Senin, 13 Desember 2021

Gendut lagi

 Setelah berhasil turun ke 57 kg pertengahan tahun ini, 2021 ditutup dengan kembali ke 62 kg.

Hff.. sejujurnya agak lelah karena mimpi balik ke 55kg itu susah banget

Lagi lelah secara mental karena sekarang ini kalau ga kurus atau BMI ga ideal itu seolah-olah kita ga sayang sama diri sendiri.

Padahal.. sayang sama diri sendiri kan banyak ya manifestinya.

Tapi hari ini liat foto diri sendiri, benci banget rasanya. Gendut banget! :(

Sedih, tapi ya kalau mau kurus ya harus berusaha kan ya huhuhu

Kamis, 07 Oktober 2021

Going Back To Normal!

 Akhirnya bisa ngerasain business trip lagi setelah hampir 1.5 tahun ga boleh travelling.

Things slowly back to normal :) Tapi berarti capek-capeknya juga akan kembali lagi ke normal.

Hari ini, jam segini, masih di depan laptop, baru selesai liatin email buat ngeliat apakah ada yang urgent yang harus dikerjain. Besok balik ke Jakarta, lusa berangkat lagi road trip ke Bali.. yeay!

Semuanya pelan-pelan kembali ke normal. Excited & anxious at the same time!

Semoga semua tetap sehat dan aman. Dan kita bisa kembali normal lagi ya :)

Sabtu, 11 September 2021

Break Down

 I have a small break down yesterday morning.

First, it was just a small talk with my mentor. I told her I felt that I left behind. I don't have time to develop myself. I can not finish reading any good book, I make other people disappointed. On top of that, i also have failure list I didn't tell her : I failed to follow my schedule for routine exercise, I failed to lost weight, I didn't start list of things I plan, I don't even know how to write well.  

Her response is quite long, but one sentence that unexpectedly making my tears running down was "To have what you want, to want what you have."

I can not explain it well on why this sentence touching me, but suddenly I feel caught off guard for something I can not also explain. That one sentecne hit me so hard, I cry.

Mungkin hanya terlalu capek dan kurang istirahat. Atau mungkin selama ini memang sedang berjalan ke arah yang salah. Rasanya pingin istirahat dulu, pingin resign, pingin menata ulang jalur hidup. Tapi ga bisa dan belum bisa. Kalau resign, KPR gimana? Sekolah anak-anak gimana? 

Happy wife is a happy family. 

I need to be happy and have my sanity 100%. My husband need me to be strong, and I need to support him in this challenging period. My kids need me, during their golden years. I need to be an example of a good human being. I know what I need to do, it's just sometimes it feels so hard to do.

I think, it's ok to have a break down, to embrace this uneasy feeling, the pressure and the sadness, for 1-2 days. Today is saturday, I hope I can get back on my feet already on Monday.



Sabtu, 04 September 2021

Little Happiness - Cerita Montessori nya Banyu

 Banyu mulai masuk ke playgroup di umur 3 tahun, tepat ketika pandemi dimulai di Maret 2019. Sekolahnya di tempat Banyu day care. Setelah 1 tahun, gw mulai gelisah karena kok kayaknya Banyu ga enjoy ya. Tapi ya dia umurnya juga masih 3 tahun, what do you expect? 

Awal tahun ini, gw dan koko berefleksi. Apakah bener nih keputusan kita tetap nyekolahin Banyu. Karena dia sepertinya ga enjoy. Duduk depan laptop 45 menit itu susah banget. Masih susah fokus, dan kalau dibandingin sama anak lain kayaknya fasenya ga sama.

Jadi rhitmenya itu sekolah tiap minggu dari hari Senin sampai Kamis, jam 9.30 - 10.15. Selama 45 menit, isinya nyanyi-nyanyi, baca kalender, aktivitas 1 dan aktivitas 2. Sepengamatan gw, dalam 45 menit ini, Banyu susah fokus, dia butuh waktu lebih lama dari teman-temannya untuk menyelesaikan aktivitas prakarya yang diberikan, dan kami, ibu bapaknya, masih belum siap jadi orang tua yang menerima Banyu apa adanya. Kalau dia ga mau dengerin missnya, atau ga mau fokus, atau males-malesan, yang ada kami marah-marah. Akhirnya Banyu jadi kurang excited dengan kegiatan sekolah, dan gw senewen kalo liat anak-anak lain pada pinter sedangkan Banyu masih gitu-gitu aja. Terus ya kalau hari Jumat dia nanya "Ibu, aku sekolah ga?" kalau gw jawab engga, dia girang .."HOREEEE!" Nah ini kayaknya kok ga bener ya >__<

Sambil menimbang-nimbang untuk mindahin sekolahnya Banyu, gw baca buku tentang montesorri dan merasa kayaknya gw emang salah dari awal memperlakukan Banyu. Di montessori itu prinsipnya adalah buat belajar itu ga ada pakem tertentu. Di rentang waktu usia 2 - 5 tahun, belajarnya itu sama -sama, dan ada hal yang anak lain bisa duluan di 2 tahun, yang lain di 3 tahun dan seterusnya. Lalu konsep belajarnya dari hal konkrit dulu, baru piktorial baru kemudian abstrak. Di sekolah yang sekarang, sepertinya langsung ke piktorial, konkritnya agak kurang. 

Pilihannya waktu itu ada 2, mau ke TK swasta Katolik atau nyari sekolah montessori. Di dekat rumah ada 1 sekolah montessori, 2 TK swasta katolik. Kalau misalnya mau ke TK swasta Katolik, dari hasil nanya-nanya ke teman-teman lain sepertinya metode belajarnya sama aja dengan yang sekarang, lalu berarti masalahnya akan sama dong ya. Akhirnya ya udahlah memantapkan hati buat mindahin Banyu ke montessori.

Nah ini rhitemnya rada beda ni. Jadi pagi 8.30 - 9.00 circle time dulu sama semua teman-teman dari berbagai kelas, kelas kecil dan kelas besar semua digabung. 30 menit itu isinya nyanyi, kalender lalu cerita dan kadang bikin prakarya. Setelah itu nanti dari jam 9.30 - 9.50 gurunya akan video call sama gw atau koko buat private ngajarin Banyu sesuai jadwalnya. Belajar nulis, belajar ngitung, sensory play. Tapi ya cuma Banyu sendiri, jadi gw juga ga bisa banding-bandingin sama anak lain. Terus nanti 11.30 - 12.00 circle time tapi hanya dengan teman-teman kelasnya Banyu saja. Ini bisa baca cerita, aktivitas, nyanyi, tergantung jadwal. 

Karena jadwalnya tiap hari ada 3 max 30 menit, rasanya pas ya. Dan ga jenuh juga. Lalu pas personal screen time, materinya juga bisa diulang tiap minggu. Misal belajar ngitung, materi minggu ini bisa diulang lagi minggu depan, yang mana menurut gw cocok sama Banyu yang memang kalau udah sensori, dan motorik halus suka males hahaha.  Dengan jeda dari morning circle time ke personal screen time, Banyu ga terlalu jenuh, pas personal screen time bisa lebih fokus, pun kalau waktunya tidak cukup untuk menyelesaikan tugasnya, dia bisa menyelesaikan semaunya sesuai fase kecepatannya juga, karena ga dikejar waktu secara next screen timenya masih jam 11.30.

Overall gw merasa ini lebih pas buat gw dan koko sebagai orang tua. Dan gw amatin Banyu juga udah mulai menikmati ritme ini dan ga sebel-sebel amat kalau tau harus sekolah. Respon lebih positif.

Beberapa hari yang lalu, ada kejadian sederhana yang bikin gw happy banget. Jadi di sesi pagi, aktivitasnya Banyu itu adalah bikin prakarya kura-kura. Pas Jam 9, kura-kuranya belum selesai tuh. Sesi zoomnya kan tapi udah selesai. Dia lalu nanya ke gw, "Ibu, bisakah aku tetap nempel-nempel kura-kuranya?". Ya boleh dong. Lalu dia teriak girang "Yeaay!"

Wow! Bagi gw itu sebuah momen bahagia. Pertama, dia yang punya kesadaran sendiri untuk menyelesaikan prakaryanya. Kedua, dia merasa happy mengerjakannya. Point ke 2, itu yang penting. Merasa happy.

Ya walau demikian, Banyu masih susah fokus. Missnya nanya apa, dia suka ga mau denger dan respon sesuai pertanyaan miss-nya. Ini jadi suka bikin gw & koko emosi, hahaha, Pendidikan itu benar-benar menarik, rumit dan sungguh melelahkan ya. Semoga para orang tua selalu diberi kesabaran untuk merawat, membesarkan dan mendidik anak-anak ya. Terutama gw, hehehehe.



Sabtu, 31 Juli 2021

Tahu Berpikir

Bagaimana kita mengajarkan seseorang untuk "tahu berpikir"?

Bagaimana memastikan bahwa gw suda benar-benar "tahu berpikir"?

Banyu dan Bella punya sebuah buku favorit hadiah dari Gea. Buku Dr. Seuss judulnya "Oh, the THINKS you can Think!". Kalau bahasanya mereka : "Aku mau dibacain buku berpikir"! 

Isinya cukup sederhana. Agak susah awal-awal bacain ini karena lumayan abstrak dan dalam bahasa Inggris. Banyu dan Bella sukanya pakai bahasa Indonesia.

Ini salah satu contohnya : 
"You can think about red.
You can think about pink.
You can think up a horse.
Oh, the THINKS you can think!"

Berpikir itu ya semudah itu. Konsep berpikir yang mungkin belum bisa dipahami anak umur 4 dan 2 tahun tapi dengan bahasa gampang  lewat gambar mengajarkan mereka untuk berpikir.

Tapi lalu yang gw pikirin dari semalem adalah gimana caranya gw ngecek anak gw sudah tau cara berpikir secara sadar sehingga merrka mampu mengambil keputusan yang "baik" dan "benar"?

Kapan konsep salah benar, baik buruk sudah tidak bisa dibetulkan lagi? Apakah cara berpikir gw sekarang sudah benar? Atau sudah baik? Kalau benar mungkin terlalu naif ya, karena kebenran itu relatif.

Anyway, berpikir itu kan yang membedakan manusia dengan makluk hidup lainnya, dan kemampuan berpikir juga yang bisa membawa manusia ke tempat, posisi, keadaan apapun yang diinginkan. Jadi harapan gw buat Bob & Bella adalah supaya mereka bisa punya kemampuan untuk berpikir dengan baik, sehingga apapun kesulitan yang dihadapi kelak ketika dewasa, mereka bisa menghadapinya dengan bijak dan semoga pada akhirnya bahagia dengan apapun hasil proses berpikirnam

Berat ya... hahaha.



Senin, 12 Juli 2021

34 is My Age

 Tiba-tiba 34. Rasanya masih ingin kembali ke 24.

Waktu benar-benar berlalu begitu cepat, dulu melihat angka 34 itu rasanya harusnya sudah menjadi seseorang yang dewasa, sabar, pengertian, bijak. Tapi 34 teryata adalah masih jauh dari rencana-rencana, harapan, dan ambisi.

Kalau-kalau besok ternyata gw (amit-amit si ini) dipanggil Yang Maha Kuasa, kalo ditanya uda ngapain aja di dunia ini, kok rasanya ga bisa kasih jawaban yang baik selain : sibuk cari uang dan cari jati diri. Hahaha.

Jadi ibu masih suka mara-marah kalau Bob Bella ga mau tidur  atau ga mau nurut.

Jadi istri masih suka sedih nyesel kenapa dulu buru-buru nikah.

Jadi pegawai masih suka sambat dan males-malesan kerja.

Tapi walau demikian gw bersyukur walau hidup ga sesuai rencana,  masih diberi rejeki dan kekuatan buat menghadapi ini semua. Masih cukup waras untuk berpikir jernih. Masih sehat, ga kena COVID-19. Masih bisa main twitter, masih bisa dengerin Bigbang. Bahagia itu kadang sederhana. Yang rumit adalah ekspetasi hidup.

Sabtu kemarin diprospek sama orang asuransi. Kalau Bob dan Bella mau dapat pendidikan yang baik dalam negri, gw cuma punya waktu 15 tahun lagi buat ngumpulin duit 4 MILYAR!

Pingin nangis rasanya. Mampu ga ya gw memeuhi kewajiban gw sebagai orang tua, memberikan jalan yang terbaik buat anak-anak gw supaya bisa mandiri kelak. Apakah akan dikasih umur panjang? 

Dulu nih, duluuuu bangeet, pernah bercita-cita di hari tua, punya semacam rumah singgah aka homestay yang ada taman bacaannya gitu. Sekarang cita-cita itu terasa jauh. Tapi jadi kepikiran sekarang buat menghidupkannya lagi.

Titik tujuan pertama gw adalah Banyu bisa kuliah dan lalu hidp mandiri. Titik tujuan kedua adalah Bella bisa kuliah dan hidup mandiri. Titik tujuan ketiga adalah gw bisa punya rumah singgah dan hidup sederhana sehat sejahtera sampai masanya tiba.

ya begitulah.

Selamat tiga empat Gita!

Jumat, 09 Juli 2021

Cepat atau Lambat Kita Akan Terpapar Juga

 Pagi ini dapat kabar sopir papa positive covid.

Sopir papa bolak-balik ke Sawangan.

Tadi malam, satu rumah (gw, Koko, Bob, Bella, Mba Umi, Mba Yani) ke Sawangan untuk makan malam.

Panik.

Langsung maskeran 1 rumah.

Sampai hari ini belum ada yang menunjukan gejala sih.

Gw kayaknya kepikiran, ngerasa tenggorokan gatel, pusing, nafas berat hahaha.

Daripada kepikiran akhirnya swab antigen, semua negatif.

Tapi masih jaga-jaga dulu, paling engga sampai tanggal 22 Juli, kalau semuanya tetap sehat ya berarti aman.

Cepat, atau lambat, kecuali kita benar-benar ga ke mana-mana, ya akhirnya mesti terpapar juga.


Senin, 05 Juli 2021

Covid-19 Gelombang ke 2

 Dua minggu ga ngepost karena (sok) sibuk dan karena lagi banyak hal yang menyita perhatian.

Kasus Covid-19 naik lagi melesat benar-benar ga pake ancang-ancang.

Gw langsung inget lagu Pure Saturday yang walau konteksnya ga ada hubungannya tapi keresahannya sama..

I don't know.. how we spend the time for more..?

Weekend kemarin bantuin bokap temen cari tabung oksigen dan vitamin obat2an. Susah banget. Berusaha tetap optimis di kondisi kayak gini aja uda sesuatu yang ga mudah.

Kemarin Nagea siang2 panik demam tinggi 39 derajat, uda nangis2 aja gakut kalo positive. Pagi ini ternyata hasil PCR negative. Tapi 10 jam nunggu hasil PCR ini kan mental banget. 

Kekecewaan, kemarahan, semua jadi satu. Tapi di sisi lain harus tetap waras dan masuk akal.

Semoga kita semua sehat dan melalui ini semua dengan selamat :'(


Rabu, 16 Juni 2021

Semacam Mid 30 Crisis

Memasuki waktu Indoneia bagian galau.

Tapi galaunya galau dengan nuansa positif karena berkaitan dengan self development. Agustus besok gw pindah role. Awal-awal happy dan ngerasa I deserve the role. Tapi beberapa hari belakangan malah ngerasa ga pantes megang role ini. Ngerasa kurang OK, kurang hebat, kurang cakap.

Tapi sebenarnya di situ kuncinya sih, kalau ngerasa kurang kan harus belajar buat jadi cukup. Fase belajar ini kan ya kadang emang ga enak. Dalam kerja, fase belajar kadang jadi malah beban, karena misal bikin salah, bisa ngerugiin orang lain, bisa bikin susah orang lain.

Kerja itu capek ya, capeknya kadang ga cuma fisik, tapi pikiran. Sebelum tidur ingetnya kerjaan, pas bangun inget kerjaan lagi. Jam 5 sore ga ngapa2in merasa bersalah, karena kebiasaan 5 tahun ke belakang selesai kerja itu ya jam 6 -7, padahal orang-orang jam 5 juga uda beres kerja. Setahun cuti ga pernah nyampe 15 hari, padahal jatah cuti 20 + 10 hari. 

Setiap liat kesuksesan orang lain, lalu merasa kenapa kok gw gini-gini aja. Medioker aja gitu. Ga ada sesuatu yang bisa jadi semacam comfort bragging untuk nenangin diri sendiri. Yang ada malah semacam list kesalahan yang dilakukan dan disesali sampai sekarang. Setiap hari selalu aja gw bikin salah baik ke diri sendiri maupun ke Banyu Bella. 

Gw ngerti sih kenapa beberapa adat istiadat itu betul-betul menghargai dan mengistimewakan kematian, karena hidup itu berat banget. Bisa sampe ke titik di mana anak cucu hidup sehat dan diri sendiri tetap waras adalah sebuah prestasi.

Rasanya saat ini hidup lagi direstart ke titik 0, buat belajar lagi dari awal. Buat liat lagi, apa North Star gw, apa yang bener-bener pingin gw capai dalam hidup. Bisa atau engga gw capai? Bisa atau engga gw jalanin? Karean saat ini, apa yang gw pikir ingin gw capai sudah gw dapatkan, tapi kenapa rasanya semacam lelah dan lelah, lebih ke hampa sih. Atau memang itu fitrah dasarnya manusia? Ga pernah puas?

Gw mulai ikut kelas F45 2  minggu lalu. Agak nagih. Mungkin karena dengan ikut sesi 45, no matter how sucks my day is, at least I have accomplish something. lalu terus punya alasan buat makan banyak setelahnya..hahaha

Tiba-tiba lagu ini terngiang-ngiang.




Kamis, 10 Juni 2021

insomnia

Kebangun jam 1.24 pagi dan belum bisa tidur sampai sekarang, jam 3.01.
Jadi overthinking.
Jadi tambah ga bisa tidur.

Nafas terasa berat.
Jantung berdebar.
Saturasi o2 di 99%.

Minggu lalu mulai ikut kelas di f45.
F45 filosofinya adalah melakukan gerakan functional selama 45 menit.
Kayaknya bakal lanjut karena cukup efektif bikin keringetan dan malem tidur jadi lebih nyenyak.
Tadi sore harusnya ikut kelas. Tapi gw cancel karena kerjaan belum kelar.
Berkomitmen memang susah ya 🥲

Siang gw makan cukup banyak, malem gw masi kenyang jadi skip makan malam. Apa sebenernya sekarang gw kebangun karena lapar ya?

Pingin ke bali, pingin ngewine sampai tipsy haha.
Ini mindset uda bukan mindset pandemi, padahal trend kasus naik 😑

Masi pingin nulis banyak tapi kalo di hp pegel. Gw punya janji mau nulis soal grup BIGBANG belum kesampaian. Kenapa BIGBANG? Karena hidup gw berubah setah kenal BIGBANG. HAHAHA. norak ya gw macam ABG. Iya ini gw berasa puber ke 2.

Sudah jam 3.16. Mulai ngantuk. I will try to sleep.

Senin, 31 Mei 2021

Soulmate

Lagi ramai di twitter soal : "gimana kalau ketemu soulmate setelah nikah?"

Beberapa respon yang gw inget adalah sebagai berikut :
1. Kalau uda nikah ga usah cari2 lah, soulmate ketemu kalau dicari. 
2. Dalam pernikahan, cinta itu dibangun, bukan ditemukan. Jadi ya kita musti berusaha biar cinta dengan pasangan tetep ada.
3. Perasaan itu sementara, jadi kalau di tengah-tengah pernikahan tiba-tiba punya perasaan sama orang lain, ya ga usah dijabanin, karena perasaan itu sementara.
4. Balik lagi ke komitmen. Pernikahan itu komitmen. Janji. Harus ditepati.

Well, di lima tahun pernikahan ini, gw dan koko sudah sampai ke kesimpulan -- "MUNGKIN" kita berdua bukan soulmate, saking banyaknya hal yang ga sejalan. TAPI, kita berdua memiliki tujuan dan prinsip yang sama : membahagiakan orang tua, harus komit dengan janji yang udah dibuat di depan Tuhan, dan kasih yang terbaik buat Bob dan Bella. Makanya sampai sekarang kita jalanin bareng-bareng supaya 3 value tadi bisa tercapai. 

Kenapa bisa sampai ke kesimpulan kayak gini? Ini beberapa analisa gw :
1. Karena pernikahan gw dan koko diputuskan dengan kurang matang. Kami berdua sama-sama mendapat pressure untuk segera menikah, dan merasakan susahnya cari pasangan yang sama2 Katolik. Jadi begitu ketemu satu sama lain, semacam mengabaikan beberapa hal fundamental dan merasa cocok karena hal-hal ringan seperti : selera musik dan selera makan hahaha
2. Di masa-masa tunangan, sebenarnya sempat ada kejadian di mana kita berdua sadar ini hubungan kita ga sehat sih kalau diterusin. Tapi, gw mikirin gimana nanti orang tua gw, koko balik ke prinsip 'do the right things' yang mana pada saat itu konteksnya ya nurut dengan janji pertunangan. Dengan harapan "things will get better and we'll find a way to fix things" kita tetep lanjut. 
3. Tidak transaparan satu sama lain. Setelah nikah, gw banyak terkaget-kaget dengan banyak hal mengenai koko yang ternyata "bagasi"nya banyak banget. Koko jg gitu tapi bukan karena "bagasi" gw, tapi karena gw ternyata terlalu perfeksionis. Soal gw ambisius dan perfeksionis ini selalu menjadi kritik dr mantan2 ke gw, wkwk, jadi konyol si kok laki sendiri ga sadar gw perfeksionis. 


Kita berdua terlalu cepat memutuskan untuk menikah jadi banyak hal esensial yang terlewat. Makanya chemistrynya kok padam. Chemistry padam kok anak bisa 2 deh? Yah, itulah hidup. Dan membahagiakan orang tua wkwkw. Syukurlah dikasih rejeki 2 anak sepasang cewek cowok. Sebagai anak perempuan gw merasa ini tugas gw buat ngasih keturunan laki2 perempuan tuntas sudah. Kasian ya gw, produk standard sosial masyarakan hahaha..

TAPI.. ini juga yang aneh,Walaupun gw merasa chemistry gw dan kok makin ke sini makin ya gitulah, temen-temen gw selalu bilang kalo gw dan koko itu klop dan cocok, dan kalau ngeliat interaksi gw dan koko itu kocak dan nyaman. Aneh tapi nyata gaes haha. Tapi ya itu, gimana sih ya. Baik-baik yang tidak terasa baik tapi baik.

Makanya itu kita sampai ke kesimpulan MUNGKIN kita bukan soulmate yang sepasang kekasih, tapi  kaykanya nih, gw dan koko itu soulmate as if sahabat. Such a grace that we still get a long as bestfriend. Kalau kata koko, di dunia paralel kalo kita ga nikah, ya munkgin kita adalah sahabat baik. And I think it feels good to have your bestfriend as your partner for the rest of your life. Approachnya jadi ya approach persahabatan aja nih sekarang antara gw dan koko. Hahaha. Ama sahabat kan lo ga posesif atau cemburuan atau menggebu-gebu gimana gitu kan, tapi kalau dibutuhkan, lo akan ada buat sahabat lo. 

Terus sekarang apakah pernikahan gw bahagia? Hmm, kebahagiaan itu kan perasaan, dan perasaan itu kan sementara. Maksunyda ya sama kayak ngantuk atau laper. kan ga mungkin terus-terusan. Jadi gw ga gitu mikir bahagia atau engga,  tapi  lebih ke semangat bahwa ini adalah keputusan yang gw ambil sendiri, yaitu MEMILIH koko jadi suami gw. Itu GW lo yang milih. Jadi ini konsekuensi dari pilihan gw. Pas lagi bahagia ya disyukuri, pas lagi bosen ya dijalanin aja, yang penting adalah gw menjalankan pilihan hidup gw dengan bertanggung jawab.  

Anyway, kalau baca cerita pernikahan di mana ada orang ketiga, atau kalau ada yang bilang kalo mereka nemu soulmate di luar pernikahan, gw bisa ngerti dan ga mau ngejudge. Yes, marriage is that hard, tapi ya itu pilihan dan kalau sudah memilih mari dijalankan dengan sebaik-baiknya :)

Jumat, 21 Mei 2021

grow

 hari ini hari jumat. gw uda ngode ngajakin koko ngedate mumpung anak-anak lagi di luar.

tapi doi ga respon. lebih milih nonton anime di rumah soal game online. baru inget, dulu dia tesis soal game online dan pengaruhnya ke personality di kehidupan nyata. jadi pasti interest. sama kayak gw pas lagi seneng-senengnya sama bigbang.

sekarang gw ngantuk, pingin tidur, tapi pingin nulis, karena lagi-lagi ngerasa minder dengan khayalak ramai di socmed. kok bisa sih pada nulis bagus teratur. kok bisa sih punya hal-hal bagus buat dishare dan dijadiin konten. 

4 tahun ke belakang hal yang paling jarang gw lakukan adalah membaca dan menulis. jadi gw maks buat nulis walaupun acak adut dan ga sesuai khaidah EYD

dan musti baca buku

dan lebih banyak ambil kelas online

dan komit ke satu gerakan relawan

so much to do, but that's what it takes to grow 

you should grow gita

Senin, 17 Mei 2021

Vaksin Astra Zeneca, Lebaran, Anniversarry dan Hal-hal Kecil di Antaranya Tapi Ternyata Ga Kecil-kecil Amat

 Hari ini hari pertama kerja setelah libur panjang lebaran minggu lalu. Orang-orang masih banyak yang belum online. Sudah menyelesaikan beberapa pekerjaan tapi karena yang bersangkutan masih belum pada online, jadi ada waktu untuk sekedar menulis karena dari minggu lalu sudah pingin nulis tapi ga sempat.

Genap seminggu ga ada mbak. Rumah masih cukup bisa dikendalikan. Investasi beli gagang pel yang ada semprotan airnya, lumayan bantu buat bisa ngepel lebih cepet. Makan pake catering, cuci baju juga yang gede-gede taruh laundry aja. Lebih baik sehat daripada sakit capek-capek beberes rumah yang ga seberapa ini. Tapi ya mungkin karena emang dasarnya males aja kali ya. Paling yang fatal ga sempet ngerawat taneman depan, uda pada lau gini biasa disiram tiap pagi, sekarang disiram seingetnya plus ternyata selang airnya rusak dan copot. Komitmen hari ini adalah mau ke ACE Hardware beli selang dan beli sapu microfiber.

Selasa kemarin gw divaksin COVID-19, dapat jatahnya SKK Migas untuk sektor hilir. Kalau udah begini-gini emang baru berasa nikmatnya kerja di sektor Migas. Walaupun 20 tahun ke depan kita ga tahu ini masa depannya gimana. Kapan hari pernah ada diskusi sama beberapa orang berbeda di waktu dan plaform yang berbeda tentang masa depan industri migas ini. Sooner or later shiftingnya bakal ke listrik. Jadi sebagai pengabdi sektor migas, kalau masih butuh / mau punya duit banyak 20 tahun ke depan, harus selalu update dan upgrade diri biar selalu relevan dengan kebutuhan industri. Ini lumayan menantang, buat gw si pemalas yang sudah ada di zona nyaman selama lebih dari 10 tahun. Menantang tapi juga harus dilakukan, karena gw udah menunjukan tanda-tanda depresi ringan. Kalau gw ga bisa nemuin arti yang "lebih dalam" dari kerjaan gw, fixlah gw menjadi zombie skrup kapitalis haha.

Anyway, vaksin yang gw dapet adalah vaksin Astra Zeneca. Orang kantor sempet heboh, soalnya vaksin ini di Eropa ga direkomendasiin buat yang muda-muda karena ada beberapa kasus pembekuan darah. Kalo udah katanya katanya itu kan susah, sebagai insan terpelajar, gw langsung cari sumber-sumber yang menurug gw kredible aja. Iya bener emang ada kasus pembekuan darah tapi possibilitynya itu kecil bagnet dan ada faktor-faktor lain juga. Dalam usaha untuk kita bisa bertahan hidup dan buat kesehatan keluarga, gw memilih untuk tetep ikut vaksin. So far impactnya cuma lemes dan pegel-pegel kayak baru selesai lari half marathon. Tapi cuma beberaa hari aja, sekarnag sudah OK. Kalau diikutin maunya badan si ya iya emang maunya males-malesan, lemes ngantuk. Hahaha. 

Nah, ada bagusnya juga gw dapet vaksin 11 Mei 2021, karena setelah itu 12 - 14 Mei libur lebaran, 15-16 Mei, weekend. Jadi badan lagi lemes dan ngantuk karena vaksin ga bikin gw kesel karena harus kerja.

Tanggal 13 Mei, baru nyadar kan gw ulang tahun pernikahan tanggal 14 Mei. Hahaha. Ya udah langsung buka booking.com cari hotel murah meriah ada kolam renang buat staycation. Haha emang ga niat ngerayain anniversary. Awal-awal gw selalu niat loh, 2018 trip ke Bangkok, 2019 ke Bogor, 2020 ga ke mana-mana cuma happy-happy mesen Pizza marzano karena ga ada duit juga. Tapi sekarang ya udahlah apa aja terserah mau apa. Kenapa begitu? Hahaha karenaaaaaa panjang ceritanya di postingan terpisah aja lah ya. Wkwk. Tapi yang dibilang kalau 5 tahun pertama perkawinan itu susah ya bener sih. Gw sama maskoko udah sampe di tahap  ya okelah kita berusaha sebaik-baiknya biar bisa jadi orang tua yang baik buat Bob & Bella. Kalo cinta bisa tetap tumbuh antara kita berdua ya syukur, kalo engga ya kita sahabat baik seumur hidup aja gitu. Ini tuh antara sedih atau seneng. Sedih karena ternyata nikah itu ya emang  jauh dari apa yang gw bayangkan. Seneng karnea dapet partnernya kayak maskoko yang open dan pengertian dan tentunya selalu ngingetin gw buat bawa semua masalah ke Tuhan YME. Karena yang bisa mengubah hati, nasib, kondisi, keadaan, ya cuma Tuhan.

Dan hari ini 17 Mei, 14 hari lagi akhir bulan. Sedang deg-degan karena role gw di kantor impacted akibat daripada organization reshape. Pengumumannya akhir bulan ini. Beberapa hal yang lumayan mengusik gw juga kehebohan konflik Israel dan Palestina. Ini gw nulis terpisah juga deh. Maskoko bilang berdoa aja ga usah banyak bacot di twitter kayak netizen. Hahaha. Dan juga janji buat baca buku yang masih belum bisa gw penuhi bulan ini karena banyak alasan aja heuheu.

Banyak juga ini tulisan gw haha. Ya namanya jgua kan curhat ya. Semangat and lets make this world a better place :D

Minggu, 09 Mei 2021

Self Acceptance

Pencarian jati diri itu memang susah. Dulu inget banget pas lagi galau dan down banget ada yang kasih komentar "umur segini masi pencarian aja, ngapain aja si lu?"

Di umur uda hampir pertengahan 30 ini, sejujur-jujurnya rasanya makin tambah rumit. Kirain uda ketemu nih "telos"nya, eh tapi malah merasa semakin kecil kecil kayak remahan rengginang hahaha. Karena apa ya, karena semacam ga bisa nerima kenyataan. Kenyataan kalau hasil atau prosesnya ga sesuai harapan.

Buat bisa terus jalan, ya musti nerima kenyataan kan. Di gw prosesnya lumayan susah karena kenyataan yg sekarang jauh banget dari proyeksi gw, dan yang bikin gw juga jadi suka marah-marah karena gw sendiri yang menyebabkannya. Dengan kata lain, gw gagal. A failure of my own plan. Buat bilang "shit, gw gagal" itu gengsinya besar banget. Seringnya berlindung di excuse "karena si ini, karena begitu, karena begini". Karena banyak alasan jadi ga mau berubah. Terus yang ada jadi marah-marah.

Sekarang gw lagi ngulang lagi prosesnya. Lagi coba ngedefine lagi : apa yang mau gw capai? Apa value gw? Apa yang bikin gw happy? Apa yang bikin gw upset? Apa yang bikin gw semangat?

Coba baca buku lagi, coba ngeliat semua pakai sudut pandang yang baru. Dan yang paling penting : mencoba menerima diri sendiri dan berhenti marah pada masa lalu.

Everything happen for a reason. We are just dusts in the galaxy but I believe that we have our own reason to be here, right here right now. 

Let's make this world a better place.




Selasa, 04 Mei 2021

Tanpa Asisten Rumah Tangga

 Dalam hitungan jam, si mba akan pulang kampung. So here we go, hidup tanpa mbak.

Idealnya si emang harusnya bisa hidup tanpa si mba si. Jadi ya harusnya ga boleh males. Emang harus bangun pagi, nyapu ngepel, siapin sarapan dan makan siang. Terus bangunin anak-anak dan bapaknya, mastiin semua sarapan, terus mandiin anak-anak, terus mandi, terus nyiapin skolah online, terus kerja. Teru jam 11. 45 siapin makan siang, nyuapin anak-anak, makan siang, cuci piring, lanjut kerja lagi. terus jam 5 hardstop. Mandiin anak-anak, siapin makan malam, makan malam, nyuapin anak2, cuci piring, nyapu dan bersih2, main sama anak-anak.

OHIY LUPA! Di mana nyuci baju, jemur dan nyeterikanya bu Gita? Terus itu taneman kagak disiram? Terus taneman ga disiram bu Gita? Terus baca bukunya kapan? Terus olahraganya kapan? Terus nonton filmnya kapan?

Now this house feels too big for this little lazy family hahaha

Semangat untuk kita semua!


Minggu, 25 April 2021

Akhir Pekan dan Nonton Youtube untuk Banyu Bella

Finally, a weekend where I just can simply stay at home.

Idealnya sabtu minggu kan waktu buat keluarga, bisa main sama Banyu Bella, atau kalau lagi ga ada ide main, bisa nemenin mereka nonton youtube.

Sejak pandemi dan ruang interaksi anak-anak terbatas, pandangan gw soal youtube atau apapun terkait screen time berubah. Tadinya tuh gw anti banget. Malah pernah berantem sama laki gw gara-gara mertua in daily basis ngasi youtube ke Banyu.

Diawali dari mid 2019, ketika Banyu kena difteri dan musti diopname. Nah dia kan musti diem tuh ya, soalnya tangannya diinfus, salah satu cara efektif biar dia ga pecicilan ya emang adalah kasih youtube. Nah dari situ gw tau kalo ada channel yang lumayan efektif kiarena nyeritain soal dirawat di rumah sakit : BabyBus. Jadi pas giliran minum obat atau pas dicabut jarum infus, gw bisa kasih referensi "Iya kan kayak Kiki (nama tokohnya.)

Lalu awal 2020, pas mulai WFH,  gw memutuskan buat toilet training kan. Beberapa channel kayak BabyBus, Bing, CocoMelon, mereka ada episode  soal toilet training. Nah, itu somehow lebih masuk ke anak gw. "Ibu, ini pipisnya kayak Jojo ya (tokoh di Cocomelon). Jadi, setelah itu gw jadi lebih rajin ngulik youtube channel buat anak-anak. Ketemulah StoryBots, NumberBlock. 

Paling berkesan buat gw si Bing Si kelinci. Salah satu episodenya ada yang Bingnya numpahin makanan, terus pengasuhnya yang namanya Flop bilang "Oh Bing.. Tidak apa-apa, ayo kita bereskan.". Auto mewek ya, ini salah satu teori yang sering gw baca di buku parenting tapi buat implementasi susah. Ternyata gw bisa belajar dari Flop!

Terus, dikasih nonton youtbe bukan  berarti mereka bakal kecanduann. Pastiin lo juga perkenalin berbagai macam aktifitas yang bisa dilakuin di rumah selain nonton. Walaupun itu berakibat rumah berantakan, mainan ratusan ribu yang baru dibeli rusak semua, dan lain sebagainya. Karnea ya emang gitu. kalo lagi capek ya wajar mereka pingin goleran nonton TV doang. Kalo bosen juga ntar TV ditinggalin. And we should know the boundaries too ya. Bangun tidur langsung nonton ya ga bagus. Musti makan dulu, mandi dulu, jalanin rutinitas dulu. 

Terakhir : Don't judge other parents way of treating their childer unless it harm the life of the children. Di restoran ada anak yang nonton youtube terus, ya udah biarin aja. Denger anak ngomong campur2 english bahasa, ya uda biarin aja. Liat di ig si A kenapa begini, si B uda bisa begitu, biarin aja. Yang kita lihat cuma secuplik 15 menit dari ribuan menit yang kita ga tau. So no need to comment or judge. I come from the family that easily judge people. Not good, gaes. Ntar hidup lo kerjanya cuma muasin view orang biar ga dijudge wkwkwk (jadi curhat). 

Parenting is hard. Nobody told me this loudly in my younger year. So siapapun yang baca blog ini, gw kasih tau aja ya, jadi orang tua itu SUSAH. Gw ga bilang lo ga usah jadi orang tua, tapi siap-siap aja. It doesnt come naturally. It takes hardwork & effort but still you raise a human being that has their own brain, so no theory will work 100%, you need to use your brain & sharpen your instinct..

Happy Sunday!

Selasa, 20 April 2021

Seputar Menjadi Medioker

 Beberapa hari lalu lumayan rame di twitter soal medioker. Jadi ada yang bikin thread bilang lebih kurang intinya adalah ga apa-apa jadi "medioker", biasa-biasa aja, ga usah terlalu berambisi, ga usa musingin masa depan, hidup happy-happy aja.

Banyak yang nge-like dan nge RT, aku bisa paham si. Punya mimpi, tujuan, konsisten buat meraihnya itu capek soalnya. Tekanan lingkungan, tekanan keluarga, tekanan sosial, itu kan ga gampang ya buat diatasi. Dan kupikir ada faktor privilege juga. Mungkin ada orang yang punya banyak hal buat dikerjakan tapi situasi sedemikian rupa membuat dia jadinya memilih jadi medioker.

Terus ada lagi yang merespon. Mengkritik cara pikir ini, karena thread ini memberikan "motivasi" dan "glorifikasi" orang untuk jadi medioker. Aku juga bisa paham ini. Karena kita, masyarakat kita, butuh orang-orang yang mau berusaha yang punya ambisi buat mikir yang rumit-rumit karena masalah bangsa ini kan sama memang ruwet semua.

Topik ini juga jadi perdebatan tanpa akhir antara aku dan suami. Aku banyak maunya, pingin ini pingin itu. Koko, kasarnya, standarnya rendah. Berantem udah biasa karena beda ekspetasi. Sampe aku bilang ke dia, kamu kalo masing single silakan deh punya standard kayak gitu, tapi ini kamu punya anak, kamu ga boleh puas cuma gini-gini doang.

Tapi kemudian semakin lama semakin lebjh dalam kenal , ternyata ada alasan  kenapa dia begitu. Ga bisa diceritain detail di sini tapi dia menyaksikan dan merasakan di"injek-injek" orang ambisius dan jadi korban dari orang ambisius, sehingga bagi dia, bisa hidup tenang aja sudah sebuah kemewahan.

Lalu jadi inget sama nasihat Shana waktu dulu ngobrol-ngobrol. Dia bilang, kita ga bisa ngubah orang lain dan pastikan ekspetasinya sama. Kirain ya udah sama ekspetasinya ya. Tapi aspek kehidupan itu buanyak banget nget. Jadi peradaan udah sama, eh ternyata beda. Pingin banyak ngelakuin ini itu, tapi akhirnya capek sendiri karena kalo ibarat ngedayung perahu, satu ngedayung ke kiri, satu ya diem aja ngejagain perahu. Perahunya ga tenggelem si, tapi diem aja di situ hahaha.

Jadi? Jadi butuh revolusi sih, hahaha, untuk bisa bikin orang tergerak melakukan sesuatu maka harus mulai dari awal, dari kecil, dari dini. I mean, medioker ya ga salah tapi jadinya ada hal lain yang terlewat atau tidak terjadi atau tidak tercapai, apapun itu. Seperti kubilang di awal, mungkin dengan jadi medioker ada hal lain yang terjaga : keharmonisan keluarga, keamanan dan keselamatan mental, kestabilan finansial. 

Dikotomi medioker dan ambisius bukan hal yang musti dipusingin, dan justifikasi mana yang lebih baik juga kurasa ga perlu. Yang penting adalah setiap orang punya landasan berpikir yang matang sehingga apapun konsekuensi dari pilihan tindakannya memberi dampak positif bagi lingkungan, bangsa, dunia.

PR ku sekarang yang masih belum selesai adalah gimana biar Banyu Bella bisa jadi manusia dewasa yang mau berusaha ngasih sesuatu yang baik buat lingkungannya. Gimana biar mereka punya dasar logika berpikir yang kuat, jelas dan luas. Gimana biar ga kayak ibunya yang penakut, pemalas dan kerjanya mengambil keputusan salah melulu heuheu. Gimana ya? 😂



 

Kamis, 15 April 2021

Kalau Anak Sakit

Pagi ini gw bangun karena mbob ndusel-dusel, trus pas sarapan dia yang biasa ga mau duduk di meja makan tiba-tiba minta boboan di di kursi meja makan. Ga lama kemudian dia muntah muntah.  Sepagian ga ada makanan yg bisa masuk, akhirnya cuss langsung ke rumah sakit.

Kalau anak sakit, ya semua plan bubar jalan. Fortunately Bob sama Bella kalau sakit ga pernah pas di momen-momen kritis. Gw punya luxury untuk bisa ninggalin dulu kerjaan dan fokus ke anak. Tapi kalau yang musti dicancel agenda pribadi, itu si yang belajarnya lumayan. Uda rencana ke sana sini jadi ga bisa. Uda rencana ke kawinan, kongkow sama temen, lari pagi, ya harus didrop kalau anak sakit.

Anak sakit itu juga penyebabnya kadang suka misteri. Perasaan uda bawel biar selalu bersih dan higienis, ya tetep aja sakit. Tapi ini sakit pertamanya Bob selama pandemi ini sih. Gw curiga karena akhir-akhir ini dia sering main excavator dan tanah atau pasir.

Kalo punya anak 2, misal yang satu sakit ya siap-siap aja yang lain ketularan. Obat uda dapet, mudah-mudahan segera reda. Kalo sampe sore masih muntah-muntah, musti diinfus. Duh jangan sampe deh. Anak kecil diinfus tuh bikin emaknha nangis dalam hati. Nelangsa bets. Get well soon mbob.

Rabu, 14 April 2021

Cincin Kawin Yang Hilang

Jadi, sudah 4 bulan ini gw tidak memakak cincin kawin. Karena cincinnya hilang 🥲

Hilangnya di mana? Di Pantai Selatan. Hahaha.
Beneran. Akhit tahun 2020 mudik ke Tulungagung dan main ke pantai, nah ilang deh di situ. Sadarnya pas uda di Salatiga 

Sedih sih. Cincinnya ga mahal dan ga yang bagus gimana banget. Belinya juga di toko emas PGC Cikini. Modelnya sederhana, cenderung pasaran dan ga begitu gimana banget karena entah mengapa soal selera saya paling jago bikin pilihan yg salah.

Tapi filosofinya adalah ya emang ga usah glamor-glamor amat. Kan gw nikah karena cinta  bukan karena harta 🥲🥲

Terdengar klise  karena emang KLISE gaes hahaha 😂 soalnya kenyataannya itu cincin udah bolah balik masuk Pegadaian buat membantu kondisi keuangan pas lagi kritis beberapa kali 😉

Sampe sekarang belum beli cincin pengganti. Perlu ga sih? 😂 Ntar-ntar aja deh, kalo uda ada rejekinya. Puji Tuhan sampe sekarang belum ads kebutuhan gimana-gimana sampe perlu ke Pegadaian hihi.


Jumat, 09 April 2021

Apakah Aku Workaholic Mom? Tidak!

 Jadi nih ya dulu-dulu kalo denger kata workaholic atau kalau ngelabelin orang workaholic, pasti asumsinya adalah kasian ni orang ga ada yang diacari apa selain kerja melulu. Kalo liat orang jam 7 malem masi kirim kirim email, mikirnya ni orang ga bia apa liat orang lain seneng..

Tapi gaes, semua berubah ketika kerajaan api menyerang. Hahaha. Ga deng, semua berubah ketika entah sejak kapan kerjaan gw banyak banget dan gw ga sadar karena ingin membukatikan ke khayalah ramai bahwa Gita bisa diandalkan, bertanggung jawab, berprestasi, cerdas dan hebat.  Hahah. 3 tahun terakhir ini kerja kerja kerja melulu tapi ga merasa workaholic. Baru ngeh kalo workaholic pas maskoko yang bilang.

Awal-awal gw denial dong. Ga workaholic, emang kerjaan banyak. Lama-lama sadar, ya mungkin ga workaholic, tapi terlalu attached dengan kerjaan sehingga baperan ama kerjaan sehingga apa yang terjadi di dunia kerja mempengaruhi aspek kehidupan yang lain (baca : kerjaan bikin stress, suami dimarah2in)

Well, the older I get, the more I realize that I do not understand myself at all. Hahaha.

Apparently, I am perfectionist. Well ini ada beberapa yang bilang tapi gw ga merasa karena ada orang lain yang menurut gw lbih perfectionist. Tapi ternyata perfectionist tuh ada tipe2nya. Ada yang mengutarakan secara gamblang dan seksama di hadapan khayalah ramai ekpetasinya sehingga semua harus nurut standardnya. Nah yang ini bukan gw. Tapi ada yang work things out sedemikian rupa tanpa nyuruh2 atau berisik sana sini, cuma begitu ada yang ga sesuai langsung down dan upset. Nah ini gw.

Nah karena ini, makanya gw selalu pingin things went well according to the plan. Apalagi soal kerjaan. Tapi gawatnya, plannya itu suka gw simpen sendiri, ga gw share sama sapa2. Jadi pas fail, ya mara2  sendiri. Hahaha. Nah ini gw rasa yang kadang bikin maskoko sebel karena gw suka marah2 karena pekerjaan, padahal setelah ditilik masalahnya remeh. Ya karena segitu pinginnya kerjaan gw beres, gw ga mau ada flaw sedikit pun, padahal ya masalanya minor, ada solusinya. Iya jadi ada gangguan, tapi ya ada solusinya. Dan gw suka marah kenapa orang lain ga punya tanggung jawab dan ownership yang sama dengan gw. Kok bisa ini masalah blum kelar teru ni orang cuti? Kok bisa kerjaan blm beres orang lain pada offline. Nah,  sebenernya bisa. Tapi gw ngebet semua musti beres padahal ya emang ga bisa beres. Batas antara pingin performing well dengan memaksaan ritme kerja ke orang lain emang nyaru ya. 

Anyway, aku mencoba untuk tidak workaholic. Mengutip VP East Shell Retail Amr Adl, work life balance is nonsense, yang ada WORK LIFE BETTER.  I agree. Some people need to work more at some point of time, and just need less work at another point in time. Balancenya ibu2 macam gw sama para kolega muda belia juga pasti beda. Jadi ya sekarang masih mencoba mencari ramun how to balance things out.

Jadi kesimpulannya, apakah aku workaholic mom? Let's try not to. Lets try to be a responsible working mom and share the challenges with bapak suami. 

OK SIP. FYI GW NULIS INI DI HARI JUMAT SETELAH SAMPAI RUMAH JAM 7, JAM 8 BUKA LAPTOP SAMPAI JAM 9. HAHAHAHA sungguh irony.

happy weekend gaess!



Senin, 05 April 2021

Reborn! Seribulaut Kembali Ke Jagat Maya! Thanks BIGBANG!

 Akhirnya kembali lagi ke platform ini, karena seribulaut adalah rumah yang sudah lama tidak disambangi karena beberapa alasan :

1. Malu sama postingan alay

2. Banyak postingan soal mantan HAHAHA


Tapi ya ga apa-apa. Setelah menelaah dan baca-baca lagi, actually banyak hal yang ga kepost di sini.

Postingan-postingan lama + email chain di masa lalu + status galau di twitter = analisa kenapa gw sekarang seperti ini.

2019, isi postingan gw ngeluh mulu, karena hell yeah marriage is hard, kerja capek dan KPR CICILANNYA MAHAL BANGET!  I decided to unpublish them. 

2020 berhubung COVID-19, entah kenaap segala hasrat untuk menulis bubar jalan. Itu kan tahun yang berat ya, harus tegar, ga boleh menye, jadi ya ngapain lah curhat menye-menye ya. Mending berantem aja sama maskoko marah-marah terus lega (sorry maskoko) wkwkwk

Tapi kemudian bulan November gw kenalan sama BIGBANG dan hidup gw berubah hahahaha.

Berubah jadi apa ya, kayak ya udahlah terima aja semuanya, hidup ini emang begini. Decision buat nikah dan gundah gulana gw sebelum nikah ternyata ya emang tuntuntan sosial aka keluarga. Gw dan maskoko sama-sama sayang sama orangtua, jadi fokus utamanya orang tua. Jadi ya sama2 kaget ternyata kalo nurut ama orang tua, jalan hidup juga ga jadi tambah gampang.

Terus apa hubungannya ama BIGBANG-- ya ga tau juga, tapi kayaknya begitu denger musik BIGBANG ya jadi kayak bisa lebih berekspersi aja gitu, termasuk salah satunya nulis-nulis ga jelas gini. Di Twitter mau  ngemeng ya malu, di instagram buat pamer, bukan buat curhat.

Anyway, I think I NEED to write. I just need to spill things out. I just want to be a better person.

Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...