Rabu, 30 Desember 2009

sebelum gelap

"lo ngeri ga sih ngeliat banyak banget mall di Jakarta?"

"ada 200 mall yang isinya barang-barang asing. jadi mall ga ngehasilin apa-apa.."

"maksudnya?"

"istilahnya gini. kita kerja ama asing, terus digaji gede, tapi dihabisin buat beli barang-barang asing yang ga penting..."

"hmmm.. gimana ya caranya biar harga-harganya jadi murah meriah, biar mall mall itu bisa diakses lowe class society... "

"bukan itu masalahnya. tapi gimana caranya biar usaha dalam negri bisa masuk ke mall2 besar kayak gitu..."

"oh.. ngerti, maksudnya gimana biar "mark and spencer", "LV" bisa diganti sama produk2 dalam negri gitu kan.."

"2 hari lagi kita masuk AFTA"

"ngeri banget ga sih efeknya, gw baca di Kompas kemaren.."

"ya emang ngeri, tapi apa boleh buat.."

"iya sih.. mau diapain ya.."

"istilahnya nasi udah menjadi bubur.. uda ga ada gunanya nyalah2in orang yang menyebabkan kebijakan ini berlaku.."

"terus ngapain dong.. menyaksikan kehancuran perlahan-lahan di depan mata kepala sendiri?"

"ya harus tetap semangat!!"

....

"tetap semangat ya!!!!"

.....

*penggalan percakapan dengan beberapa perubahan sedikit di sana sini antara saya dan Ivan Sugih suatu hari sebelum gelap.. ya tebak-tebak sendiri lah, yang mana saya, yang mana ivan sugih.. hahaha :p

1 komentar:

Ikra Amesta mengatakan...

"the production of too many useful things results in too many useless people."

(Karl Marx)

Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...