantu-hantunya senang dan tidak mengganggu manusia. :)

Salah satu warga Singapore sedang membakar uang kertas di salah satu sudut gedung.
Sepanjang jalan itu kita juga melewati sudut yang diberi nama "Freedom Corner". Jadi itu semacam selasar di mana orang-orang bisa dengan bebas menyuarakan pendapatnya. Namun menurut David, itu adalah kebebasan semua karena semura orang yang mau bersuara di situ, isi orasinya harus disetujui oleh pemerintah. Hehehe.

Sampai kembali ke Clark Quay, kami minum satu pitcher bir, lalu saya berpisah dengan David dan lanjut ke salah satu bar di situ. Saya mencoba cocktail khas Singapore yang namanya Sling. Tapi rasanya ga enak kalo menurut saya. Rasanya rada aneh gitu. Hehehe.
That Famous Sling

 Jam sebelas malam saya sudah kembali ke hotel. Besok paginya harus mengejar pesawat jam delapan pagi. Di MRT kita ketemu beberapa orang Australia yang juga jalan pulang. Mereka nanya ngapain saya pulang jam segini. Saya jelaskan kalau saya harus ngejar pesawat jam delapan pagi. Dia ketawa-ketawa dan cerita bahwa hari ini dia juga ketinggalan pesawat gara gara kebanyak minum malam sebelumnya, makanya jam segini sudah pulang. Hehehe.

Jadi, inilah akhir dari perjalanan saya ke Singapore. Belanja di sana agak-agak menggoyahkan iman. Soal wisata budaya dan kuliner, saya belum terlalu mengexplorasi. Oiya, November nanti ada Sigur Ros konser di Singapore. Saya tergoda sekali untuk nonton tapi masih memikirkan ini dan itu. See you again lah Singapore :)

2 komentar:

Adi Hidayat mengatakan...

baru 7 dari 12 Git? masih lanjut atau mau angkat tangan?

oh ya, Keteb bagus dan cukup murah kalo lo belum pernah kesana..

gitaditya mengatakan...

Ini lagi nulis yang nomor 8, Deawan. Ngejar 4 lagi bisa lah, banyak yang bisa dijabanin overweekend kok :D

Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...