Hari 6 dari 20 hari menulis.
Hari ini dimulai cukup pagi. Jam setengah 5 pagi gw sudah bangun dan jam 5 pagi sudah pergi ke gereja untuk pelayanan jadi lektor di misa pagi jam 6.
Gw bukan tipe orang yang religius-religius amat, tapi dari banyak ajaran di gereja Katolik, salah satu yang gw jalankan adalah bahwa Tuhan memberi kita talenta dan oleh karena itu talenta tersebut digunakan untuk melayani Tuhan.
Emang talenta gw apa? Sepemahaman gw, sejauh ini gw punya 2 talenta yang berguna untuk pelayanan : suara bagus untuk bernyanyi dan teknik yang baik untuk membaca Oleh karena itu saat ini di gereja gw, di Sanmare Bintaro, gw terlibat di 2 jenis pelayanan : paduan suara dan lektor.
Lektor itu apa? Lektor itu yang tugasnya membacakan isi kitab suci. Tugas ini gampang-gampang susah. Gampang karena ya tinggal baca doang, susah karena kalau tidak dibacakan dengan baik, orang ya jadi ga bisa menangkap dengan baik isi bacaannya. Secara ya isi kita suci itu kan tidak harafiah ya, ga bisa dipahami plek-plekan, harus bisa mencari intisari dengan menganalisa latar belakangnya, kapan dan siapa yang menulis, untuk siapa dan mengapa ditulis.
Pelayanan ini sendiri maksudnya adalah terlibat aktif di kegiatan-kegiatan gereja. Kegiatannya macem-macem dan sudah pasti tidak dibayar, makanya disebut pelayanan. Di situasi ekstrim, ada orang-orang awam ( bukan pastor atau suster) yang hidupnya didedikasikan untuk pelayanan. Di titik ekstrim satu lagi, ada juga orang-orang yang ga mau terlibat dalam kegiatan pelayanan, yang mana bisa dimengerti. Bisa karena memang tidak memiliki talenta yang relevan ( ga bisa nyanyi kan berarti ga bisa dipaksa ikut paduan suara ya) atau ya karena tidak memungkinkan saja ( kerja di luar kota, ga bisa ninggalin rumah, dll). Well pelayanan ini sifatnya ga wajib dan istilahnya ya bergantung ke "panggilan hati" dari masing-masing orang.
Nyokap gw termasuk yang ada di titik ekstrim aktif banget pelayanan. Dari gw kecil, yang gw inget dia itu ikut paduan suara, ikut arisan dan kegiatan-kegiatan gereja, pernah jadi bendahara koperasi gereja, jadi ketua lingkungan, jadi dewan paroki, jadi PIC untuk misa di penjara, aktif di seksi lingkungan hidup, dll, dll, dll. Bisa dibilang sekarang nyokap itu lebih sibuk dari anak-anaknya , ya itu..sibuk pelayanan.
Nah anak-anaknya kan ada 3 orang, yang ikut-ikut pelayanan sih cuma gw. Adek-adek gw ga ikut. Karena mungkin panggilannya bukan di situ kali ya. Ga bisa disalahin juga, karena seperti halnya komunitas atau dunia pertemanan, kalau situasi kondusif pasti kan ga nyaman, kalau ga nyaman ya giman amau kontribusi kan?
Terus apa alasan gw aktif ikut pelayanan? Hmm ya awal-awal sih, mungkin karena pelayanan jadi tempat untuk gw bisa numpang eksis. Lumayan kan dapat airtime kalau baca kitab suci di mimbar atau pas nyanyi. Tapi itu motivasi yang ga baik. Kalau fokusnya perkara exist doang, jadi malah lupa esensi peran diri di pelayanan. Misal pas habis komuni kan baiknya saat hening buat berdoa, kalau pas jadi petugas nyanyi mikirny abuat exist, nyanyinya malah ga bikin khususk berdoa. Jadi mungkin sekarang motivasi gw uda bukan masalah eksis ga eksis, tapi gw pingin hidup gw berguna dikitlah buag lingkungan sekitar gw. Kalau ada yang berdoa, denger gw nynyi shaydu doanya tambah khusus gitu misalnya.
Soal ini, ada 1 momen yang gw alami pas gw di Bangkok, jadi waktu itu gw ke gereja misa sore. Biasalah misa, nyanyi-nyanyi. Gw kan duduk sendirian ya dan di sana gereja itu ga rame jadi orang duduk ya jauh-jauhan uda biasa. Pas misa selesai tiba-tiba ada bapak-bapak nyamperin gw bilang "Thank you for singing so beautiful. May God bless you". Habis bapak-bapak itu pergi, gw nangis dong di gereja ada kali 5 menitan. Nangis aja gitu ga tau kenapa. Karena selama misa kan gw nyanyi bukan buat show off ke siapa-siapa, terus ini di Bangkok, tiba2 ada orang yang say thank you. Sejak saat itu gw berjanji, bahwa kalau gw nyanyi di gereja, motivasi gw adalah untuk bantu orang berdoa, bukan buat show off.
Gw mungkin ga sehebat orang-orang jaman sekarang yang punya berbagai peroject spektakuler atau jabatan yang super wow. Tapi at least dengan terlibat di salah satu kegiatan pelayanan, gw bisa membuat diri gw berguna untuk orang lain lewat talenta gw.
Gw uda ngantuk banget, ini tulisan kok alurnya acak-acakan ya, hahaha, mohon dimaafkan.
Jadi kesimpulannya? Pelayanan itu panggilan hati, namun walau hanya sekedar pelayanan, bila dilakukan dengan segenap hati dapat menjadi sumber energi positif untuk orang-orang di sekitar kita :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar