Senin, 26 Desember 2011

Buat Ning - SDD



pasti datangkah semua yang ditunggu

detik-detik berjajar pada mistar yang panjang

barangkali tanpa salam terlebih dahulu

Januari mengeras di tembok itu juga

lalu Desember

musim pun masak sebelum menyala cakrawala

tiba-tiba : kita bergegas pada jemputan itu

[Buat Ning - Sapardi Djoko Damono]

_____

Hari ini sedari pagi lagu ini terus berputar di kepala saya. Saya pikir sekarang tinggal menunggu. Menghabiskan waktu, memastikan saya melakukan hal-hal yang berguna. Dan ya, kita akan bergegas pada jemputan itu.


Selasa, 20 Desember 2011

Konsep Video Klip Lagu yang Sedang Saya Dengarkan

Saat ini sedang suka sekali mendengarkan dua buah band: Radio Dept dan Stateless. Agak susah diceritakan, cukup didengarkan saja. Setiap kali dengerin lagu ini, kebayang beberapa adegan yang kayaknya cocok buat dijadiin video klipnya gitu. Hehehe.

Radio Dept
City Limit
Potongan-potongan cerita orang-orang yang sedang pulang kantor. Dengan muka lelah dan capek, tapi dalam hati sebenarnya pingin lepas dari rutinitas. Muka ngelamun di dalam busway ngeliatin gedung-gedung kayaknya cocok buat lagu ini.


I Don't Like It Like This
Ini kan cerita tentang hubungan yang lagi jenuh. Jadi yang gw bayangin, pasangan yang sedang belanja. Tanpa komunikasi, tanpa kehangatan, jenuh, tapi ya semua orang melihatnya mereka baik dan OK. Masing-masing flashback kehidupan pacaran mereka. yang satu ingatnya berantem2 aja. Yang satu ingatnya yang bahagia-bahagia saja. Ditutup dengan adegan mereka berdua meninggalkan pusat perbelanjaan, di mobil keduanya asyik main BB tanpa saling bercakap-cakap.


Every Time
Kalau ini ceritanya tentang orang baik yang selalu menolong temannya yang "nakal". Bisa maca-maca si nakalnya, bebaslah. Tapi akhirnya di satu titik, si baik hati ini akhirnya memutuskan menolak. Terlalu abstrak ya? Yang gw bayangin, jadi ada adegan A mengajak B pergi. Mereka lalu pergi bersama, tapi si A ga mau dengerin si B. Akhirnya B pulang duluan, lalu ada adegan paralel apa yang terjadi setelah B pulang. Hehehe.


Stateless
Bloodstream
Kalau ini lagunya bagi gw cukup erotik gitu ya entah kenapa. Jadi yang gw bayangin adalah di rumah sakit, ada yang sedang koma, dan dia punya suami / pacar / seseorang yang peduli dengan dia. Walaupun sedang koma, dia bisa merasakan perhatian itu di alam bawah sadarnya. Dalam alam bawah sadarnya, ada sesuatu yang erotis gitulah. Halah.. Hahahaha.


Crash
Pertama dengerin lagu ini, yang gw inget itu pantai di Bali. Hahahaha. Jadi yang gw bayang adalah sekelompok orang yang lagi ngeliat sunrise di pantai. Keliatan akrab dan dekat. Terus di akhir lagu, mereka misah, kembali ke realita masing-masing. Ada yang jadi mahasiswa, ada yang jadi dokter, ada yang jadi guru.


Sekian! Itulah apa yang muncul di kepala gw ketika mendengarkan lagu-lagu ini. Kayaknya nice banget kalo bisa diwujudkan jadi kenyataaan gitu. Hehehe.

Minggu, 18 Desember 2011

Monolog Akhir Pekan

Pada akhirnya, menurut gw, semua orang akan sampai di titik ini. Titik ketika kita menyadari bahwa di dalam hidup ini ada hal-hal yang tidak bisa kita tolak.

Jerawat di jidat.
Rambut yang rontok karena kemo.
Bencana alam.
Patah hati.
Kematian.

Dan di saat itu, bersedih bukan lagi menjadi suatu pilihan. Bukannya tidak sakit. Rasanya memang sakit, tapi bersedih bukan lagi menjadi pilihan sikap. Kita akan lebih memilih mengesampingkan sakitnya, menikmati yang bisa dinikmati, dan berjalan dengan dagu terangkat.

Beberapa orang menyebut itu kedewasaan.
Beberapa bilang ketegaran.
Beberapa lagi bilang mati rasa.

Setiap manusia memiliki kepedihan dan rahasianya masing-masing. Hidup selalu selangkah lebih maju, memilihkan kita jalan dengan liku dan terjal yang sedemikian rupah. Hidup juga selalu menyisipkan jalan-jalan keluar yang semacam iguana. Tersamar dalam warna, sampai-sampai menjadi semacam tidak ada. Dan oleh karena itu, setiap manusia akan selalu punya cerita dan misterinya masing-masing.

Tapi, tidak semua mau membaginya, dan kalaupun ada yang membagikannya, tidak semua mau mendengarkannya kan?

Ya sudah itu saja..

Minggu, 27 November 2011

Belitung!

Dari hari Jumat sampai Minggu pagi ini, gw sekeluarga tamasya ke Belitung. Yey yey yey!!

Senang karena GRATIS aka dibayarin papa tercinta. Minusnya, ga bisa nentuin tempat tujuan sesuka hati, karena harus memperhitungkan kondisi mama dan moodnya papa. Tapi cukup seru. Harus ke sana lagi.

Hari Jumat.

Gw dan adek gw berangkat naik pesawa ke pulau Belitung. Pesawatnya Sriwijaya Air. Cuma ada dua penerbangan yang melayani rute Jakarta - Tanjung Pandan. Pagi sekitar jam setengah tujuh, dan sore jam setengah tiga. Kita naik pesawat yang sore karena paginya gw harus meeting dulu.

Waktu mau mendarat, cuacanya buruk. Hujan lebat banget, sehingga jarak pandang terbatas. Syukurlah, setelah dua kali gagal mendarat, pada percobaan yang ketiga pesawat sukses mendarat. Bandaranya kecil, di tengah kebun sawit.

Dari bandara, kita langsung menuju ke mess kantor papa. Hujan lebat tidak memungkinkan untuk mampir ke sana ke sini juga. Begitu sampai, kita langsung disuguhi makan malam yang SUPER! Ada LOBSTER yang enaaaaaaaaaaaaaaak banget, dan juga sup kepala ikaaan!! Pokoknya super duper mantap. :D

Hari Sabtu

Hari sabtu diawali dengan ajakan papa buat hiking ke Bukit Sari Bunga. Gw pikir ya hikingnya itu cupu gitu. Katanya cuma 6 menit buat sampe ke atas. Tapi gw salah besar.
Medannya berat bangeeeet. Gw berhenti beberapa kali lengkap dengan muntah-muntah. Gwnya ternyata yang cupu. Hahaha. Malu-maluin lah pokoknya.


Setelah akhirnya berhasil kembali pulang dengan selamat, kita siap-siap menuju ke kota. Langsung menuju ke Pantai Tanjung Tinggi! :)

Pantai ini adalah Lokasi shooting film Laskar Pelangi. Pasirnya haluuuus. Ombaknya bersahabat. Airnya biru. Pingin nyebuuuuuur! Tapi kata papa "There's no point ya ke pantai siang-siang. Panas." Hahahaha. Jadilah di situ cuma memanjakan mata dan kaki dengan ombak dan pasir. Di sini sebenarnya bisa snorkling juga, tapi tidak ada petunjuk jelas di mana dan bagaimana.






Puas bermain di pantai, kita sekeluarga ke arah kota check in ke hotel Hatika, tepat di depan Pantai Tanjung Pendam. Beda dengan pantai Tanjung Tinggi, pantai Tanjung Pendam ini dangkal dan berlumpur. Ga bisa main air, tapi strategis untuk menikmati sunset. Sayangnya sorenya gerimis, jadi mataharinya agak malu-malu keluar.

Di pantai Tanjung Pendam ini, kita bisa melihat banyak KEPITING. Banyak banget. Kayak semut berkerumun gitu. Jalannya ke samping bareng-bareng. Lucu-lucu geli gimana gitu. Selain kepiting, kalau diperhatikan dengan seksama, di pesisir pantai yang berlumpur ini ada juga ikan kecil, kerang, udang, rame deh pokoknya. Karena pantainya yang dangkal, kita juga bisa lihat beberapa orang memancing. Paling mantap ya pemandangan pas matahari tenggelam. Epic.



Setelah matahari tenggelam, kita balik ke hotel, makan malam dan pulang. Besok paginya, yaitu tepatnya pagi ini, kita harus mengejar pesawat jam delapan pagi.

Overall, masih kurang seru, karena bebepara tempat andalan pulau belitung macam Pulau Burung belum disambangi. Tapi berhubung ini liburan gratis, ini sudah lebih dari cukup. See you pulau Belitung!

Note: semua foto di blog ini diambil oleh adik saya, Tony Prima Witono

Minggu, 20 November 2011

Melancholic Bitch

Entah bagaiamana mengekspresikan perasaan saya pada band ini. Sering mendengar namanya sejak tahun 2008 atau 2009, tapi baru benar-benar mendengar lagu-lagunya suatu hari di bulan Mei.

Saya suka SEMUA lagu mereka. Di kedua albumnya. Anemesis dan Balada Joni dan Susi. Sebenarnya sedikit bingung. Saya suka lagu mereka karena orang yang mengenalkan saya pada band ini, atau karena band ini memang bagus. Tapi percayalah, lagu-lagu mereka layak disimak.

Saking jatuh cintanya dengan band ini, saya dan orang yang memperkenalkan saya pada band ini kerap menyamakan diri dengan "Joni dan Susi", nama dua tokoh yang ada di album mereka yang kedua "Balada Joni dan Susi". Sebuah album konsep yang tanpa harus berisi lagu-lagu cengeng, menceritakan tentang orang bernama Joni dan Susi yang kawin lari, jatuh miskin, dan karena tidak tega melihat Susi kelaparan, Joni mencuri apel di supermarket. Joni tertangkap lalu masuk televisi. Keren kan.

Waktu berlalu, hubungan naik turun dan pada akhirnya sampai pada satu titik perpisahan. Saya pun berhenti mendengarkan Melancholic Bitch. Terlalu sakit. Terlalu banyak kenangan di setiap lagu-lagunya. Konyol, tapi begitu benar. Sampai akhirnya hari ini, secara tidak sengaja saya menemukan sebuah link untuk mengunduh lagu-lagu baru mereka. Saya jatuh cinta sekali lagi pada melancholic bitch, dan jatuh cinta lagi pada kenangan masa lalu. Errr..

Coba dengar lagu ini:
http://soundcloud.com/simelbi/taman-bermain-waktu

Tidak terdengar jelas apa liriknya, tapi jelas nada-nadanya membuat perasaan saya seperti tidak jelas. Rasa sakit dan rasa apa pun itu yang dulu pernah ada seperti ada di sini lagi. Galau lagi mungkin. Hahahaha. Tapi lagu "Taman Bermain Waktu" ini kayak punya sihir gitu. Dengerin ini seperti sesaat balik ke Jogja di pinggir jalan ngeliati kopi suatu hari jam dua belas malam di jalan kaliurang. Bisa balik ke situ ga? Huhuhuhu..

Melancholic bitch.

Apakah saya sanggup mendengarkan kamu lagi?

Selasa, 01 November 2011

STALKER !

Pesan moral dari cerita gw di bawah ini adalah :
JANGAN PERNAH MENGANGKAT TELFON DARI PRIVATE NUMBER JAM 12 MALAM!

Karena dari situlah awal dari cerita menarik setengah menakutkan ini.

19 Oktober 2011. Hari pertama private number mulai nelfon nelfon ke nomor pribadi gw. Gw masih inget tanggalnya karena itu adalah hari pertama gw masuk kantor setelah liburan ke bali. Di hari itu juga gw melaporkan kehilangan kartu akses masuk gedung ke kantor security gedung talavera.

Dimulai dari telfon di siang hari yang tidak terangkat. Lalu malam sekitar jam 12, ada telfon yang membangunkan gw dan karena gw bener-bener sedang tidur, gw angkat ga pake mikir. Suara di seberang sana cowok, ga jelas, lagi mabok, dan gw yakin banget dia ngaku sebagai temen kosan gw. Karena gw merasa deket sama temen kosan ini, jadi gw jabanin bego2annya. Pembicaraan bego diakhiri dengan permintaan tidak pantas yang ga masuk di akal. Gw tolak halus, dan akhirnya telfon ditutup.

Gw lalu bbm si kawan kosan, menkonfirmasi apakah dia menelfon. Ternyata bukan. SHIT! Gw langsung sakit kepala, secara percakapan absurd itu benar-benar absurd to the maks lengkap dengan konten tujuh belas tahun ke atas. SUPER SHIT! Siapa sih ini yang nelpon2 :|

Tiga hari kemudian, tepatnya hari sabtu, ada sms dari nomor ga dikenal, nanya "jadi ga latian band?", ditulis dengan bahsa alay. Ga gw waro. Tak lama kemudian, dia sms lagi, mengaku salah sms dan mengajak kenalan. Gw balas smsnya. Tindakan ini adalah kesalahan bodoh gw yang kedua.

Pesan moral kedua:
"JANGAN PERNAH NGEWARO SMS ALAY!!!"

Ada dua alasan gw ngewaro sms ini. Satu. Ada kemungkinan orang ini adalah si private number yang nelpon2 gw. Dua. Mungkin saja dia temannya adek gw. Berhubung nomor pribadi gw dulu pernah dipakai kedua adik gw, maka kejadian begini sering banget. Orang ga dikenal, sms atau nelfon nyari adek gw.

Nah, terus ini juga. Dia sms-sms tepat di saat gw lagi nungguin nyokap di rumah sakit. Jadi sekalian "mengisi waktu". Dan ini berlanjut beberapa hari ke depan walaupun kalau dibikin perbandingan jumlah sms yang dia kirim dan yang gw kirim itu semacam 3:1. Dia sempat nanya, kalau dia sms begini ada yang marah atau engga. Gw bilang ada.

Lama kelamaan, tingkat alay bahasanya semakin parah, Dia sempat ngirimin gw puisi dan lagu. Bahkan kalau gw ga balas smsnya, dia segera memborbadir dengan sms bertanya gw marah atau enggak, tentu saja dengan bahasa alay. Kebanyakan ga gw bales smsnya. Tapi dia tetap giat mengirim pesan digital.

Di samping itu, private number yang menelfon gw tengah malam itu makin getol menelfon. Lebih parahnya lagi, kali ini dia juga menelfon NOMOR KANTOR gw! Gw mulai pusing. Ni orang apaan deh, bisa2nya tahu dua nomor pribadi dan nomor kantor gw.

Things become even worse this week!
Pertama. Si alay yang akhirnya smsnya ga pernah gw bales tiba-tiba mengsms TANGGAL BULAN dan TAHUN LAHIR GW.
Jeng jeng jeng. Gw parno. Gw ga pernah ngasih lihat tahun kelahiran gw di fesbuk.

Kedua, kemarin, secara tidak sengaja, si private number ini keangkat telfonnya. Si pembicara tidak mau menyebutkan nama, dia cuma nyebutin warna pakaian yang gw pakai hari itu.
Jeng jeng jeng... Berarti kemarin gw ketemu sama orangnya.

Sorenya, ada sms masuk ke NOMOR KANTOR gw, dari nomornya si anak alay itu, nyebutin nama lengkap gw, tanggal lahir gw, dan PLAT MOBIL GW!
Jeng jeng jeng...
OH MY GOD! Ini menyeramkan, Gw lemes banget baca smsnya.
Ni si alay ngakunya salah sms, kenapa tiba-tiba ujug2 bisa sms ke nomor kantor gw?
Tahu nama lengkap gw, tanggal lahir gw, plat mobil gw?!?!

Gw yakin, si anak alay yg sms gw ini adalah juga yang suka nelfon2 gw pakai private number ke dua nomor telfon gw. Tapi untuk apa coba?

Setelah berpikir agak panjang, ada dua kemungkinan siapa si penguntit freak ini.

1. ini orang adalah orang kantor gw. Entah siapa. Bisa jadi kolega, atau OB atau Satpam. Mengingat gw pernah ninggalin data dan nomor telpon di kantor sekuriti gedung talavera dan sejak gw melapor itu gw mulai diganggu si private number ini, gw mencurigai beberapa satpam yang ada di gedung kantor gw.

2. ini orang adalah teman jurusan gw. Saat pertama private number ini nelfon gw, gw yakin dia itu menyebutkan nama temen kosan gw. Nama asli dan nama panggilannya. Yang tahu ini kan cuma teman-teman jurusan gw. Hal ini diperkuat dengan kejadian kemarin, ketika si alay ini nelpon nyebutin warna baju gw, dan sms nyebutin plat mobil gw, di hari itu, gw ngelayat ke rumah salah satu temen jurusan gw, di mana di sana gw bertemu banyak teman jurusan gw...

Sore ini, ada kejadian penting juga.
Ketika gw pulang, sesaat setelah gw masuk ke mobil, ada sms masuk dari si alay itu. Isinya cuma tiga huruf.

"plg".

SHIT!
Si stalker ada di gedung kantor gw. Pas gw liat ke arah lift, gw ngeliat ada satpam sedang melihat ke arah gw megang walkie talkie. Gw liatin, ga berapa lama kemudian, si satpam membuat muka.

Gw ngerasa ga tenang. Gw cuma berdoa semoga itu si penguntit cuma penguntit iseng. Cuma pingin godain gw doang. Ga ada maksud apa-apa. Ga pingin ngejahatin gw atau nyulik gw. Itu serem banget.

Demikianlah unek-unek dan ketakutan gw. Maaf ya, curhat pol begini. Paling enggak kan ada dua pesan moralnya. Hahahaha., *tawasatir*

Minggu, 30 Oktober 2011

Hari Ini

Hari ini, tiga puluh oktober dua ribu sebelas.
Menyaksikan absurditas dalam sebuah solidaritas.
Hati yang besar.
Waktu yang mengalir dan luka yang disembuhkan.
Persahabatan yang menyenangkan.
Bogor yang basah.
Setelah cuci mobil yang gerimis.
Pesan-pesan yang terlambat masuk.
Kabar yang sepotong.
Harapan akan dimulainya percakapan baru.
Buku-buku yang menggoda.
Rahasia yang masih menjadi rahasia.
Radio Dept.
L'aphalpha.
Senin yang tidak tertunda.

Hidup itu mengalir. Jangan berjalan di tempat.
Hari ini. Tiga puluh oktober dua ribu sebelas.

Rabu, 12 Oktober 2011

Bohong

Kalau ada satu orang yang secara konsisten bohong terus ke kita, lama-lama penasaran ga sih? Kenapa sih ini orang bohong terus?

Katanya sih penasaran sama punya "feeling" beda tipis. Ga tahu juga ya.

Tapi kalau ada orang yang dalam sebuah percakapan bbm tiba-tiba marah, terus besoknya bilang kalau kemarin yang mengetik marah itu bukan dia, tapi temannya, namun mengaku ke orang lain bahwa benar dia yang mengetik marah-marah itu, tidakkah hal macam ini membuat kita penasaran?

Sebohong-bohongnya saya sama orang, saya biasanya berbohong menghindar ke orang yang lagi saya malesin. Jadi kita anggap saja, orang ini memang ga suka sama saya dan malas berada dekat-dekat saya, atau malas menanggapi interaksi yang saya lakukan.

Waktu saya ceritakan kesimpulan saya pada teman saya yang lain, eh dia malah bilang "Wah Git, berarti tujuan dia tercapai tuh. Bikin kamu kesel."

Errr. Ini apa deh makluk. Mempermainkan perasaaan saya. Yang seorang cancer sejati, yang menjunjung tinggi tali silaturahmi dan persahabatan. Nyebelin.

Ya sudah sih. Pingin cerita aja. Uda lama ga cerita sebel kan. Hahahaha.

Minggu, 02 Oktober 2011

(GA JADI) DITILANG!

Akhirnya setelah sekian lama membawa mobil, ditilang juga. Begini ceritanya.

Malam itu, tepatnya malam minggu tanggal 1 Oktober 2011, saya pulang dari Planet Hollywood ke rumah. Karena sudah jam 12 malam, otak saya sudah mulai lemot. Saya lupa menyalakan lampu mobil. Tiba-tiba ada motor polisi menyuruh saya minggir. Syukurlah, saya terlalu lemot untuk menyadari bahwa saya akan ditilang sehingga begitu polisinya mengetok kaca jendela, saya super santai, super ramah dan super genit.

Polisi (P): Mbak, bisa lihat surat-suratnya?
Saya (S): Bisa, Pak!

Saya mengeluarkan STNK dan SIM dengan sigap. Setelah memeriksa, dia berkata.

P : Mbak, kenapa lampu mobilnya tidak dinyalakan?

Saya melihat ke panel lampu. Ternyata memang saya tidak menyalakan lampu.

S: Oh iya Pak. Lupa. (Ekspresi saya terkejut dan lupa beneran. Dari lubuk hati yang paling dalam.)
P: Karena ini bentuk pelanggaran, jadi Mbak saya tilang ya. SIM nya saya tahan dulu, mbak harus ikut sidang dulu buat ngambil SIM nya.

Jeng jeng jeng! Ditilang, sendirian, tengah malam. Seharusnya situasi ini bikin panik. Tapi karena sekali lagi saya sedang lemot, saya tidak panik dan segera ingat pesan broadcast di BB dari seorang teman mengenai slip biru.

S: OK Pak. Hehehehe. Saya bisa minta slip birunya ga?
P: OK. Saya jelasin dulu ya Mbak.

Si Pak Polisi ini menuju ke belakang, mengambil sesuatu lalu balik ke mobil saya.

P: Jadi ini pasal yang Mbak langgar. (Dia menunjukan pasal tentang lampu isyarat di malam hari.) Nah, kalau slip merah ini, berarti SIM Mbak saya tahan, Mbak harus ikut sidang, tapi Mbak ga perlu bayar penuh dendanya. Kalau Slip biru, mbak haru bayar penuh.
S: Berapa pak bayar penuhnya?
P: Dua ratus lima puluh ribu, Mbak.
S: Ya sudah Pak, yang slip biru aja, bayar penuh.
P: Tapi mbak harus bayar semuanya loh. Kalau slip merah, ga usah bayar dua ratus ribu.
S: Jadi begini Pak, saya itu cuma di Jakarta kalau akhir pekan. Hari biasa saya di luar kota. Kalau SIM saya ditahan, saya repot. Jadi tidak apa-apa saya bayar dua ratus lima puluh ribu.

OK. Di sini saya mulai ngibul. Kantor saya di Jakarta, saya tinggal di Jakarta. Hehehehe.

P: Baik Mbak, saya buatkan dulu ya slip ya.


Jeng jeng jeng. Saya mulai sedikit agak panik. Dua ratus lima puluh ribu akan terbuang sia-sia. Padahal kan itu bisa buat belanja-belanja ntar pas liburan ke Bali!!! Lalu saya mulai memaki diri sendiri. Mengapa oh mengapa harus lupa menyalakan lampu mobil!! Tak lama kemudian Pak Polisiya kembali.

P: Mbak, saya baru konsultasi sama senior saya.

Apaaaaa? Konsultasi sama senior? Mulai ga bener nih hawanya

P: Jadi kalau mbak mau bayar, harus besok di BRI cabang warung buncit (Saya dengernya warung buncit, walau saya ga yakin ada BRI di situ).

(Tuh kan, si pak Polisinya menunjukan keengganan memberikan slip biru)

S: Ga bisa lewat ATM BRI ya Pak?
P: Engga Mbak.
S: Tapi kan besok Minggu Pak, emang bank nya buka?
P: Nah itu Mbak, gimana? Senin kan mbak ke luar kota.

Sial, alibi ke luar kotanya dipakai sebagai alasan.

S: Hmm, bisa sih Pak. Saya itu perginya ke Bandung, jadi sambil jalan, bisa mampir ke Banknya dulu.
P: Gini deh Mbak, daripada Mbak nya repot. Diselesaikan di sini saja.

Tuuuuuuuh kaaaaaaaaaaaaaan! Ga bener ujung-ujungnya. Saya langsung ketawa di tempat.

S: Bapak maunya berapa, Pak?
P: Ya, jangan tanya maunya berapa Mbak. Seikhlasnya Mbak saja.
S: Hehehehe

Saya beneran ketawa di tempat. Lalu saya ngambil dompet, berencana untuk memberi Rp 50,000,-. Beneran deh. Tapi berhubung isi dompet saya itu lebih banyak struk belanja daripada duitnya, ditambah suasana gelap dan otak lemot, duitnya itu ga ketemu-ketemu.

Sambil nungguin saya nyari duit, si Pak Polisi ngajak ngobrol.

P: Mbak, malam minggu nyetir sendirian. Kok ga pake sopir?

Ini pertanyaan sesuatu banget ya. Hahaha. Saya masih berkonsentrasi mencari selembar lima puluh ribu yang tertimbun di antara struk belanja.

S: Hehehe. Ga kuat Pak ngegaji supi. Ga ada duit.

Ini jawaban tulus dari lubuk hati yang paling dalam. Emang ga ada duit ngegaji supir. Duit lima puluh ribu itu masih nyungsep entah ke mana. Tiba-tiba tanpa terduga si Pak Polisi menyudahi proses tilang.

P: Ya udah mbak, kalau emang ga ada duit. Ga usah ga pa-pa. Saya kasian sama Mbak nya.
S: Eh? Beneran Pak?

Saya rasa si Pak Polisi ini mengartikan jawaban saya sebagai kode "Pak Polisi, saya ga punya duit nih sekarang!!" Plus mungkin dia iba melihat wajah saya yang memelas. Tapi percayalah. Detik itu saya sungguh berniat untuk memberi dia uang lima puluh ribu rupiah!

P: Ini mbak SIM dan STNK nya. Lain kali kalau malam jangan lupa menghidupkan lampu ya. Berbahaya. Selamat Malam.
S: Eee.. Makasih ya Pak!

Kaca ditutup, lampu dinyalakan, pak polisi pergi.
Jeng jeng jeng!
GA JADI DITILANG gara-gara si pak polisi mengira saya sedang bokek. Hahahaha. Itu sesuatu banget deh. Hahahahaha. Sepanjang jalan pulang saya ga bisa berhenti senyum-senyum sendiri.

Jadi, pesan moralnya adalah:
1. Jangan PANIK kalau tiba-tiba ditilang
2. SELALU minta slip biru
3. Selalu berpikiran positif, tidak usah berprasangka negatif sama pak Polisi yang menilang, bersikap ramah dan baik, siapa tahu hal baik bisa terjadi tanpa terduga seperti yang saya alami malam itu.

Sekian, semoga bermanfaat ya :)

Jumat, 23 September 2011

Lebih Baik Beda Agama daripada Beda Selera Musik

Judul di atas adalah kutipan dari Cini, teman kantornya Fikri yang ditulis di twitter. Pas baca itu, langsung aja saya bales kalau yang begituan ga laku di babehnya saya.

Hahahaha.

Tapi saya sepakat sekali. Selera musik menentukan kiblat. Chemistry nya pasti bakal lebih ada kalau pasangan kita punya selera musik yang sama. Selera musik yang sama artinya adalah ada kesamaan dalam memaknai suatu kondisi tertentu. Ada pengertian. Ada komunikasi tak terucap.

Selera musik saya apa? Itu agak sulit ya. Mungkin cenderung tidak punya jati diri. Hahaha. Tapi saya selalu suka grup musik band genre sejenis britpop gitu gitu lah. Oasis, Snow Patrol, Death Cab For Cutie, etc.

Maka saya masih menunggu. Orang yang bisa menikmati konser paduan suara, bisa loncat-loncat nonton konser Linkin Park, galau ngedengerin Mew, karaokean lagu jadul 80-90an dan ngerti band lokal aseli Indonesia maam Melbi, ERK atau Polem. Meminjam istilah teman SMP saya si VIci, tempat sampah : musik apa aja masuk.

Tapi biasanya kan kalo kita masang kriteria, dapetnya tuh suka ga sesuai. Ya ga masalah sih. Kalau cinta berbicara, penyanyi dangdut mungkin juga akan saya nikahi. Hahahaha.

Senin, 19 September 2011

The Tree Of Life - Semacam Review

Sudah duta tahun terakhir ini, tepatnya sejak putus dari Diddo, gw jarang banget nonton film. Tapi sejak beberapa bulan terakhir ini, gw dapet temen baru via fesbuk, namanya Fahim, mahasiswa IKJ, dan dia suka ngasih gw referensi film-film bagus. Kemaren malam, kita berdua nonton The Tree of Life. Dia ngasih nilai 9.25/10. Gw 8.5/10. Mungkin setelah nulis ini gw akan berpikir buat naikin nilainya jadi 9 juga. Hehehe.

Hmmm. Susah untuk mendeskripsikan film ini. Gw ga pinter cerita soal film, dan gw takut malah jadi spoiler. Kalau pingin tahu sinopsisnya, mendingan googling aja. Kalau ada yang mau nonton, saran gw sebaiknya jangan ketika kondisi badan lo sedang capek. Percayalah, film ini lebih dari sekedar film. Lebih.

Gw baca beberapa review soal film ini, dan salah satu kritiknya adalah betapa film ini sangat "kristiani". Tapi entahlah, gw sama sekali ga merasa demikian. Cuma karena ada ayat alkitab dan adegan di gereja, film ini jauh dari situ. Film ini memberi pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya dibuat dengan sebuah visual yang sangat lirikal. Minim dialog, hanya bahasa tubuh, warna, bentuk. Jawabannya ada di sana, tapi penonton lah yang memilih. Ah, gw betul-betul tidak pintar mendeskripsikan poin ini.

Nah, kayaknya habis ini gw bakal nulis beberapa hal yang agak spoiler, jadi kalo males mending ga usah baca setelah ini. Gw mau menulis beberapa hal yang gw pikirkan ketika nonton ini.

Pertama. Lelucon. Gw merasa Mallick, sutradaranya, menampilkan lelucon tentang Tuhan dengan memperlihatkan penciptaan dunia yang menurut pemahaman gw adalah visualisasi teori big bang. Di sisi lain, dia menampilkan keluarga O'Brien dengan ke'kristen'annya. Kekristenan, yang berarti merujuk pada penciptaan Adam dan Hawa, bukan dinosaurus atau ubur-ubur. Paham ga di mana letak leluconnya? Hehehe.

Tuhan, di mana kamu?

Kedua. Surga. Gw juga merasa bahwa bagian paling akhir dari film ini, yang di pantai, adalah visualisasi akan surga.

Lagu pengiringnya berjudul "Agnus Dei", selalu dinyanyiin di gereja Katolik kalau misa hari minggu. Liriknya lebih kurang begini bunyinya :
"Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami.
Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia, berilah kami damai."

Lagu soal pengampunan, dan dalam bagian itu, si Jack ketemu dengan keluarganya lagi dan adeknya yang udah meninggal, dan semua orang bahagia. Iman Katolik percaya bahwa semua orang akan diampuni dosanya oleh karena penebusan Yesus, anak domba Allah, dan setelah itu semua tinggal bersama di Rumah Bapa -- surga. Jadi bagi gw, bagian itu semacam visualisasi surga. Satu pertanyaan gw adalah : mengapa Jack di bagian itu adalah Jack yang tua, sedangkan keluarganya semua masih muda. Pasti ada maksudnya. Tapi ga ngerti apa.

I give my soul to you

Ketiga. Dinosaurus. Gw ga pernah nyangka akan bertemu dinosaurus di film ini. Lalu ada adegan di mana satu dinosaurus nginjek dinosaurus yang lain, tapi ga dibunuh, terus si dinosaurus gede ini pergi. Gw bener-bener ga ngerti maksudnya. Tapi adegan ini membekas banget di kepala gw. Mungkin ini soal belas kasihan. Atau mungkin soal teori evolusi? Bahwa yang kuat tidak selalu menyingkirkan yang lemah. Bahwa sebenarnya ada belas kasih dalam sebuah evolusi?

Manusia sekarang semakin rakus.

Keempat. Plot. Menonton film ini adalah masuk ke suatu zona yang tidak teratur waktu. Kemarin. Hari ini. Jutaan tahun yang lalu. Semua masuk begitu juga. Dan ketika gw menyadari ketidakteraturan ini, gw ingat seseorang pernah bilang "God is timeless". Gw ga punya alasan khusus mengapa gw begitu bergetar menyadari hal ini.

....

Kelima. Personal. Banyak sekali adegan yang sangat personal buat gw. Banyak pertanyaan dan narasi yang begitu sesuai dengan apa yang pernah gw pikirkan. Kalo gw nonton sendiri, gw rasa gw udah nangis. Tapi malam itu harga diri dan rasa ngantuk membuat gw ga nangis. Pas gw mau tidur, baru deh berasa getaran halus. Bertanya kepada tuhan tentang tuhan itu sendiri adalah sesuatu yang entah mengapa selalu membuat mata berkaca-kaca.

God is timeless.

Keenam. Ruangan kecil di atap. Nah kalo udah ada yang nonton, inget ga adegan Jack kecil manjat ke lantai atas, dan di ruangan kecil itu ada dia dan seorang laki-laki yang tinggi banget. Sama seperti dinosaurus. Gw ga ngerti apa maksud adegan itu, walaupun gw yakin pasti ada artinya. Gw cuma menebak-nebak si, ketika kecil sosok Tuhan itu begitu mudah dipahami. Seseorang yang luar biasa maha kuasa dan maha besar. Mungkin laki-laki itu sosok Tuhan. Tuhan yang hadir di tempat yang tersembunyi. Entahlah gw cuma menebak-nebak

Menjauh..

Ketujuh. Emosi. Pernah merasakan emosi meluap-luap ketika memikirkan Tuhan. Ketika marah dengan Tuhan. Atau malah emosi kosong? Film ini berhasil mengubah emosi menjadi gambar. Bagian paling berkesan bagi gw adalah ketika narasinya berkata betapa dia kehilangan Tuhan, dan betapa Tuhan terasa menjauh. Visual yang dipakai adalah ombak. Menjauh. Ketika gw nonton bagian itu. Rasanya magis.

Tree Of Life

Kedelapan, yang terakhir. Judul. Sejujurnya, gw masih belum nemu alasan yang kuat mengapa judul film ini adalah tree of life. Tebak-tebakan gw adalah karena film ini mencoba memuat hidup sebgai sebuah konsep dari alam semesta. Layaknya pohon, apa akar dari hidup, apa batang dari hidup, apa daun dari hidup. Dan jawabannya dilempar bebas ke penonton. Absurd. Jadi inget Fikri. Absurdity.

Errr....

Begitu selesai nonton ini, otak gw penuh. Ini sudah 24 jam sejak gw nonton dan masih banyak pertanyaan dan pernyataan memenuhi kepala gw. Agak absurd karena di satu sisi gw merasakan suatu kegembiraan. Pencerahan.

"You get wiser when you realize your parents flaw and still forgive them."

Ringan. Beberapa masalah yang sedang gw hadapi begitu serupa dengan film ini. Dan walaupun ga ada solusi eksplisit terpapar di film ini, ada beberapa hal yang meyakinkan gw bahwa apa yang gw lakukan sekaang adalah baik.

Di sisi yang lain gw merasa kelabu. Ada sisi gelap. Kontradiksi yang tajam. Kesedihan tanpa sebab. Seolah-olah film ini semacam mempermainkan perasaan dan akal sehat. Hmm. Sulit dipahami. Sulit.

***

Oke, setelah gw menulis ini, gw menyadari bahwa film ini memiliki dampak yang cukup dasyat bagi gw. Kalau disuruh nonton lagi, mungkin gw ga kuat. Jadi gwputuskan bahwa nilai dilm ini adalah 9.5 /10.

Sabtu, 17 September 2011

Orang Baik dan Orang Baik

Selalu senang kalau tiba-tiba dapat kabar bahwa teman saya yang adalah "orang baik" akhirnya menikah dengan "orang baik" juga.
Kesenangan yang agak beda tipis dengan iri sih. Hahahahaha.

Itu jauh lebih baik daripada tahu bahwa ada teman yang "tidak baik" menikah dengan "orang baik".

"baik" dan "ga baik" itu apa?
Nah ya itu, beda-beda. Kita sendiri punya peraturan sendiri mengenai justifikasi baik dan ga baik kan. Menurut saya itu ga salah, karena pada akhirnya setiap manusia dituntut untuk bisa memberi justifikasi sedemikian rupa sehinga dia kemudian bisa memutuskan sikap apa yang diambil untuk menanggapi justifikasi tersebut. Ya ga sih?

Jadi, sekali lagi, selamat buat teman-teman saya yang akhirnya menemukan tambatan hati, rekan seperjalanan yang adalah "orang baik". Tuhan memberkati! AMIN

Kamis, 15 September 2011

Bagaimana Mengatasi Sedih dan Marah

Sedih?
Cari zona nyaman. Tarik nafas, rasain emosinya, rasain sakit yang biasanya muncul di bagian dada, rasain gumpalan air mata yang tiba-tiba bisa muncul menggunduk di pinggir mata.

Marah?
Cari zona nyaman. Tarik nafas, rasain emosinya, rasain sakit yang biasanya muncul di bagian kepala, tasain badan lo tiba-tiba menjadi panas, tutup mata lo, bayangin ada seribu gelas kaca pecah di tangan lo.

Setelah itu ingatlah bahwa semesta bekerja dengan ajaib. Energi itu mengalir. Bahwa setelah energi buruk pasti akan ada energi baik. Semesta akan mengatur. kalau memang kita yang disakiti, mesti nanti ada obatnya. Ya pake iman sih. Pake iman bahwa ada kesetimbangan yang mengatur energi. Sebagian bilang itu yang namanya Tuhan.

Harusnya setelah itu kamu bisa mengendalikan situasi, tidak berbuat bodoh, dan tidak merusak suasana. Kalau tidak bekerja? Ya anggap saja proses belajar. Kalau gagal, masih ada kesempatan memperbaiki lagi. Semoga masih ada.

Rabu, 14 September 2011

Judge a Book by Its Cover

Bayang kan kamu adalah seorang agen real estate elit. Kamu sedang bekerja di kantormu ketika tiba-tiba seorang wanita muda dengan kaos, jaket coklat, celana jeans skinny (bermerek tapi) dan sepatu crocs buatan china masuk dan menyodorkan tangan. Si wanita ini mengaku-ngaku berasal dari perusahaan besar dan ingin bekerja sama dengan pihak pengembang tempat kamu bekerja.

Apakah kamu akan langsung percaya?
Apakah kamu akan berprasangka buruk bahwa si wanita ini paling hanya main-main, karena tampilan luarnya tidak memproyeksikan kemampuan finansial tertentu?

Hahahahaha.

Intinya, hari ini saya merasa dapat justifikasi dari sampul luar saja.
Tapi ya ga apa-apa sih. Saya juga sering menjustifikasi orang. Sering. Jago pula.
Hahahaha.
Karma.

Teori saya sih, dengan main justifikasi, seseorang akan merasa lebih aman tanda kutip. Lebih tinggi tanda kutip. Bermain tuhan lah gampangnya. Enak tahu, bisa bilang si A begini, si B begitu seenak jidat ga pake mikir. Tapi itu kalo justifikasinya salah, kasian si A dan si B kan ya kan.
Jadi, main justifikasi itu memang bikin merasa aman tanda kutip, tapi menyakiti tanda kutip orang lain juga.

Jadi moral hari ini adalah mari belajar untuk tidak menjustifikasi orang seenak jidat.
Gampang - gampang susah, tapi bukannya ga mungkin.
Yuk mari! :)

Selasa, 13 September 2011

Merah



Gw sukaaaaaaaaaaa banget warna kuku gw yang baru :):)

Gara-gara tiba-tiba nyadar kalau warna kuku gw menyerupai warna batu kalung yang lagi gw pake, gw langsung bahagiaaaaaaaa banget.

Iya, ini labil sih.

Btw, kuteks warna merah yang gw pake ini gw dapet gratis dari Skin Food Penang bulan Juli yang lalu. Katanya sih sekarang Skin Food udah ada di Jakarta. Gw belum pernah ke sana. Ntar kalau ke sana gw akan cari lagi warna-waran bagus :)



***

Manja

Hari ini itu seperti pecah.
Manja.
Cuma satu kata itu yang nempel di kepala gw. Sudah dua orang ngomong begini ke gw.
Manja.
Orang yang pertama ngomong begitu dua tahun yang lalu.
Orang yang kedua ngomong begitu hari ini.

Dulu. Dulu sekali waktu gw masih ga takut apa-apa, kayaknya gw jauh dari kata manja itu.
Tapi sekarang, ketika banyak hal yang bikin gw gentar, tanpa gw sadari gw menjadi seperti itu.

Jadilah gw marah-marah seharian.
Karena bener. Karena iya bener manja.
Karena ternya ada segelintir orang yang diberi tempe untuk dijadikan mental. Dan gw termasuk dari segelintir orang tersebut.

Seseorang pernah bilang kurang lebih gini. Pencapaian tertinggi sebuah jiwa adalah ketika jiwa itu bebas, independent. Dan ketika kita mencintai seseorang, maka dia kan menjadi ketergantungan. Oleh karena itu, cinta yang paling indah adalah dengan tidak mengungkapkannya, karena kita ingin orang yang kita sayang menjadi bebas. Ga bebas itu berarti manja bukan ya?

Hari ini mungkin gw ga sendiri. Mungkin juga ada orang-orang lain yang menemukan bahwa hari ini dia bukanlah yang paling tangguh untuk hidup. Dan bahwa ternyata sakit hati itu membunuh.
Beberapa orang bisa melewatinya dengan mulus.
Beberapa orang perlu pisau untuk melewatinya.
Beberapa orang bahkan ga pernah bisa sampai ke garis batasnya. Terpuruk.

Gw butuh pisau. Buat mematikan perasaan mungkin.
Hahahaha.
Tidak lucu sih.
Tapi tetap tertawa.
Palsu.

Rabu, 17 Agustus 2011

Mahardika

Luar biasa juga ya membayangkan ada orang seperti Soekarno yang bisa membuat satu dunia percaya kalau Indonesia merdeka. Bayangkan saja. Waktu itu siapa sih yang tahu Indonesia? Cuma tahu itu bagian dari kolonial Belanda.

Pernah terpikir ga?

Papua yang ingin merdeka dari Indonesia itu analog dengan "Indonesia" ingin merdeka dari Belanda. Gerakan Papua Merdeka sama aja dengan pejuang Indonesia yang bergerilya. Tentara Indonesia yang dikerahkan ke Papua sama aja dengan tentara Belanda?

Kalau mendengar berita soal Papua / Irian Jaya, selalu itu yang gw pikirkan.
Apa bedanya Papua dengan Hindia Belanda..

Bagaimana kalau nanti akan ada "Soekarno" nya Papua?

Menurut gw ya, negara itu cuma ide . Batasnya adalah imajiner. Cuma sebatas garis di peta. Merdeka juga cuma ide. Kita sekarang sedang merayakan ide. Ga salah. Manusia butuh ide, makanya manusia butuh Tuhan.

Gw bodoh soal pengetahuan sejarah, politik dan ekonomi. Jadi mungkin pertanyaan-pertanyaan gw di atas adalah terbaca sangat dangkal dan banal.

Okai. Selamat tujuh belasan. Tahun ini, tidak ada perasaan khusus mengenai apa pun terkait kemerdekaan. Cenderung ke a.p.a.t.i.s.

Untuk menutup, "merdeka" berasal dari bahasa San Sekerta "Mahardika". Artinya kaya, makmur dan berkuasa. Mari kita aminkan. AMIN!

Sabtu, 30 Juli 2011

Galau - Kacau Tidak Keruan

Jeng jeng jeng..
Saya merubah lagi template blog saya menjadi warna pink. Hahahaha. Mencoba menggali sisi yang lebih cerah dari hidup ini.

Ada yang nanya saya pas liat templat baru ini. "Kenapa lo Git? Galau?"
Hmmmm. Saya diem dulu. Mungkin maksudnya dia, saya lagi plin plan banyak pikiran ga jelas makanya milih tempate blog pink ini kali ya. Padahal suasana hati saya lagi heboh syalala trilili penuh aura positif. Rame bener deh. Itu juga galau sih..

Pahamkah anda apa arti kata GALAU?
Menurut kamus bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

ga.lau a, ber.ga.lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan

Jadi galau itu adalah kata sifat yang merujuk pada keramaian, kekacauan. Tapi setahun belakangan ini, kata galau seolah-olah berubah arti menjadi sedih, sendu, bermasalah, patah hati. Menurut saya sih agak jauh dari makna kata sebenarnya. Saya juga kerap memakai kata galau untuk menunjukan perasaan hati tak menentu.

Tapi pas baca definisinya di kamus, kok ga pas gitu ya. Sebagian besar orang sepertinya memakai galau untuk menunjuk perasaan kacau tidak keruan. Tapi berarti lagi, ga salah dong kalau saya bilang "Gila, jalanan galau parah." atau "Ni orang-orang pada galau ke PRJ ya, macet banger?"

Terus? Ya udah ga apa-apa sih. Mungkin saya akan mencoba menggunakan kata galau yang merujuk pada arti sibuk beramai-ramai atau ramai sekali.
Ehehehe.

[ ]

Rabu, 20 Juli 2011

Video - Death Cab For Cutie - Transatlantism


Hadiah ulang tahun dari Fikri :D

Ini salah satu lagu kesukaan saya. Saya pernah baca bahwa irama dalam lagu ini memang merujuk pada suara kereta api. Suara yang selalu membuat saya pingin cepat sampai tujuan.

Kenapa kereta api? Hahaha. Ya, Jakarta Jogja adalah ditempuh dengan kereta api. Dan ada saat betapa kita begitu ingin mengeliminasi itu.

Terimakasih ya FIKRI :D

Terus Fikri ngasih hadiah ulang tahun lagi. Video ucapan selamat ulang tahun!



TERIMAKASIH! :D

Senin, 18 Juli 2011

Saya Hijau Merah. Kamu Apa?

Hari ini ada acara di kantor di mana salah satu dari acaranya adalah pengenalan diri. Metode yang digunakan adalah kecenderungan cara berpikir.

Jadi, cara berpikir orang dikelompokan menjadi empat yaitu Biru, Hijau, Merah dan Kuning. Lupa cara pengelompokan ini berdasarkan siapa. Setelah mengikuti langkah-langkah nya, maka karakter saya adalah HIJAU - MERAH :p

Hijau itu adalah orang yang cenderung berpikir secara analitik, suka hal-hal detail, tidak bermasalah dengan rangkaian metode atau perhitungan matematis yang rumit, tapi ga begitu baik dalam hal membuat keputusan karena ga bisa cepat, musti jelas alasan ini itunya.

Hmmm. Saya awalnya ga merasa seperti itu, tapi setelah dipikir-pikir ya memang kadang suka begitu, terutama dalam hal mengambil keputusan. Lama.

Hijau itu kadang suka tidak mengerti apa yang dia mau. Juga cenderung memikirkan apa yang orang lain pikir tentang dirinya. Hijau sensitif terhadap kritik.

Iya, ini benar sekali. Untuk sekarang - sekarang ini. Perasaan dulu ga begini. Tapi sekarang begini. Hahahaha. Tindak lanjutnya adalah memperjelas tujuan hidup dan mulai memperbaiki diri. Mulai lebih berpikir dewasa, berani berubah, keluar dari zona nyaman. Dan seterusnya dan seterusnya dan seterusnya. :)

Yang ditulis di atas ini hasil catatan selama acara hari ini, kalau mau ngerti lebih jelas soal karakter warna itu, tinggal googling aja sih. Kata kuncinya "four personality types color"

:)

Minggu, 17 Juli 2011

Selamat Menikah Shany - Rejosh :D

Yes! Itu yang di foto adalah Shany dan Rejosh! Dan dan dan mereka sudah menikah hari ini :)
Selamat ya Shany Rejosh :)
Hihihi. Dan sekali lagi pertanyaan standard muncul: "Lo kapan?"
Hahahaha.. Hepi hepi 2000 aja lah ya kita :D

Minggu, 10 Juli 2011

Penang

Hola..
Baru balik dari Penang buat training dan jalan-jalan gratis.
Besok masuk kerja,
Masih capek dan ga konsen nulis.
hehehe.
mungkin besok.
Atau besoknya lagi.

Senin, 13 Juni 2011

Ganti Template dan Ganglion

Tampilan blog berubah.

Mengapa?

Biar kalo nama gw dijaiin keyword di google, pas orang ngeklik, keliatan lebih elegan aja.
Hahahaha. Alasan apa itu..
Anggap saja ini indikasi perubahan selera gw akan tata ruang dan visual.

Sekarang lagi jarang nulis karena uda jarang pingin curhat juga. Semakin dipikir-pikir, kadang hal yang gw anggap masalah ternyata bukan masalah. Hahahaha. Bagus deh, artinya gw udah tambah dewasa. Hahaha. Asbun.

Ayo Git, coba gitu lo sekali-kali nulis yang berbobot dan berguna. Hmmm.. Apa ya.

Paling si ganglion gw semakin membesar dan beberapa kali orang yang uda lama gw ketemu gw aga histeris ngeliat gundukan kecil di punggung tangan kanan gw.

Ga kayak waktu gw tingkat empat, di mana kalo lagi capek rasanya sakit banget, kali ini ganglionnya hampir ga bikin sakit sama sekali. Tapi memang iya membesar sih. Kalo kata pak dokter yang gw temui dulu, asal ga bikin sakit sih ga harus operasi. Begitu.

Go Go Power Ranger!

Rabu, 25 Mei 2011

Time Will Tell :)

Dimulai dari twitnya Sasa yang masih kelas 8 - setara dengan 2 SMP.

"Am I falling for the right one?"


Saya pernah punya pertanyaan yang sama sekitar tiga empat tahun yang lalu. Salah. Bukan. Bukan tiga empat tahun yang lalu, tapi sekarang! Jauh di dalam lubuk hati saya yang paling dalam, saya juga menanyakan hal yang sama. Saya pikir saya punya jawabannya. Maka saya jawab.

"Time will tell :)"

Beberapa menit kemudia Putri mengutip percakapan sederhana itu dan menambahkan satu pertanyaan.

"How long should I wait for that time?"


Jegeeeeeeer. Hahahaha. Saya tidak tahu jawabannya. Mungkin tahu, tapi malas menguraikannya dalam bahasa yang gampang, ga muluk-muluk, dapat dimengerti, hanya dalam seratus empat puluh karakter. Hahaha.

Iya, waktu akan menjawab, tapi bukan waktu yang benar-benar menjawab. Soalnya sebenarnya yang tahu jawabannya kan diri kita sendiri. Ketika kita yakin akan satu hal yang benar dan pasangan kita memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai bagian dari "hal yang benar", maka dialah the right man.

Tapi masalahnya, kita belum benar-benar tahu apa yang benar buat kita. Atau bisa saja hal yang kita anggap benar berubah menjadi salah - kita merubah pegangan hidup kita. Semua faktor bisa terjadi dalam suatu rentang waktu tertentu. Tapi kuncinya adalah hati kita sendiri.

Berapa lama pada akhirnya hati kita bisa melihat apa yang sesungguhnya kita cari dari pasanan kita?
Berapa lama pada akhirnya hati kita bisa mengerti apa yang kita butuhkan dalam hidup ini?
Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk meneguhkan diri menyatakan sesuatu itu salah atau benar?
Berapa lama kita bisa bertahan dalam satu pendirian dan tidak goyah dengan pendapat dari luar?
Hanya dengan menjalaninya, seiring waktu bergulir kita bisa menjawannya.

Ngerti ga? Ngerti ga?
Hahaha.

Jadi Putri, jawabannya adalah :
"Nobody knows. Time will tell, don't count it - just let it flow :D"

****

Selasa, 24 Mei 2011

Avril Lavigne dan Uvigne dan Ivigne


Hari Rabu 11 May lalu secara mendadak saya diajak nonton konser Avril Lavigne bareng Aji dan Nino, teman kuliah saya. MENYENANGKAN! Hahahaha.. Ikut loncat-loncat dan nyanyi sambil teriak-teriak, berkeringat, baju basah, sensasi yang menyenangkan!

Beberapa hal sempat jadi bahan pembicaraan saya dan Nino terkait dengan pengunjung konser ini. Saya mencela beberapa perempuan kece yang datang dengan sepatu berhak tinggi. Ini konser Avril gitu loh, loncat-loncat, ngapain pake hak tinggi? Nino bilang karena mereka ingin tampil cantik. Hahaha. Ini saya mungkin sirik . Kritis dan sirik memang beda tipis.

Yang kedua soal pengunjung konser Avril ini. Agak aneh. Semua umur ada. Dari orang muda usia 20an macam saya dan Nino yang menghabiskan masa SMA dengan lagu-lagu Avril, anak-anak SD beserta ibu-ibunya- baik yang berjilbab maupun yang tidak-, anak-anak baru puber usia SMP, dan juga orang kantoran usia dua puluh akhir mendekati tiga puluh. Ini terlalu luas untuk konser musik Avril. Maksud saya, kata-kata di lagunya Avril ini kan kata-kata yang kurang “baik” untuk anak SD.

"What the hell!",
"Damn!",
"I like messing in your bed!"

Tapi saingan saya loncat-loncat itu ya anak anak yang tingginya cuma sebahu saya. Saya sendiri tingginya cuma seratus lima puluh sekian. Bahkan ada satu anak yang masih bawa tas gambarnya princess. Hahahaha. Ini tertawa ironi.

Anak SD sekarang sudah ga punya lagu anak-anak. Jaman saya SD, saya masih mendengarkan trio kwek-kwek, dan beberapa grup vokal anak yang saya lupa namanya. Lagu-lagunya masih sekitaran menyontek, sakit perut karena jajan, atau jalan-jalan tamasya. Ke mana jaman itu pergi? :(

Tadi malam adik sepupu saya yang baru lulus SD mengajak saya chat via facebook.

"Mbak Tya nonton Avril Lavigne ya?"
"Iya dooong"

"Huuu seruu."

"Emang kamu juga suka Avril?"

"Iya Mbak! Aku suka Avril Lavigne."

"Emang kamu ngerti arti lagu-lagunya Avril?"

"Enggak Mbak, aku ga punya lagu-lagunya."

"Jadi kamu ga ngerti lagunya?"

"Nggak"

"Tapi suka Avrilnya?"

"Iya"

"Waaaah. Kamu kalau suka sama penyanyi harus punya lagunya dan harus ngerti dong arti lagunya. Kalau ga ngerti gimana bisa suka?"

"Hehehe, iya sih Mbak."


Jangan-jangan sebagian besar anak SD yang kemarin nonton Avril itu sejenis juga sama sepupu saya. Tidak tahu apa arti lagunya, cuma ikut-ikut saja, dan kebetulan orangtuanya punya duit, jadi bisa beli tiket tiga ratus ribuan dengan gampang. Waduh.

Jadi ingat bercandaan salah satu teman saya, Fachmi aka Bendot, yang tidak bisa ikut nonton Avril. Dia menulis di akun twitternya demikian:


"Bagi yang menonton konser Avril malam ini, jangan lupa menyaksikan Uvigne dan Ivigne bada isya."

Hahaha. Waktu datang ke konser Avril dan melihat begitu banyak anak usia SD ikut nonton Avril, saya tertawa sekali lagi. Kita memang butuh "Uvigne dan Ivigne", jika anda paham maksud saya. Hahahaha. Ironi maksimum.

_________________

Selasa, 17 Mei 2011

Kabar Gembira

Hari ini gw ketemu temen-temen kuliah gw. Tak diduga-duga, temen gw yang namanya Shany bilang kalau dia akan menikah 17 Juli 2011.

Wow..

Mata gw berkaca-kaca di tempat. Ahahahaha. Seneng sekaligus terharu.
Akhirnya tiba juga saat-saat kayak begini. Ketika temen baik lo bilang dia mau nikah. Ketika kita ngomongin kebaya buat dipake ke nikahan temen baik, katering, undangan, souvenir, dan itu buat nikahan temen baik lo.

Hiks. Terharu dan senag!

Ini di atas ini foto gw sama shany sekitar tahun 2005 atau 2006 gitu. Sorry Shan, gw cuma punya foto bareng lo berdua pas lo belum pake jilbab. Hahaha.. Serius Shan, gw seneng dengernya. Selamat yaaaa!!!!

*masih menulis dengan berkaca-kaca

Kamis, 12 Mei 2011

Remember 12 May 1998

Bahwa ternyata butuh lebih dari sekedar nyali dan nyawa untuk menyuarakan sesuatu,
tapi juga integritas ketika mendapatkan apa yang dimau.

Bahwa ternyata kebenaran itu hanyalah slogan berwarna abu yang bisa diciptakan dan lalu dilupakan.

Bahwa ternyata kemerdekaan adalah sikap, bukan keadaan, bukan pemberian.
Merdeka dari rasa takut, merdeka dari para pengecut.

Bahwa ternyata pergerakan kita adalah pedang bermata dua:
tanpa pengetahuan
tanpa kebijaksanaan

Dan sekarang ada di mana kita?
Masih gamang, kawan.
Kita lelah.
Saya?
Kalah.

Remember 12 May 1998.

Selasa, 10 Mei 2011

Green Office

Pagi ini, Izkie, teman SMA dan kuliah gw yang ajaib hahaha, tiba-tiba BBM gw. Dia nanya lebih kurang seperti ini. "Git, gw googling, kantor lo di talavera katanya green office ya?"

Eh? Gw aja yang ngantor hampir setahun baru denger. Hahaha. Setelah gw pikir-pikir, iya juga sih. Mengapa demikian? Mari kita lihat beberapa penjelasan di bawah ini.

1. Dindingnya kaca.

Iya, jadi dari atas sampai bawah, dindingnya kaca. Gw mencoba mengambil gambar yang tampak dari tempat gw duduk dengan kualitas kamera seadanya ya.. Hahaha. Dengan melihat gambar di atas, bisa paham maksud gw kan? Jadi kondisi kantor gw ini "transparan" gitu. Ini semuanya loh. WC-nya juga. Jadi gw bisa pup sambil ngeliatin jalan tol. Dan itu menyenangkan.

Gw ga yakin pasti apa hubungan antara dinding transparan dengan green office ya, tapi sisi positifnya adalah sinar matahari dapat masuk dengan bebas ke kantor gw. Itu sehat kan ya berarti. Hehehe. Kalau hujan, kita juga bisa nonton awannya jalan dari barat ke timur. kalau lagi cerah, gw juga bisa ngeliat Gunung Salak :)

2. Matikan lampu!


Shell punya kebiasaan unik. Jam 12 sampai jam 1 siang lampu kantor dimatikan. Selain untuk hemat energi, juga untuk mendorong karyawannya makan siang, ga kerja terus, work - life balance istilahnya.

Kalau malam juga. Kalau sudah jam tujuh, satpam akan datang mengabsen orang-orang yang ngelembur. Aga "mengintimidasi", jadi bawaannya pingin cepat pulang. Hahaha. Lalu daerah yang sudah ga ada orangnya, dimatikan deh lampunya. Ini juga mendorong orang buat ga kerja sampai malam amat. Hahaha.

3. Pengolahan air dan sampah

Setahu gw pengolahan air gedung kantor gw berkonsep "green". Jadi air bekas itu dipakai untuk menyiram tanaman. Terus tempat sampahnya juga dipisahkan, yang basah dan yang kering.

Kalau dulu, di setiap disepenser disediakan gelas kertas. Tapi kemudian lantai gw memutuskan untuk tidak memakai lagi gelas kertas dan membawa gelas sendiri untuk mengurangi sampah kertas.


Bagaimana? Cukup hijau ga kantor gw? Hehehe. Kayaknya si biasa aja, tapi setelah dipikir-pikir, kantor gw ini cukup nyaman dan menyenangkan hehehe. Mau pindah kerja? Sini ke kantor gw aja ehehehe :p

Senin, 02 Mei 2011

Lari Pagi dan Jaga Makan!

Yey yey yey...
Lingkar perut gw mengeciiiil!!
Hahaha.. Seneng bener deh gw..

Jadi ceritanya, gw mulai merasa badan gw ini 'berat'. Engga, gw ga gendut, tapi badannya tuh ga ok. Pake baju apa aja jadinya kok jatuhnya jelek. Ditambah temen-temen kantor gw tuh kan yang super OK bodinya kan, jadi gw minder.

Jadi mulai tahun 2011 gw mulai mencoba untuk membatasi makan. Makan ga usah banyak-tapi selalu tepat waktu, dan kalau kuat ga usah makan malam. Ini hasilnya ga begitu berasa di gw sih, malah yang ada gw sering ngerasa kelaparan. Gw ga menerapkan satu metode diet tertentu sih. Tapi intinya, diet itu sesuatu yang menyiksa. Jadi kalau gw ga mau menyiksa diri gw dengan makan yang ga enak, mending kan gw melatih diri gw makan yang sehat dan cukup.

Nah, nyokap gw bilang, gw itu harus olahraga. Iya sih, emang harus olahraga. Satu-satunay olahraga yang gw tekuni itu.... err... ternyata tidak ada. Hahaha. Paling sih waktu kuliah gw rajin lari pagi bersama anak2 kosan. Maka mulai minggu kemarin, gw nyoba buat lari pagi lagi. Tiga puluh menit udah bikin gw bengek berasa mau pengsan. Hahahaha.. sudah menurun ini daya tubuh gw..

Tapi yang penting berkeringat kan ya? Jadi walau cuma tiga puluh menit, pokoknya gw berkeringat. Hahahaha. Gw nyoba lari pagi hari senin dan hari rabu. Hari kamis, celana yang biasa melekat seksi di pantat gw kok berasa longgaaar yaaaa... yey yey yey! Senang deh gw :D

Besok pagi mau nyoba lari pagi lagi ah. Sebenernya gw agak takut ini lari pagi cuma semangat di awal. Buktinya adalah pagi ini. Walaupun gw uda masang alarm, tapi gw ga bisa buka mata. Hahaha.. Jadi gw mau nyoba lari pagi lagi besok pagi. Gw sengaja nulis ini di blog, biar harga diri gw terpacu. Hahaha.. Masak udah nulis panjang-panjanf eh ga tahunya cuma semangat di awal. Hihihi..

Semangat gitskaiii!! Semoga bukan euforia semata! AMIN.

Jumat, 08 April 2011

Sebelas Bulan

Hari ini gw ke kantor dan pukul sebelas siang kerjaan gw sudah beres. Jadilah nganggur syalala.
Terus tadi sejam yang lalu tiba-tiba dada gw terasa sesak. Pikiran gw mulai lompat-lompat. Gimana kalau gw tiba-tiba kena serangan jantung? Gimana kalau gw tiba-tiba meninggal? Terus loncat lagi. Gimana kalau tiba-tiba orang-orang yang gw sayang meninggal?
Ini bukan tulisan mellow. Gw berusaha menulis ini dengan rasional. Maksudnya, kalo gw meninggal gw pingin sisa-sisa kehidupan gw diapakan?
Pertama, gw pingin jadi donor organ tubuh. Kenapa? Karena kalo ternyata gw punya organ tubuh yang bagus dan ada orang lain yang butuh, ya kenapa enggak.
Dua, gw pingin dikremasi, dan abunya dibagi dua. Ada yang disebar di laut, dan sisanya dimakamin di Tulung Agung. Disebar di laut, biar kalo teman atau sanak saudara gw kangen,mereka tinggal ke pantai :D Dan kalau ada yang bener-bener kangen dan pingin nyekar, maka mereka harus "membuang waktu" untuk pergi jauh-jauh ke Tulung Agung. Tapi ya di situ intinya. Membuang waktu, menikmati Tulung Agung, yang masih jauh dari polusi dan isu-isu politis rasis. Jadi begitu udah nyampe makam gw yang seharusnya ada di tepi sungai di lembah gunung wilis, rasanya segaaaaaar :)
Ketiga, barang-barang gw berupa baju sepatu, dikasih ke sodara-sodara gw. Kalau ada sisa, baru deh dikasih ke panti asuhan. Keempat, tulisan-tulisan gw di kompasiana dirapiin terus diterbitin indie pake duit di tabungan gw, terus dikasih gratis ke perpustakaan-perpustakaan. Hahaha. Beberapa saat yang lalu gw pingin jadi penulis, tapi karena sadar kemampuan, niat itu gw urungkan. Entar aja deh kalau gw udah ga ada. Jadi kalau tulisannya jelek, gw ga perlu malu. Hahahaha.
Kelima, apalagi yaaaaaaaa... Baru kepikiran itu aja. Ntar kalau dapet inspirasi akan gw tambahin lagi deh.
Ngomong-ngomong soal kematian, sampai sekarang gw masih belum bener-bener yakin sih.
Konsep surga dan neraka ga membuat gw takut. Soalnya gini, kalau misalnya gw masuk neraka nih, terus tubuh gw disiksa, ya gw mau apa. Kan tubuh dan jiwa ini toh pada hakikatnya pemberian yang di atas dan bukan milik gw, jadi mau digoreng, disangrai, ya terserah yang di atas. Kalau ternyata masuk surga, hmmm, ga tahu juga ya. Kata-kata "surga" itu kerap menjadi motivasi orang-orang buat berbuat 'jahat' sih.
Soal reinkarnasi, menurut gw mendekati 'masuk akal'. Kontinuitas hidup sampai seseorang menyadari 'hakikat' dan 'bersatu' dengan alam raya adalah sesuatu yang menyenangkan untuk didengar. Seolah menjelaskan bahwa neraka itu bisa jadi adalah kehidupan itu sendiri. Secara ya, kalo ktia banyak dosa, kita disuruh reinkarnasi lagi. Gw jadi inget, dulu gw sama sahabat gw, Hana, pernah ngebayangin seberapa luasnya surga dan neraka. Coba bayangin.. LUAS BANGET GA SIH? Itu mengerikan. Untunglah tuhan itu maha, jadi harusnya ga masalah. Hehehehe.
Tau lagu 'The Spirit Carries On?'. Liriknya gini: 'After we're gone, the spirit carries on'. Soal itu entahlah ya, gw ga paham juga maksud dari habis pergi the spirit akan membawa naik (terjemahan bodoh atau salah lirik saya kurang paham. Hahahaha)
Eh, ini tadi awalnya gw mau nulis apa sih? Sebelas bulan ya? Hahaha.
Iya, hari ini gw sebelas bulan dengan pacar gw tersayang hiumacan yang tidak direstui oleh orang tua gw. Tapi tahukah anda, ini adalah sebelas bulan yang paling menyenangkan yang gw alami dalam konteks hubungan asmara. Iya sih, ada berantem, ada marah, ada ngambek, ada putus nyambung, tapi gw merasa dia ini yang diciptakan Tuhan buat gw.
Hahaha, lebay. Tapi itu yang kadang gw rasain kalo bangun pagi.
Cinta itu katanya bisa buta. Menurut nyak babe gw, mungkin gw sedang terbutakan oleh cinta. Tapi ya tidak apa-apa. Butuh keseimbangan dalam hidup. Dan dia itu keseimbangan gw, karena memberikan gw kebahagiaan sekaligus permasalahan dalam hidup. Wiwit teman saya bilang gini
Great romance die hard....! :D
Eh, pacar, walaupun kamu bukan tipe kepo blog orang seperti halnya sayah, kalau kamu membaca ini artinya saat ini secara digital saya begitu menderu-deru untuk mengucapkan : selamat sebelas bulaaaaaaan yaaaaaa.. Semoga apa pun nanti yang terjadi di depan, ketika itu terjadi, kita cukup kuat dan cukup dewasa untuk bijaksana dalam memnyikapinya.. Halah...
Udah ah.. Selamat Jumat.
TGIF!
Thanks God It;s FIKRI :)

Kamis, 31 Maret 2011

Deregulasi

Deregulasi. Kata ini sedang populer di kantor gw. Kita semua menanti-nantikan deregulasi bahan bakar kendaraan. Kalau deregulasi ini benar terjadi, akan sangat berbahagialah perusahaan kerang kuning.

Terus ke mana idealisme kuliah lo git? Kok lo mendukung kapitalisme sih?

Hahaha. Gw sekarang bahkan udah ga tahu lagi mana yang salah dan mana yang bener. Tapi yang gw tahu, jumlah kendaraan di Jakarta menggila, dan banyak mobil bagus membeli bensin dengan harga miring yang sebenarnya diperuntukkan untuk orang-orang yang membutuhkan.

Hey, kalo lo pake mobil cuma buat jalan ke mall, lo berpikir bener-bener butuh bensin seharga 4500 di saat harga aslinya itu 8000an?

Tapi ya itulah. Minyak = politik. Minyak bisa jadi alasan buat sebuah negara ngebom negara lain. Ini gila. Indonesia apa mungkin juga ya suatu hari nanti diserang sama negara lain? Hidup ini memang kadang-kadang mengerikan.

Tadi gw baru dikungjung sama menejer pricing global, dan dia memberi gw suatu gambaran bagaimna nanti pasar yang ideal. Bagaimana harga bisa berubah setiap saat. Menarik karena kembali ke konsep awal ekonomi. Permintaan - Penawaran. Barter. Lo membeli karena lo pingin nuker uang lo dengan sesuatu yang ga bisa lo bikin sendiri. Dan jumlah uang yang lo kasih tentu memiliki korelasi dengan nilai tambah dari sesuatu itu. Di sini fungsi "pricing" menjadi sangat masuk akal dan menyenangkan.

Agak oot , tapi mau tahu kabar mengerikan ga? Kalo tiba-tiba uang dihapus dari muka bumi ini, banyak orang menjerit ga bisa hidup. Karena kita sudah menjadi sangat konsumtif sampai lupa gimana cara biar bisa hidup bahkan ketika di depan kita ada sebidang tanah, beberapa benih tanaman dan sungai yang mengalir. Ini mengerikan bagi gw.

Tapi yang pingin gw bilang sebenernya adalah, deregulasi bisa menjadi sesuatu yang baik. Bisa mengurangi populasi kendaraan mungkin, dan bisa memberika kemungkinan akan adanya harga yang kompetitif. Kalau mau pemerintah Indonesia mungkin bisa menilik bagaimana pemerintah Filipina memberlakukan deregulasi bahan bakar kendaraan bermotor. Dibebaskan, tapi pemerintah bisa intervensi. Misalnya ngasih harga maksimal, atau ngasih subsidi tertentu secara temporer buat produk tertentu.

Bahasa simpel dari deregulasi ini sebenernya gini sih. Mending mana? Pemerintah ngebayarin bensin orang2 bermobil harga di atas seratusjutaan atau ngasih subsidi pupuk atau program asuransi pertanian buat para petani atau ngebangun sekolah dan jalan raya di daerah terpencil?

Hahaha.. Kalo waktu kuliah gw baca tulisan macam ini, pasti gw akan menganggap si penulis ini antek-antek asing. Dunia memang bukan hitam putih.. Hahahaha...

Rabu, 30 Maret 2011

Mimpi Buruk

Gw pernah mimpi buruk.
Buruk banget.
Gw mimpi nyokap gw bilang, dia lebih memilih gw buat nikah dengan orang dengan pekerjaan baik, dengan agama Katolik, walaupun orang itu ga bisa ngerti gw dibandingkan dengan melihat gw nikah sama fikri.
Pas gw bangun, gw kepikiran terus. Kalau memang bokap nyokap gw ga bisa bahagia karena melihat gw nikah sama fikri, mungkin karena mereka malu kali ya, ya sudah. Mungkin gw emang ga bisa nikah.
Tapi di luar masalah agama, nyokap bokap gw udah benci duluan sama yang namanya fikri. Dan gw lebih memilih jalan belakang. Lebih sering bohong sama mereka buat ketemu sama fikri kalau dia lagi di Jakarta.
Gw kadang suka mikir. Ini kok gw tabah banget ngejalanin yang kayak gini. Mungkin karena keluarganya fikri open banget sama gw. Bapak ibunya ramah banget sama gw.
Bokap gw waktu marah-marah ke gw perihal fikri lebih parah lagi. "Kalau ganteng si gpp, ini jelek..".
Di titik itu, rasa hormat gw ke bokap nyokap gw hilang. Bukan, bukan kayak gini cara mendidiknya. Hal begini yang paling gw ga suka dari keluarga gw. Stigmasisasi berdasarkan penampakan luar. Cenderung ke matre terselubung.
Gw baru ngegoogling soal hukum pernikahan kawin campur juga. Di Katolik bisa dengan banyak perijinan dan dispensasi. Di islam juga ada aliran yang menyetujui kawin campur. Fikri ga begitu masalah karena dia sendiri belum memilih agama apa yang ingin dia pilih untuk dijadikan pegangan hidup.
Udah banyak peringatan melayang ke muka gw soal resiko hubungan ini. Tapi semakin ke sini gw kayak mendapat tingkat keyakinan yang semakin bertambah tentang si fikri ini. Ini sudah bulan ke sepuluh. Belum selesai-selesai juga.
Tapi balik lagi ke judul blog gw. Mimpi buruk. Iya mimpi buruk gw adalah ketika bokap nyokap gw lebih memilih gw tidak merasa enjoy demi untuk kebahagiaan dan harga diri mereka berdua. (Tapi itu kan kewajiban gw ya, Durhaka katanya kalau ga nurutin kata orang tua). Dan kalau gw misah misuh menuntut hak gw untuk berbahagia, gw ga lebih baik dari mereka.
Cara terbaik untuk sekarang : diam.
Sambil berdoa, kalau memang ada jalan, semoga jalan itu dibuka pelan-pelan. [ ]

Minggu, 13 Maret 2011

Potong Rambut

Iya, gw tahu gw harusnya nulis soal Manila. Tapi beneran kerjaan gw begitu pulang menggunung, segunung-gunungnya. Gw agak kelelahan sebenernya.

Jadi lebih baik gw bercerita sedikit bahwa gw potong rambut dengan gaya betty la dora. Babeh bilang model rambut ini kekanak-kanakan. Tapi terus kenapa?

Orang bilang potong rambut itu buang sial. Gw sih lagi tidak merasa sial. Cuma aga desperado aja ngeliat rambut panjang gw rontok parah. :( Kata temen gw yang dokter sih gw kurang makan makanan yang bergizi. Dudududu...

Oiya, gw juga mencoba untuk memasang iklan di blog gw. Dapet penawaran gitu. Mari kita coba lah bagaimana hasilnya.

Terus terus apalagi ya? Oh ini. TAHUN LALU (entah mengapa gw merasa perlu memberi capslock) gw kan membuat rangkaian cerpen tentang tokoh fiksi bernama Jek. Ada beberapa seri dan gw publikasikan di kompasiana. Rangkaiannya belum selesai. Dan gw mandeg :( Bukan cuma mandeg nulis cerita Jek sih, gw juga mandeg untuk menulis apa saja. Menulis cerpen. Menulis opini. Menulis curhat pun juga jadi kadanag-kadang. Gw takut banget deh suatu hari nanti gw bener-bener berhenti dan ga bisa nulis lagi. Ngek ngok.

Semoga dengan potong rambut, inspirasi gw kembali jaya seperti dulu deh. Hahaha.
Hepi Sunday :)

Minggu, 06 Maret 2011

Pulang Pulang

Hola!
Sekarang saya sedang berada di depan komputer dengan akses internet gratis, Mabuhay Lounge, Bandara NAIA, Manila (SUmpah ini kalimat pertama pamernya maksimum. Hahaha)

Hari terakhir di Manila sungguh tidak begitu menyenangkan. Pertama, HUJAN SEHARIAN huhuhu. Jadi acara keliling kota Manilanya tidak maksimum. Tapi jadinya menjelajah museum :D Panjang deh ceritanya, entar nulis di tulisan baru lagi.

Itu pertama. Kedua, saya salah baca tarif sewa mobilnya. Saya kira lima jam pertama 750 peso, satu jam berikutnya 250 peso. Ternyata eh ternyata, TIGA jam pertama 700 peso, satu jam berikutnya 250 peso. Akubatnya, pengeluaran tidak terduga 400 peso. Padahal saya udah bener-bener itung sedemikan rupa supaya uang yang tersisa bener-bener ngepas buat pajak bandara pas pulang besok. Jadinya, $100 yang ada di dompet yang gw sayang-sayang, yang gw jaga biar ga usah dipake, harus ditukar menjadi peso. Huhuhu.

Ketiga, ini paling tolol seantero dunia. saya numpahin air ke laptop KANTOR. STUPID MAKSIMUM!!
Poin terakhir ini bikin kepala saya sakit. Laptop segera saya matikan dan saya diamkan. Saya balik juga biar airnya semua keluar. Ergh. Kayaknya nanti begitu nyampe Jakarta, harus langsung ke Ambasador. Malam ini saya harus mengecek surat elektronik kantor soalnya.

Untung kejadian numpahin air ke laptop ini terjadi di jam-jam terakhir saya di Manila. Kalau engga, die die die deh (meniru gaya anak jaman sekarang).

Kembali ke Jakarta, kembali ke realita. Hidup yang berat, persoalan yang pelik, pesimistis pagi hari, optimisme tanggal dua puluh lima, rencana yang tinggal rencana. Hahaha. Depresif gini. Di pesawat nanti saya cuma ingin tidur dan beristirahat, lalu secepat mungkin membereskan urusan numpahin-aer-ke-leptop. Semoga ga ada apa-apa.

OK. Janji, akan ngepost foto-foto dan cerita jalan-jalan Manilanya. :D
Pulang.
Pulang!

Selasa, 01 Maret 2011

Manila

Sudah tiga malam di Manila. Ini malam ketiga. Baru aja pindah kamar, soalnya di kamar yang lama ACnya bocor.

Mulai capek, tapi excited. Fasilitasnya nyaman. Dari awal di sini, makanan selalu berlimpah. Terus tempat tidur juga segede-gede dunia. Terlalu besar untuk ditiduri sendiri. Temani saya tidur doooong. Hahaha..

Secara keseluruhan, gw suka banget sama Manila, lebih tepatnya Macaty City. Kayak Singapura tapi versi lebih vintage. Banyak orang dan sebagian besar tertib. Mallnya gede, tapi friendly. Macet tetep ada, tapi macetnya ga pake motor. Nyaman deh, gw suka kota ini.

Udah mau cerita itu aja. Sebenernya ada banyak yang bisa ditulis, tapi kegiatan tiga hari terakhir ini lumayan menguras otak. Jadi lumayan capek. Masih ada empat malam lagi, mungkin malam terakhir gw akan sekalian upload foto-foto. Hohohoho.

Semangat GITA!!!

Kamis, 24 Februari 2011

Random on Thursday 4pm

Hmmm, cuma pingin nulis kalau hari ini gw rasanya mengerti maksud lagu ini. Ini bukan lagu patah hati. Ini lagu orang pacaran. Ini lagu orang pacaran yang lupa gimana caranya pacaran. Ini lagu optimis.
Haha..
Itu tadi ketawa satir ya barusan.
Gw dengerin lagu ini terus-terusan hari ini. Ga bosen-bosen. Dewa 19 yang masih bagus. That good old times.
Besok gajian!
Semangat!
_______
Tiba saat mengerti
Jerit suara hati
Yang letih meski mencoba
Melabuhkan rasa yang ada
Mohon tinggal sejenak
Lupakanlah waktu
Temani air mataku,
Teteskan lara
Merajut asa,
Menjalin mimpi
Endapkan sepi - sepi
Cinta'kan membawamu...
Kembali disini,
Menuai rindu
Membasuh perih
Bawa serta dirimu...
Dirimu yang dulu
Mencintaiku apa adanya...
Saat dusta mengalir
Jujurkanlah hati
Genangkan bathin jiwamu
Genangkan cinta
Seperti dulu
Saat bersama
Tak ada keraguan...

Minggu, 06 Februari 2011

Cahayanya Mbah

Malam itu selesai misa 40 harian almarhum mbah kung, Raka, adik sepupu saya yang kelas satu esde disuruh ibunya -yang adalah bulik saya- untuk membacakan sebuah puisi. Puisi ini dibuat oleh bulik saya, ditujukan untuk kedua orang tuanya, yang juga adalah orang tua bapak saya, yang artinya adalah kakek nenek saya. Keduanya sudah meninggal. Nenek saya meninggal tahun 90an. Kakek saya meninggal 28 Desember lalu.

Pada saat Raka membacakan puisi, saya mengambil fotonya dari samping ruangan. Pada saat foto pertama, ada cahaya berbentuk lingkaran besar. Saya pikir itu pantulan blits. Jadi setelah itu saya ambil lagi beberapa foto dari beberapa sudut yang lain. Cahaya dalam bentuk lingkaran besar itu tidak tampak lagi.

Setelah acara selesai, saya tinjau ulang foto-foto saya itu. Sedikit merinding saya baru sadar bahwa cahaya lingkaran itu bukan berasal dari pantulan blits karena di situ tidak ada kaca sama sekali...



Lihat kan lingkaran bercahaya yang saya maksud? Terlalu terang dan terlalu aneh karena sumbernya entah dari mana. Lagipula pada saat itu, tidak ada orang yang melihat cahaya di daerah sekitar situ.

Esok paginya, saya dapat cerita dari ibu saya bahwa ketika membaca puisi, Raka sempat mendengar suara cukup keras, suara yang mirip dengan suara almarhum mbah kung saya. Suara itu bilang, "Raka, mana ibumu?". Waktu mendengar suara itu, Raka kaget, tapi karena tidak melihat sumber suaranya, dia lanjut baca terus.

Ibu juga cerita kalau sepupu saya yang lain, Febi, tiga tahun, yang tinggal di rumah mbah di Tulung Agung kadang-kadang suka membuka kamar alm mbah dan bilang " Mbah Kung.. " seolah-olah ada mbah kung di sana.. Hmm tambah merinding.

Menurut kepercayaan, selama empat puluh hari, arwah orang meninggal masih jalan-jalan, baru setelah itu naik. Makanya harus didoakan terus supaya bisa istirahat dengan tenang. Cahaya lingkaran itu menandakan sesuatu yang damai dan nyaman kan ya? Semoga penampakan cahaya itu maksudnya adalah memberi tahu bahwa arwah alm mbah senang didoakan dan sudah bisa beristirahat dengan tenang. Amin!

Kamis, 03 Februari 2011

Early Express - Lipstick Lipsing

If you miss the train i’m on
At least you know that i’m gone
And you can hear the whistle’s blown
A thousand miles away from home

If you miss the train i’m on
At least you know that i’m gone
The loco head on, the loco head on
The loco head on to the show

I will jump off my train
Dry my blood in my vein
But now we’ve found the end

I wish you
I hope you know what I do
Please carry me away
But it’s not today

I wish you
I hope you know what I do
Don’t believe what they say
Cause it’s not today
_____________

Mungkin bukan yang terbaik buat gw, tapi tebaik buat semua orang. Dan mungkin yang terbaik buat lo juga. Ga ada masa depan yang harus dipikirkan dan ga ada tuntutan atau pandangan sinis ke lo lagi kan?

Jumat, 28 Januari 2011

Pilihan

Memilih jalur ini, yang konsekuensi tanggung sendiri.
Ngerti?

Ngerti, tapi kan tetep aja susah dan lebih banyak sakit hatinya.

Lama-lama kalau begini, kebahagiaan itu seperti seolah-olah ada di harga diri.

Makanlah itu harga diri kalau begitu.

...

Tiga Puluh Tujuh

Sepuluh tahun berlalu sejak tulisan ini Dan ternyata di ulang tahun ke tiga puluh tujuh ini, gw masih meminta hal yang sama. Semoga diberi k...